VI.3 Analisa Pelaksanaan Kebijakan ADD di Kecamatan Tigapanah Kabupate Karo Tahun Anggaran 2015
Alokasi Dana Desa adalah dana yang diberikan kepada desa yang berasal dari 10 dari dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang
diterima kabupatenkota. Berdasarkan penjelasan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2015 pasal 100 menyebutkan bahwa 30 dana dari APBDes digunakan
untuk penyelenggaraan pemerintah desa dan 70 dipergunakan untuk mendanai pembangunan desa dan pemberdayaan masyrakat. Dalam pengelolaan dana
Alokasi Dana Desa Di Kecamatan Tigapanah sudah sangat baik, hal ini terbukti dengan penganggaran yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
oleh Peraturan Bupati Kabuapten Karo No. 8 Tahun 2015 tentang tata cara Pengelolaan dana Alokasi Dana Desa.
Sesuai dengan wawancara dengan pihak BPMPD Kabupaten Karo, yaitu dengan ibu Ledianita Br Tarigan, SH yang menjabat sebagai Kepala Bidang
Perencanaan Program memaparkan masalah yang sering dihadapi dalam kegiatan Alokasi Dana Desa yaitu fasilitas-fasilitas yang kurang dan kemampuan dari Tim
Pengelola dan Tim Pelaksana Kegitan dalam mengerjakan setiap syarat yang harus dipenuhi dalam pencairan dana tersebut. Dengan kemampuan dari pelaksana
yang kurang, maka akan terjadi kelambatan dalam pengerjaan administrasi dan syarat pencairan. Peraturan baru juga menjadi salah satu tantangan yang dihadapi
sehingga pemahaman dari aparatur desa masih perlu ditingkatkan. Namun, dari segi komunikasi ataupun sosialisasi dengan pemerintah kecamatan dan desa sudah
sangat baik.
Universitas Sumatera Utara
Kelambatan yang terjadi sangat menyulitkan bagi semua pihak, terkhusus bagi desa. Pencairan Tahap 1 seharusnya dilakukan dalam bulan April. Namun,
Pencairan Tahap 1 mengalami keterlambatan yaitu menjadi bulan september sehingga Tim Pelaksana Kegiatan di tingkat desa harus mengejar waktu, karena
teggang waktu yang ada haanya 3 bulan. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Seksi PPMDK Kecamatan Tigapanah. Pelambatan bukan terjadi hanya dari aparat,
namun dari fasilitas dari desa dan kecamatan sendiri.
Fasilitas di Kecamatan Tigapanah sangat memperihatinkan. Mulai dari Meja, Lemari Berkas, Komputer, sangat kurang, bahkan mesin fotocopy harus
dilakukan diluar dari kantor kecamatan. Di desa-desa di kecamatan Tigapanah sangat jarang ditemukan fasilitas yang memadai di kantor desa. Hampir semua
desa melakukan pengetikan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan komputer dilakukan diluar desa atau dapat dikatkan menggunakan jasa pengetikan
dari luar.
Organisasi dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Kecamatan Tigapanah adalah tingkat kabupaten sebagai pembina, tingkat kecamatan sebagai
pendamping, dan tingkat desa yang terdiri dari Tim Pengelola dan Tim Pelaksana Kegiatan. Dalam pelaksanaan dari mulai sosialisasi, pencairan dana Alokasi Dana
Desa, hingga ke Penyampian Laporan Pertanggungjawaban sudah baik dalam hal administrasi, tatacara pencairan, hingga pada laporan pertanggungjawaban.
Pemilihan dari Tim Pelaksana Kegiatan juga sudah sangat baik dikarenakan pemilihan dari pelaksana tersebut adalah orang yang mampu dan ahli di
bidangnya masing-masing sehingga mendukung kegiatan Alokasi Dana Desa.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksana Alokasi dari tingkat kabupaten hingga ke tingkat desa sangat mendukung jalannya Kebijakan Alokasi Dana Desa, namun yang menjadi
masalah adalah masih adanya yang malas atau lebih mementingkan kegiatan lain. Secara keseluruhan pelaksana sudah mencukupi dari segi dukungan..
Berdasarkan dari penjelasan-penjelasan dan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penghambat utama dalam kegiatan Alokasi
Dana Desa adalah fasilitas-fasilitas yang kurang. Sedikit hambatan juga dari pihak pelaksana yang masih kurang mampu dalam hal pemenuhan administrasi
sehingga terjadi pelambatan pencairan, pelaksanaan kegiatan pembagunan, hingga pada penyampaian laporan pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban
harus disampaikan pada waktu yang telah ditentukan. Jika tidak, akan dikenakan sanksi. Dalam pengelolaan di tingkat desa sudah sangat baik, maupun dari
pengelolaan dana dan pembangunan desa. Pengelolaan di tingkat desa sudah baik dikarenakan telah sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Bupati
dan juga Peraturan Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dalam penulisan skripsi ini dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijahe diwujudkan
dalam pembangunan Balai Desa LOSD yang juga adalah BUMDes yang sesuai dengan ketentuan dari Peraturan Bupati No. 8 Tahun 2015. Dari
segi komunikasi, intensitas sosialisasi musrenbangdes sangat minim sehingga berakibat kepada kehadiran masyarakat. Namun demikian,
kejelasan dalam penyampaian tentang Alokasi Dana Desa oleh kepala desa selaku komunikator sudah sangat baik kepada masyarakat yang sudah
hadir pada acara musrenbangdes. Hal ini dapat dilihat dengan terbentuknya Tim Pelaksana dan tersusunnya Usulan Rencana Kerja
URK. Untuk segi sumberdaya, pendidikan para pelaksana dapat dikatakan sudah cukup, namun yang sangat mempengaruhi jalannya
pelaksanaan Alokasi Dana Desa adalah kurangnya fasilitas-fasilitas pendukung dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Kurangnya fasilitas
dalam kantor menyebabkan para pelaksana lamban dalam penyelesaian syarat adminisratif, seperti kurangnya peralatan seperti peralatan mengetik
atau kommputer sehingga penyelesaian syarat administratif harus menggunakan jasa sewa ketik yang ada di Desa Ajijulu sehingga
cenderung lambat dikarenakan banyaknya desa yang menggunakan jasa
Universitas Sumatera Utara
pengetikan tersebut. Dengan pelambatan penyelesaian syarat administratif tersebut mengakibatkan pelambatan pencairan dana Alokasi Dana Desa.
Berdasarkan Disposisi impelementor, semua pelaksana kegiatan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijahe sangat mendukung kegiata tersebut.
Berdasarkan struktur birokrasi pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijahe sudah sangat baik dan berjalan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Bupati No. 8 Tahun 2015. Demikian juga halnya dengan koordinasi di antara para organisasi pelaksana telah dilakukan dengan baik.
2. Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijulu diwujudkan dalam
pembangunan jalan dengan sirtu. . Dari segi komunikasi, intensitas sosialisasi musrenbangdes sudah cukup baik sehingga berakibat kepada
kehadiran masyarakat yang cukup banyak. Namun dalam kejelasan dalam penyampaian tentang Alokasi Dana Desa oleh kepala desa selaku
komunikator sudah sangat baik kepada masyarakat yang sudah hadir pada acara musrenbangdes. Hal ini dapat dilihat dengan terbentuknya Tim
Pelaksana dan tersusunnya Usulan Rencana Kerja URK. Untuk segi sumberdaya, pendidikan para pelaksana dapat dikatakan masih kurang,
sehingga sangat mempengaruhi jalannya pelaksanaan Alokasi Dana Desa dan kurangnya fasilitas-fasilitas pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut. Pendidikan pelaksana yang masih kurang Kurang dan fasilitas dalam kantor menyebabkan para pelaksana lamban dalam penyelesaian
syarat adminisratif, seperti kurangnya peralatan seperti peralatan mengetik atau kommputer sehingga penyelesaian syarat administratif harus
menggunakan jasa sewa ketik sehingga cenderung lambat dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
banyaknya desa yang menggunakan jasa pengetikan tersebut. Dengan pelambatan penyelesaian syarat administratif tersebut mengakibatkan
pelambatan pencairan dana Alokasi Dana Desa. Berdasarkan Disposisi impelementor, semua pelaksana kegiatan Alokasi Dana Desa di Desa
Ajijulu sangat mendukung kegiata tersebut. Berdasarkan struktur birokrasi pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijulu sudah sangat baik dan
berjalan sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati No. 8 Tahun 2015. Demikian juga halnya dengan koordinasi di antara para organisasi
pelaksana telah dilakukan dengan baik. Pembangunan jalan dengan sirtu ini dilaksanakan karena memperhatkan skala prioritas masyarakat yang
sangat membutuhkan perbaikan jalan tersebut. 3.
Pelaksanaan Kebijakan Alokasi Dana Desa di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tahun anggaran 2015.
Dana Alokasi Dana Desa di alokasikan kepada setiap desa di kecamtan Tigapanah tidak lepas dari pendampingan dari pihak pendaming tingkat
kecamatan. Menurut dari pihak pendamping tingkat kecamatan dan pihak pembina tingkat kabupaten, yang menjadi penghambat utama dari
lambatnya pencairan dana Alokasi Dana Desa adalah kelambatan dalam melengkapi syarat administratif oleh desa. Kelambatan peengkapan
tersebut dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu: Undang-undang yang masih baru sehingga perlunya pemahaman yang baik, fasilitas yang kurang
memadai, dan masih adanya pelaksana yang kurang mampu dalam pelaksanaan kegiatan Alokasi Dana Desa. Dengan terjadinya pelambatan
pencairan, maka pelaksanaan pun akan berjalan lambat, dan jugga
Universitas Sumatera Utara
penyampaian laporan pertanggungjawaban pun akan menjadi sangat terburu-buru. Penyampaian laporan juga mempunyai batas tenggang
waktu, yaitu sampai tanggal 31 Desember 2015. Jika penyampian laporan pertanggungjawaban lewat dari tanggal yang ditentukan atau tidak
melakukan pelaporan sama sekali, maka akan dikenakan sanksi seperti pertimbangan untuk mencairkan dana Alokasi Dana Desa untuk desa yang
dikenakan sanksi. Dalam pengelolaan di tingkat desa sudah sangat baik, maupun dari pengelolaan dana dan pembangunan desa. Pengelolaan di
tingkat desa sudah baik dikarenakan telah sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Bupati dan juga Peraturan Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
VII.2 Saran
Berdasarkan analisa dan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat diberikan saran-saran yang nantinya diharapkan dapat
memperbaiki atau menyempurnakan pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo di tahun anggaran berikutnya. Saran-saran
yang dimaksud meliputi: 1.
Perlu ditetapkannya petunjuk pelaksanaan petunjuk teknis oleh pihak Kabupaten Karo untuk mengatur implementasi Kebijakan Alokasi Dana
Desa secara detail, mulai dari masa sewaktu sosialisasi musrenbangdes, batas waktu enyampaian berkas untuk pencairan, waktu pencairan dana ke
tiap desa, dan lain sebagainya. 2.
Para pelaksana kebijakan di tingkat desa harus lebih mengikut sertakan partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan Alokasi Dana Desa, karena
tujuan dasar dari pemberian dana terebut adalah adanya partisipasi masyarakat.
3. Pelengkapan fasililtas-fasilitas di tingkat kecamatan dan desa-desa sangat
dibutuhkan dikarenakan akan mampu mendukung pemerintah desa dan para pelaksana Kegiatan dalam melaksanakan dalam kegiatan Alokasi
Dana Desa.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kerangka Teori