Analisis Implementasi Kebijakan ADD di Desa Ajijulu

memberi solusi atas kesulitan yang dihadapi. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan bantuan Alokasi Dana Desa dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menganalisa dalam hal organisasi pelaksana sudahlah tepat sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2015. Untuk Pembagian Tugas juga telah dijelaskan dalam Peraturan Bupati tersebut dan telah dijalankan oleh masing-masing organisasi pelaksana kegiatan. Demikian juga hal nya dengan organisasi diantara organisasi pelaksana sudah berjalan dengan baik.

VI.2 Analisis Implementasi Kebijakan ADD di Desa Ajijulu

1. Komunikasi Dalam pencapaian hasil yang baik dalam implementasi sebuah kebijakan dipengaruhi oleh salah satu faktor yang menentukannya adalah komunikasi. Komunikasi sangat berperan penting dalam proses pelaksanaan sebuah kebijakan. Komunikasi berfungsi sebagai alat dalam penyampaian informasi dan untuk menjelaskan kebijakan tersebut sehingga proses kebijakan dapat dilaksanakan dengan baik. Musrenbangdes adalah acara yang dilaksanakan pemerintah desa dalam mensosialisasikan program Alokasi Dana Desa. Pembangunan desa ini ditetapkan pada hasil acara musrenbangdes yang telah dilakukan pada tanggal 18 Juni 2015 silam. Adapun acara musrenbangdes tersebut dihadiri oleh aparat desa, BPD, masyarakat desa, tokoh masyarakat yang secara keseluruhan berjumlah 97 orang, dimana yang menjadi topik materi yang Universitas Sumatera Utara dibahas pada rapat tersebut adalah sosialisasi Alokasi Dana DesaKelurahan ADDK tahun 2015, menetapkan tim Pengelola ADDK dan Tim Pelaksana ADDK, dan menetapkan Usulan rencana Kerja URK Acara musrenbangdes yang dilaksanakan Pemerintah Desa Ajijulu selama ini merupakan sarana yang digunakan pemerintah desa untuk melakukan sosialisasi Alokasi Dana Desa kepada masyarakat desa. Pemerintah desa mengajak masyarakat untuk menghadirimengikuti acara musrenbangdes dengan cara memberikan surat kepada pengurus gereja di wilayah desa Ajijulu dan melakukan pendekatan pemerintah kepada tiap warga yang ditemui oleh pemerintah desa baik di acara adat maupun di kedai-kedai kopi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan sekretaris Desa Ajijulu, sosialisasi Musrenbangdes di Desa Ajijulu dilakukan melalui penyebaran surat undangan ke pengurus gereja di wilayah Desa Ajijulu agar diwartakan pada jemaat yang datang beribadah dan melalui pendekatan aparat pemerintah dengan masyarakat dengan memberitakan kepada masyarakat yang dijumpai oleh aparat pemerintah desa baik itu di tengah perjalanan ataupun disaat di kedai-kedai kopi dalam jangka waktu seminggu sebelum acara musrenbangdes dilaksanakan. Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa BPD Ajijulu yang menyatakan sosialisasi acara musrenbangdes Ajijulu dilakukan dengan cara menyebarkan undangan ke tiap-tiap gereja yang ada di wilayah Desa Ajijulu untuk diumumkan kepada jemaat gereja agar meghadiri atau mengikuti acara musrenbangdes Desa Ajijulu. Universitas Sumatera Utara Pada saat acara musrenbangdes Desa Ajijulu berlangsung, kepala desa mensosialisasikan kebijakan Alokasi Dana Desa. Sosialisasi tersebut meliputi apa itu Alokasi Dana Desa, berapa besaran dana Alokasi Dana Desa yang diterima Desa Ajijulu, Tujuan diadakannya Alokasi Dana Desa, dan cara-cara pencarian serta cara penggunaan Alokasi Dana Desa. Menurut dari Sekretaris Desa dan salah seorang warga yang menghadiri acara musrenbangdes, hal-hal yang disampaikan oleh kepala desa selaku komunikator dapat dimengerti dengan baik Berdasarkan hasil deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sudah baiknya intensitas sosialisasi program Alokasi Dana Desa di Desa Ajijulu karena sosialisasi dilakukan melalui warta gereja yang diadakan sekali dalam seminggu dan melalui pendekatan pemerintah dengan masyarakat desa yang hanya dilakukan dalam jangka waktu ±2 minggu saja. Oleh karena intensitas sosialisasi dari program Alokasi Dana Desa yang dilakukan oleh pemerintah desa yang sudah baik sehingga menyebabkan banyak masyarakat desa yang hadir dalam acara musrenbangdes , hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk desa yang berjumlah 1650 jiwa, dan yang hadir dalam acara musrenbangdes adalah 97 orang. Namun dengan intensitas sosial yang baik, masih adanya salah seorang warga yang tidak tahu apa itu Alokasi Dana Desa dan kapan acara musrenbagdes dilaksanakan. Akan tetapi, untuk kejelasan informasi pesan tentang Alokasi Dana Desa pada sosialisasi pada acara musrenbangdes dari pemerintah desa menurut enulis sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan dengan terbentuknya Tim Pengelola Kegiatan dan Tim Pelaksana Kegiatan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijulu serta disepakatinya pembangunan jalan dengan sirtu sebagai daftar Usulan Rencana Kerja URK. Universitas Sumatera Utara 2. Sumber Daya Implementsai dari program Alokasi Dana Desa mungkin diteruskan dengan cermat, jelas, dan konsisten, tetapi jika pelaksana kekurangan sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan, maka implementasi ini pun cenderung tidak efektif. Dengan demikian, sumber-sumber yang diperlukan merupakan hal yang penting dalam pelaksanakan kebijakan publik Winarno, 2002:132. Dalam hal sumber daya manusia SDM sebagai pelaksana kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijulu ialah Tim Pengelola Kegiatan dan Tim Pelaksana Kegiatan. Tim Pengelola Kegiatan berfungi sebagai tim pendamping yang memberikan arahan kepada Tim Pelaksana Kegiatan dalam melaksanakan proses kebijakan setelah terpilih di acara musrenbangdes hingga pada pertanggungjawaban, sedangkan tugas dari Tim Pelaksana Kegiatan sebagaimana telah dijelaskan yakni melaksanakan kegiatan Alokasi Dana Desa yang telah disepakati bersama pada saat acara musrenbangdes hingga pada tahap penyampaian laporan pertanggungjawaban. Fasilitas kantor yang kurang sangat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan Alokasi Dana Desa, terutama dalam Hal Administratif. Apalagi dengan tidak didukungnya dengan alat perkantoran dikantor desa sebagaimana dimiliki oleh kantor desa pada umumnya, untuk keperluan administrasi dalam bentuk ketikan, maka pelaksana kegiatan menggunakan jasa pengetikan yang lokasinya berada di desa Ajijulu. Walaupun demikian, meskipun dari segi pendidikan Tim Pelaksana Kegiatan dikatakan kurang, namun kemampuan mereka mengajak masyarakat Universitas Sumatera Utara untuk berpartisipasi bergotong royong dalam pembangunan jalan dengan sirtu sangat baik, hal ini dikarenakan waktu pengumuman untuk sosialisasi Musrenbang sudah sangat baik. Dalam pengerjaan pembangunan jalan dengan sirtu, masyarakat sangat antusias dalam membantu Tim Pelaksana Kegiatan berupa tenaga, pikiran maupun bantuan lainnya. Sifat gotong royong masih sangat kental di Desa Ajijulu. Masyarakat memahami betul bahwa bantuan dana dari Pemerintah mampu untuk membantu masyarakat desa. Hal ini menumbuhkan pemikiran kepada masyarakat untuk saling topang menopang apabila ada bantuan tersebut yang dirasa saangat perlu untuk pembangunan desa. Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, penulis menganalisa bahwa pelaksanaan pembangunan dan kegiatan Alokasi Dana Desa sudah berjalan dengan baik yang oleh intensitas sosial yang dilakukan pelaksana kegiatan. Namun, pengerjaan administrasi masih berjalan lambat dikarenakan oleh fasilitas dan alat perkantoran yang kurang memadai sehingga proses kegiatan menjadi lambat. Dalam kegiatan pembangunan, Tim Pelaksana Kegiatan mampu menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk ikut aktif dalam setiap proses Alokasi Dana Desa. Hal ini dibuktikan dengan adanya bantuan yang dilakukan masyarakat baik berupa tenaga bantuan pikiran dan bantuan lainnya. Terkait dengan sumber daya modal, Desa Ajijulu menerima Dana pemberdayaan masyarakat sebesar Rp. 85.804.000,-. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dengan Peraturan Bupati Kabupaten Karo Nomor 8 Tahun 2015. Pencairan biaya Alokasi Dana Desa terbilang lambat, pelaksana Kebijakan menyatakan bahwa Tim Pengelola dan Tim Pelaksana Kegiatan merasa sangat Universitas Sumatera Utara kerepotan dalam mengerjakan kegiatan Alokasi Dana Desa. Hal ini dikarenakan oleh Peraturan Baru dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa sehingga ada perubahan yang masih tidak dimengerti sehingga perlunya dilakukan sosialisai. Waktu yang sedikit dan terbatas ini juga mengakibatkan pelaksana kerepotan dalam hal pengisian dan penyusunan laporan pertanggungjawaban seluruh anggaran bantuan Alokasi Dana Desa ke pihak Kabupaten. Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, penulis menganalisa pencairan dana Alokasi Dana Desa yang diterima Desa Ajijulu memang betul sangat merepotkan Tim Pelaksana Kegiatan dalam mengerjakan pembangunan penimbunan Tanah Balai Desa hingga pada penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan Alokasi Dana Desa secara menyeluruh ke pihak Kabupaten. Pencarian biaya Alokasi Dana Desa Tahap 1 yang diterima oleh desa Ajijulu Pada Bulan September memang betul sangat merepotkan Tim Pelaksana Kegiatan dalam mengerjakan pembangunan jalan dengan sirtu hingga pada penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan Alokasi Dana Desa secara menyeluruh. Waktu yang dimiliki oleh Tim Pelaksana Kegiatan dalam mengerjakan program Alokasi Dana Desa hanya tiga bulan sampai ke bulan desember. tiga bulan adalah waktu yang sangat sedikit dikarenakan bukan hanya kegiatan Alokasi Dana Desa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Ajijulu, namun ada kegiatan pembangunan lainnya yaitu program Dana Desa DD dari pemerintah Pusat, sehingga pemerintah desa seharusnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Universitas Sumatera Utara Tanggal 31 Desember merupakan batas akhir dari penyampaian laporan pertanggungjawaban ke pihak kabupaten melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa BPMPD Kabupaten Karo. Apabila desa tidak menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten hingga tanggal yang telah ditentukan, maka desa yang bersangkutan akan diberikan peringatan berupa bahan pertimbangan untuk mendapatkan dana bantuan Alokasi Dana Desa tahun anggaran selanjutnya. Inilah yang menjadi kesan pemaksaan dari pemerintah kabupaten kepada pelaksana kebijakan di tingkat desa. Pelaksana di tingkat desa mau tidak mau harus melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan Alokasi Dana Desa dalam jangka waktu yang sudah ditentukan oleh pemerintah Kabupaten. Dari Penggunaan APBDes Desa Ajijahe, dapat dilihat bahwa jumlah dari keseluruhan dari pendapatan desa adalah Rp. 442.547.521, Penggunaan untuk untuk Bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat adalah Rp. 309.868.000, dan untuk Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa dan Gaji serta tunjangan pemerintah desa adalah Rp. 132.679.521. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah diatas, penggunaan dalam APBDes sudah sangat baik dikarenakan sudah sesuainya dengan perhitungan dan ketentuan dari Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2015. Dalam proses pengerjaan kebijakan Alokasi Dana Desa dari awal sosialisasi hingga pada penyampaian laporan Pertanggungjawaban ke pihak Kabupaten, tidak terlepas dari dukungan dari fasilitas-fasilitas yang mendukung, baik meliputi kendaraan dinas kepala desa, kantor Desa Ajijulu, Balai Desa, Universitas Sumatera Utara Peralatan Kantor Desa, dan tentunya sumbangsih bantuan masyarakatnya baik secara langsung dan tidak langsung. Dengan adanya bantuan fasilitas-fasilitas yang mendukung, para Pelaksana Kegiatan merasa sangat terbantu dalam melakukan Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijulu. 3. Disposisi Kecenderungan-kecenderungan Para implementor atau para pelaksana kegiatan Alokasi Dana Desa adalah faktor penting dalam kegiatan Alokasi Dana Desa, sehingga sikap dan kecenderungan dari pelaksana merupakan hal yang harus diperhatikan dalam implementasi kegiatan Alokasi Dana Desa. Sebaiknya, dalam memilih Pelaksana kegiatan Alokasi Dana Desa seharusnya dipilih orang yang mendukung penuh kegiatan Alokasi Dana Desa sehingga tidak ada hambatan-hambatan yang datang dari dalam diri pelaksana itu sendiri. Dengan adanya kecenderungan yang mendukunng dari pelaksana, maka kegiatan Alokasi Dana Desa juga akan berjaln dengan lancar. Menurut informasi yang diterima dari sekretaris desa bahwa setiap implementor dalam kegiatan Alokasi Dana Desa tidak ada yang tampak menolak kebijakan tersebut, namun sebaliknya masyarakat dan pelaksana sangat senang dan mendukung dalam program kebijakan Alokasi Dana Desa karena program tersebut dinilai sangat membantu dalam membangun dan menjalankan pemerintah desa. Hal senada juga disampaikan oleh ketua BPD Desa Ajijulu bahwa para pelaksana maupun itu Tim Pengelola dan Tim Pelaksana Kegiatan terlihat bahwa mereka tidak menunjukkan sikap yang menolak program Alokasi Dana Desa. Universitas Sumatera Utara Dari Hasil wawancara diatas membuktikan bahwa para pelaksana memiliki kecenderungan yang baik dalam kegiatan Alokasi Dana Desa. Kecenderungan positif dalam kegiatan tersebut tentunya sangat mempengaruhi jalannya kegiatan, yaitu mempermudah jalannya kegiatan. Hal tersebut dikarenakan bahwa cara pandang implementor tentang Bantuan dan tersebut sangat dibutuhkan oleh desa. Dengan cara pandang dari imlementor yang baik, maka kecenderungan- kecenderungan yang keluar dari implementor akan sangat membantu dalam jalannya kegiatan Alokasi Dana Desa di Desa Ajijulu. 4. Struktur Birokrasi Birokrasi menunjuk pada suatu organisasi yang dimaksud untuk mengerahkan tenaga dengan teratur untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan, struktur organisasi turut mendukung dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam mencapai kebijakan yang ada. Organisasi pelaksana kebijakan Alokasi Dana Desa ialah Tim Pengelola dan Tim Pelaksana Kegiatan. Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan dibentuk saat acara Musrenbangdes di Desa Ajijulu. Tim Pelaksana Kegiatan dipilih secara bersamaan oleh aparat desa dan masyarakat yang menghadiri acara Musrenbangdes dari unsur aparat desa. Unsur tokoh masyarakat, Tim Penggerak PKK, dan Anggota Karang Taruna. Beda halnya dengan Tim Pengelola Kegiatan. Tim Pengelola Kegiatan sudah ditentukan oleh pihak kabupaten. Tim Pengelola Kegiatan terdiri dari Kepala Desa, Universitas Sumatera Utara Penanggungjawab Administrasi Kegiatan yaitu bendahara, dan Penanggungjawab Operasional Kegiatan adalah Sekretaris Desa. Kedua organisasi ini merupakan pelaksana dan bertanggungjawab atas pelaksanaan Alokasi Dana Desa. Tim Pengelola kegiatan bertanggungjawab terhadapa seluruh pennggunaan dana Alokasi Dana Desa, sedangkan Tim Pelaksana Kegiatan bertugas menyusun Usulan Rencana Kerja URK, Rencana Agggarran Biaya RAB, melaporkan perkembangan kegiatan kepada Tim Pengelola. Dalam pelaksanaan kegiatan Alokasi Dana Desa, kedua organisasi tersebut melakukan koordinasi. Apabila Tim Pelaksana mengalami kesulitan dalam mengerjkan sesuatu hal, maka Tim Pengelola menjadi pendamping yang memberi solusi atas kesulitan yang dihadapi. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan bantuan Alokasi Dana Desa dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menganalisa dalam hal organisasi pelaksana sudahlah tepat sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2015. Untuk Pembagian Tugas juga telah dijelaskan dalam Peraturan Bupati tersebut dan telah dijalankan oleh masing-masing organisasi pelaksana kegiatan. Demikian juga hal nya dengan organisasi diantara organisasi pelaksana sudah berjalan dengan baik. Universitas Sumatera Utara

VI.3 Analisa Pelaksanaan Kebijakan ADD di Kecamatan Tigapanah Kabupate Karo Tahun Anggaran 2015