3. Teori Bruner
Teori tentang belajar dinyatakan oleh Bruner dalam Arends, 2007 : 46. Belajar adalah menyangkut tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan.
yakni : a memperoleh informasi baru, b tranformasi pengetahuan, c menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan, pembelajaran ini disebut penemuan
discovery learning
Jadi siswa akan memperoleh pengetahuannya sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif, dengan sendirinya memberikan hasil
yang paling baik . Pendapat Bruner tentang belajar sangat sesuai dengan salah satu keunggulan pembelajaran berbasis masalah yaitu siswa akan memperoleh
pengetahuan yang bermakna. Dalam belajar siswa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, bila masalah itu telah
dipisahkan, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Dalam pembelajaran berbasis masalah ini siswa melakukan tugas berupa proyek-proyek
biologi ataupun berupa resitasi masalah biologi maka siswa akan melakukan pembelajaran secara penemuan . Siswa mengolah apa yang diketahuinya itu
kepada satu corak dalam keadaan baru. Sesuai dengan teori Bruner, bahwa belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan
hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Maka dalam pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini, siswa SMA akan mengalami
mencari masalah melalui penyelidikan dan penemuan serta cara pemecahannya dibutuhkan adanya aktivitas, pemeliharaan dan pengarahan. Artinya bahwa
kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dengan perkataan lain, anak
dibimbing dalam memahami sesuatu dari yang paling khusus deduktif menuju yang paling kompleks induktif, bukannya konsep yang lebih dahulu diajarkan,
akan tetapi contoh-contoh kongkrit dari kejujuran itu sendiri. Dengan pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan pengetahuan yang
diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan
berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah. Dengan mempertimbangkan kelebihan
pembelajaran berbasis masalah maka perlu menerapkan pembelajaran ini untuk mengatasi masalah kelemahan pembelajaran biologi di SMA Negeri 3 Klaten
4.Teori John Dewey Pembelajaran berbasis masalah memiliki akar intelektual dalam hasil
karya John Dewey. Beliau menghasilkan karya
Democra cy and Education
1916 yang didalamnya mendeskripsikan pandangan tentang pendidikan dengan sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas yang menjadi
laboratorium untuk penyelidikan dan mengatasi masalah kehidupan nyata. Paedagogi John Dewey mendorong guru untuk melibatkan siswa di berbagai
proyek berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki berbagai masalah sosial dan intelektual penting . John Dewey dalam Arends, 2007 : 46
mengatakan bahwa pembelajaran di sekolah seharusnya memiliki maksud yang jelas
Purposeful
yang mendorong siswa untuk mengadakan penyelidikan dengan kelompok-kelompok kecil sesuai minat mereka. Dalam penelitian ini
pembelajaran dilakukan dengan metode proyek, siswa melaksanakan proyek
secara berkelompok tiga orang dan melakukan penyelidikan sesuai minat mereka. Misalnya pada pembelajaran materi biologi
plantae
, akan dipelajari tentang tanaman paku-pakuan Pterydophyta, maka guru memulai pelajaran
dengan memberikan beberapa masalah yang berhubungan dengan tanaman paku- pakuan, misalnya apakah tanaman paku-pakuan dapat hidup di sembarang
tempat ?. Siswa dapat memilih salah satu atau lebih masalah, kemudian bersama kelompoknya mulai mengadakan penyelidikan di tempat-tempat yang sesuai
minat mereka. Penyelidikan tanaman paku-pakuan dapat dilakukan di kebun sekolah, sawah, halaman rumah siswa, perpustakaan, laboratorium biologi yang
disesuaikan dengan masalah yang telah di pilih.
2. Pengajaran berbasis masalah