c. Hubungan antara konsep diri dan pengalaman diri
Pembahasan tentang hubungan
antara konsep diri dengan
pengalaman, Fitts 1971 dalam Hendriati, 2006:139.menyatakan : Konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
pengalaman , terutama pengalaman interpersonal yang memunculkan perasaan positip dan perasaan berharga.. Kompetensi dalam area yang
dihargai oleh individu dan orang lain; Aktualisasi diri dan implementasi dari potensi pribadi yang sebenarnya . Selain hal itu konsep diri berpengaruh kuat
terhadap tingkah laku seseorang. Dari pendapat Fitts di atas, dapat disimpulkan bahwa bila guru mengajarkan sesuatu materi kepada siswa,
sebaiknya guru mengenali konsep diri siswa tersebut. Dengan mengetahui konsep diri seseorang siswa guru dapat meramalkan dan memahami tingkah
laku individu siswa berkaitan dengan gagasan-gagasan tentang dirinya. Bila seorang siswa mempersepsikan dirinya sebagai orang yang inferior memiliki
suatu kekurangan dibandingkan orang lain, walaupun hal itu belum tentu benar biasanya tingkah laku yang ditampilkan akan berhubungan dengan
kekurangan yang menjadi persepsinya secara subyektif tersebut. Oleh karena hal tersebut dapat dipersiapkan tindakan skenario pembelajaran yang
sesuai dengan siswa tersebut.
d. Proses Terbentuk Konsep Diri
Konsep diri terbentuk dalam. waktu yang relatif lama, dari pembentukan ini tidak bisa diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari
seorang dapat mengubah konsep diri. Menurut Sobur 2003 : 510, apabila
tipe reaksi seperti ini sangat penting terjadi, atau jika reaksi ini muncul karena orang lain yang memiliki arti yaitu orang-orang yang kita nilai
umpamanya orang tua, teman, dan lain-lain- reaksi ini mungkin berpengaruh terhadap konsep diri
Sebetulnya, konsep diri itu terbentuk berdasarkan persepsi seseorang tentang sikap orang lain terhadap dirinya. Pada seorang anak, ia mulai belajar
berpikir dan merasakan,dirinya seperti apa yang telah ditentukan oleh orang lain dalam lingkungannya; misalnya, orang tuanya, gurunya, atau teman
temannya, sehingga apabila seorang guru, mengatakan secara terus menerus pada seorang muridnya bahwa ia kurang mampu, lama kelamaan anak akan
mempunyai konsep diri semacam itu. Pada dasarnya, pengembangan konsep diri merupakan proses yang relatif pasif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa karena pengembangan konsep diri merupakan proses yang relatif pasif dan konsep diri bukan
merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan merupakan cerminan dari cara yang dilakukan oleh orang lain
orang tuanya, guru, teman-teman dan lingkungannya dimana siswa tumbuh, maka dasar konsep diri individu harus ditanamkan sejak dini masa kehidupan
anak dan masa berikutnya misalnya pada saat pembelajaran di sekolah dengan memberi contoh yang disajikan adalah hal yang baik karena akan menjadi
dasar akan memepengaruhi tingkah lakunya di kemudian hari.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri