11 e. Sistem pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah
atau oleh Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI. f. Apabila perusahaan penerbit obligasi melakukan kelalaian atau melanggar
syarat perjanjian, wajib dilakukan pengembalian dana investor dan harus dibuat surat pengakuan utang.
g. Apabila emiten berbuat kelalaian atau cedera janji maka pihak investor dapat menarik dananya.
h. Hak kepemilikan obligasi syariah mudharabah dapat dipindah tangan kepada pihak lain sesuai kesepakatan akad perjanjian.
2.1.1.3 Dasar Hukum Obligasi Syariah
Instrumen-instrumen syariah yang dikeluarkan oleh suatu badan usaha atau lembaga keuangan selalu diawali dengan adanya Fatwa dari Dewan Syariah
Nasional DSN yang menjadi dasar hukum bagi keabsahan produk. Hanya saja yang kemudian menjadi pertanyaan adalah apakah fatwa DSN tersebut dapat
dijadikan sebagai sebuah dasar hukum yang mengikat, mengingat fatwa DSN tidak termasuk dalam Tata Urutan Perundang-undangan Republik Indonesia
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Dalam Pasal 7 ayat 1 Undang-
Undang No. 10 Tahun 2004 ditegaskan bahwa jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
12 a.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b.
Undang-UndangPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; c.
Peraturan Pemerintah d.
Peraturan Presiden e.
Peraturan Daerah Terdapat 4 fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional
– Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI yang berhubungan dengan obligasi syariah
sejak tahun 2001, yang meliputi antara lain: a.
Fatwa DSN MUI No. 32DSN-MUIIX2002, tentang Obligasi Syariah Ketentuan Umum:
- Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga;
- Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah;
- Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah
yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasilmarginfee serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo. Ketentuan Khusus:
- Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain:
a. Mudharabah Muqaradhah Qiradh
b. Musyarakah
Universitas Sumatera Utara
13 c.
Murabahah d.
Salam e.
Istishna f.
Ijarah; -
Jenis usaha yang dilakukan Emiten Mudharib tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor
20DSN-MUIIV2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah;
- Pendapatan hasil investasi yang dibagikan Emiten Mudharib kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Shahibul Mal harus bersih dari unsur non halal;
- Pendapatan hasil yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai akad
yang digunakan; -
Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan.
b. Fatwa DSN MUI No. 33DSN-MUIIX2002, tentang Obligasi Syariah
Mudharabah. Ketentuan Umum:
- Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
Obligasi Syariah berupa bagi hasilmarginfee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
14 -
Obligasi Syariah Mudharabah adalah Obligasi Syariah yang berdasarkan akad Mudharabah dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional
MUI No. 7DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah. -
Emiten dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah Mudharib sedangkan pemegang Obligasi Syariah Mudharabah adalah Shahibul Mal.
Ketentuan Khusus: -
Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah akad Mudharabah;
- Jenis usaha yang dilakukan Emiten Mudharib tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20DSN-MUIIV2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa
Dana Syariah; -
Pendapatan hasil investasi yang dibagikan Emiten Mudharib kepada pemegang Obligasi Syariah Mudha-rabah Shahibul Mal harus bersih dari
unsur non halal; -
Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah ditentukan sesuai kesepakatan, sebelum emisi penerbitan Obligasi Syariah Mudharabah;
- Pembagian pendapatan hasil dapat dilakukan secara periodik sesuai
kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan secara keseluruhan;
- Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim
Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah Mudharabah dimulai;
Universitas Sumatera Utara
15 -
Apabila Emiten Mudharib lalai danatau melanggar syarat perjanjian danatau melampaui batas, Mudharib berkewajiban menjamin pengembalian dana
Mudharabah, dan Shahibul Mal dapat meminta Mudharib untuk membuat surat pengakuan hutang;
- Apabila Emiten Mudharib diketahui lalai danatau melanggar syarat
perjanjian danatau melampaui batas kepada pihak lain, pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Shahibul Mal dapat menarik dana Obligasi Syariah
Mudharabah; -
Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama disepakati dalam akad.
c. Fatwa DSN MUI No. 41DSN-MUIIII2004, tentang Obligasi Syariah Ijarah.
Ketentuan Umum: -
Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada pemegang obligasi
syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasilmarjinfee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. -
Obligasi Syariah Ijarah adalah Obligasi Syariah berdasarkan akad Ijarah dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No.
09DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Ijarah. -
Pemegang Obligasi Syariah Ijarah OSI dapat bertindak sebagai Must a‟jir
penyewa dan dapat pula bertindak sebagai Mu‟jir pemberi sewa.
Universitas Sumatera Utara
16 -
Emiten dalam kedudukannya sebagai wakil Pemegang OSI dapat menyewa ataupun menyewakan kepada pihak lain dan dapat pula bertindak sebagai
penyewa. Ketentuan Khusus:
- Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Ijarah adalah Ijarah dengan
memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI nomor 9DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Ijarah, terutama mengenai rukun dan syarat akad.
- Obyek Ijarah harus berupa manfaat yang dibolehkan.
- Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan syariah
dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI nomor 20DSN- MUIIX2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana
Syariah dan nomor 40DSN-MUIX2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
- Emiten dalam kedudukannya sebagai penerbit obligasi dapat mengeluarkan
OSI baik untuk asset yang telah ada maupun asset yang akan diadakan untuk disewakan.
- Pemegang OSI sebagai pemilik aset a‟yan atau manfaat manafi‟ dalam
menyewakan ijarah asset atau manfaat yang menjadi haknya kepada pihak lain dilakukan melalui Emiten sebagai wakil.
- Emiten yang bertindak sebagai wakil dari Pemegang OSI dapat menyewa untuk
dirinya sendiri atau menyewakan kepada pihak lain. -
Dalam hal Emiten bertindak sebagai penyewa untuk dirinya sendiri, maka Emiten wajib membayar sewa dalam jumlah dan waktu yang disepakati sebagai
Universitas Sumatera Utara
17 imbalan „iwadh ma‟lum sebagaimana jika penyewaan dilakukan kepada pihak
lain. -
Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses
emisi Obligasi Syariah Ijarah dimulai. -
Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama disepakati dalam akad.
d. Fatwa DSN MUI No. 59DSN-MUIV2007, tentang Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi. Ketentuan Umum:
- Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada investor pemegang obligasi yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
investor berupa bagi hasilmarjinfee serta membayar kembali dana investasi pada saat jatuh tempo.
- Obligasi Syariah Mudharabah Konversi Convertible Mudaraba Bond adalah
obligasi syariah yang diterbitkan oleh Emiten berdasarkan prinsip Mudharabah dalam rangka menambah kebutuhan modal kerja, dengan opsi investor dapat
mengkonversi obligasi menjadi saham Emiten pada saat jatuh tempo maturity.
- Saham Syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan yang diterbitkan oleh Emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Universitas Sumatera Utara
18 Ketentuan Akad:
- Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Mudharabah Konversi adalah
akad mudharabah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 7DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Mudharabah, Fatwa DSN-MUI
Nomor 32DSN-MUIIX2002 tentang Obligasi Syariah, Fatwa DSN-MUI Nomor 33DSN-MUIIX2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah.
- Emiten dalam Obligasi Syariah Mudharabah Konversi bertindak sebagai
Mudharib, sedangkan Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi bertindak sebagai Shahibul Mal. Dalam hal pemegang obligasi syariah konversi
menggunakan haknya untuk mengonversi obligasi tersebut menjadi saham emiten, akad yang digunakan adalah akad Musyarakah, dimana Pemegang
Obligasi Syariah Mudharabah Konversi bertindak sebagai pemegang saham Hamil al-sahm.
Ketentuan Khusus: -
Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20DSN-
MUIIX2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah dan Nomor 40DSN-MUIX2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. -
Pendapatan hasil investasi yang dibagikan oleh Emiten Mudharib kepada Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi Shahibul Mal harus bersih
dari unsur non-halal.
Universitas Sumatera Utara
19 -
Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah Konversi antara Emiten Mudharib dengan Pemegang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi
Shahibul Mal ditentukan sesuai dengan kesepakatan, sebelum emisi penerbitan Obligasi Syariah Mudharabah Konversi.
- Pembagian pendapatan hasil dapat dilakukan secara periodik sesuai
kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan secara keseluruhan.
- Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim
Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah Mudharabah Konversi dimulai.
- Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah Konversi dapat dialihkan kepada
pihak lain selama disepakati dalam akad. -
Dalam hal investor melaksanakan opsi untuk mengonversi obligasi menjadi saham emiten, penentuan harga dilakukan pada saat jatuh tempo maturity dan
sesuai dengan harga pasar saham saat itu atau harga yang disepakati.
2.1.1.4 Jenis Obligasi Syariah