Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu

13

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap abnormal return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan tambahan mengenai pasar modal terutama mengenai right issue. 2 Bagi perusahaanemiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang mungkin berguna bagi pihak perusahaan sebelum mengeluarkan suatu kebijakan terutama mengenai right issue. 14 3 Bagi investor maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu masukan atau pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar modal berdasarkan right issue. 4 Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi untuk melaksanakan penelitian yang sama di masa mendatang. 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual- belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan financial market. Dalam financial market, semua bentuk hutang dan modal sendiri diperdagangkan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang bisa dinegosiasikan ataupun yang tidak dapat dinegosiasikan Husnan, 2005:3. Sementara itu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasal 1 angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Sesuai dengan rumusan pengertian tersebut, Undang-Undang Pasar Modal tidak mendefinisikan tentang pasar modal secara menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar modal Situmorang, 2008:3. Pasar modal capital market adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang 16 yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdagangkan biasanya obligasi bond sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa common stock dan saham preferen preferred stock. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi dimana surat berharga efek- efek diperdagangkan, yang kemudian disebut bursa efek stock exchange Martono, 2008:359. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan, yaitu surat berharga yang berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran dan produk turunan atau biasa disebut derivative yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.

2.1.2 Signaling Theory

Signaling Theory atau Teori Isyarat menurut Brigham dan Houston 2001:39 adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung menjual sahamnya, yang berarti mencari investor 17 baru untuk berbagi kerugian. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah. Menurut Hartono 2009 di dalam Pratama dan Sudhiarta, 2009:248 signaling theory dianggap positif jika manajer perusahaan menyampaikan perspektif masa depan perusahaan yang baik ke publik. Adapun alasan yang mendukung sinyal ini adalah perusahaan yang melakukan pengumuman yang mempunyai kinerja yang baik. Sinyal dianggap valid dan dapat dipercaya oleh pasar apabila perusahaan benar-benar mempunyai kondisi sesuai yang disinyalkan yang mendapat reaksi positif. Dengan kata lain, teori ini mengasumsikan bahwa manajer memiliki informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar, dan manajer adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkan. Kelebihan manajer daripada pihak luar investor yaitu informasi yang lengkap dan akurat yang dimiliki oleh manajer mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Asimetri informasi akan terjadi jika manajer tidak secara penuh menyampaikan seluruh informasi yang diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar modal. Jika manajer menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka investor akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal, baik berupa sinyal positif good news atau berupa sinyal negatif bad news. Respon ini akan berpengaruh pada harga saham yang akhirnya akan mempengaruhi return abnormal return dan 18 volume perdagangan saham perusahaan tersebut. Pengumuman right issue akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal adanya informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajer yang akan mempengaruhi nilai saham suatu perusahaan dan aktivitas perdagangan sahamnya Brigham dan Gapenski, 2006:438

2.1.3 Teori Struktur Modal

Teori struktur modal menjelaskan hubungan antara tersedianya sumber- sumber dana dan biaya modal yang berlainan, dalam hal ini apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan dan biaya modal. Dalam teori ini, diasumsikan bahwa walaupun suatu perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, masih terjadi ketidakjelasan apakah hal itu dapat menjelaskan pengaruh negatif terhadap harga saham yang dihubungkan dengan penerbitan saham baru. Alasannya adalah penambahan saham baru seharusnya selalu mewakili ke arah perkembangan struktur modal yang optimal atau lebih baik dan bukan sebaliknya. Sebagai hasilnya, pengaruh penambahan saham baru seharusnya memberikan dampak positif terhadap harga saham Budiarto dan Baridwan, 1999 di dalam Panjaitan, 2013. Tujuan utama penentuan struktur modal adalah memaksimalkan pendapatan setelah pajak yang tersedia bagi pemilik modal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham Brigham et all, 2005:602. Risiko yang sama besarnya dengan tingkat pengembalian oleh perusahaan menunjukan keadaan struktur modal yang optimal. 19

2.1.4 Right Issue

2.1.4.1 Pengertian Right Issue

Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu HMETD merupakan salah satu upaya emiten untuk mendapatkan tambahan modal dengan mengeluarkan saham baru yang ditawarkan kepada pemegang saham lama. Right issue memberi hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru. Perusahaan mengeluarkan right issue di samping untuk menghemat biaya emisi, juga dimaksudkan untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan dengan harapan akan meningkatkan likuiditas saham Harianto, 1998 di dalam Mulatsih, 2009:648 Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan saham terlebih dahulu yang diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut antara lain dapat digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat struktur permodalan suatu perusahaan. Investor tidak harus menggunakan hak tersebut, investor dapat menjual haknya kepada pihak lain. Dengan demikian terjadilah perdagangan right Halim, 2005:100. Menurut Anoraga 2006:72, right sertifikat bukti right merupakan salah satu jenis opsi yang merupakan derivatif turunan dari efek yang sebenarnya dan mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefinisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga yang telah ditentukan. Hak dalam right sering disebut preemptive right, yaitu suatu hak 20 untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru. Hak preemptive preemptive right merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun bila tidak mengambil hak tersebut. Hak preemptive memberikan prioritas kepada pemegang saham yang lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga kepemilikannya tidak berubah atau bahkan bisa lebih besar dari sebelumnya Jogiyanto, 2010:74. Tujuan dari right issue, diantaranya menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:134 menyatakan bahwa right issue diterbitkan dengan tujuan untuk memperoleh dana tambahan dari pemodal untuk kepentingan ekspansi dan restrukturisasi. Menurut Yakobus dan Ediningsih 2009 di dalam Pratama dan Sudhiarta, 2014:247 manfaat right issue antara lain membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana melalui emisi saham baru yang berarti menambah modal sendiri tetapi tidak menimbulkan kekhawatiran atas masuknya pemilik baru. Selain itu Menurut Husnan 2005:431, tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah, yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten. 21 Beberapa hal penting yang berkaitan dengan Right issue menurut Alwi, 2003:124 antara lain : a. Cum date adalah tanggal berakhir seorang investor dapat meregistrasikan sahamnya untuk mendapatkan hak corporate action. Bila seseorang membeli saham pada periode cum-rights, maka ia akan memperoleh saham yang masih memiliki hak atas bukti rights yang akan segera didistribusikan. b. Ex date adalah tanggal saat investor sudah tidak mempunyai hak lagi atas suatu corporate action. Apabila melakukan pembelian saham pada periode ex right maka akan memperoleh saham yang tidak lagi berhak atas rights. c. DPS date adalah tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas suatu corporate action diumumkan. d. Tanggal pelaksanaan dan akhir rights adalah tanggal periode rights bersangkutan dicatatkan di bursa dan kapan berakhir. e. Allotment date adalah tanggal menentukan jatah investor yang mendapatkan rights dan berapa besar tambahan saham baru akibat rights issue. f. Listing date adalah tanggal penambahan saham akibat rights bersangkutan didaftarkan di bursa efek g. Harga pelaksanaan adalah harga pelaksanaan yang harus dibayar investor untuk mengkonversikan haknya ke dalam bentuk saham. Umumnya harga pelaksanaan rights dibawah harga saham yang berlaku. Hal ini dimungkinkan sebagai suatu daya tarik agar investor mau membelinya. Rights itu sendiri mempunyai harga di pasar, harga terbentuk dari penawaran dan permintaan yang terjadi. 22

2.1.4.2 Analisis Right Issue

Pengeluaran saham baru melalui right issue akan meningkatkan modal disetor, meningkatkan ekuitas, dan menambah jumlah saham beredar tetapi harga pelaksanaan atau strike price atau exercise price selalu lebih rendah daripada harga pasar saat penerbitan right issue. Namun right issue tidak selalu menurunkan indeks harga saham tersebut, kadang-kadang indeks juga dapat naik tergantung reaksi pasar apakah bersifat positif atau negatif Samsul, 2006:187. Menurut Samsul 2006:189, harga teoritis bukti right dapat diperoleh dari selisih antara harga pasar teoritis setelah right issue dengan strike price. Harga saham di pasar boleh jadi sama dengan harga teoritisnya. Sedangkan strike price atau exercise price adalah harga pelaksanaan dari saham tersebut. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai teoritis right pada kondisi yang berbeda, yakni kondisi satu untuk saham tanpa right dan kondisi dua dengan right. Harus dibedakan harga right-on price dengan ex-right price. Right-on price adalah harga saham ketika pembeli saham baru si pemegang saham lama mempunyai right sebelum right jatuh tempo atau right belum kadaluarsa, ex-right price adalah harga saham manakala pembeli saham tidak mempunyai right karena right sudah kadaluarsa Siahaan, 2008:125. Pada penelitian ini, nilai right issue diproksikan terhadap harga teoritis hasil right issue. Harga teoritis merupakan harga yang terbentuk dari penyesuaian harga saham lama dengan saham baru setelah terjadinya right issue berdasarkan rasio yang ditentukan. Apabila harga saham dipasar sama dengan harga teoritisnya maka pemegang saham lama tidak menderita kerugian. Apabila harga 23 saham dipasar diatas harga teoritis maka pemegang saham lama akan memperoleh keuntungan dan apabila harga saham dipasar dibawah harga teoritisnya maka pemegang saham lama akan menderita kerugian Samsul, 2006:188-189.

2.1.4.3 Alasan dilakukannya Right Issue

Menurut Husnan 2005:431 alasan perusahaan menerbitkan right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan meningkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal kerja dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten. Menurut Martono 2008:371 ada dua tujuan diadakannya right, yaitu: 1. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan. 2. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.

2.1.4.4 Dampak dilakukannya Right Issue

Adanya right issue menyebabkan jumlah saham yang beredar menjadi bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan mempengaruhi komposisi kepemilikan pemegang saham lama apabila pemegang saham lama tersebut tidak 24 melakukan haknya untuk membeli saham baru dengan right yang dimilikinya. Investor tersebut akan mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan saham Darmadji dan Fakhruddin, 2006:135. Bertambahnya jumlah saham yang beredar berakibat kepada menurunnya jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh pemegang saham lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen per lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif kepada minat investor sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun. Situmorang 2008:154 menyatakan bahwa harga saham perusahaan setelah right secara teoritis akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena harga exercise harga pelaksana emisi right selalu lebih rendah dari harga pasar. Jadi kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham yang beredar.

2.1.5 Saham

Saham stock atau share adalah surat berharga yang paling populer di antara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbatas Darmadji dan Fakhruddin, 2006:6. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan dana yang ditanamkan investor di perusahaan tersebut. Pada umumnya, saham yang dikenal sehari-hari 25 merupakan saham biasa common stock. Common stock merupakan salah satu efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal Anoraga, 2006:58 Ekspektasi atau motivasi setiap investor dalam menanamkan modalnya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Imbalan tunai kepada pemilik saham biasanya diberikan dalam 2 dua yaitu: dividen tunai dan keuntungan atau kerugian modal capital gain Brealey et al, 2008:166. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang biasanya dibagikan kepada pemegang saham satu tahun sekali. Bentuk dari dividen itu sendiri dapat berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham yang berpengaruh terhadap proporsi kepemilikan Darmadji dan Fakhruddin, 2006:12. Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungannya didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham tersebut Anoraga, 2006:60. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:13-14, ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu: 1. Tidak Mendapat Dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. 26 2. Capital Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss. Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu : 1. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. 2. Saham Dikeluarkan dari Bursa Delisting Risiko lain yang dihadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Saham perusahaan di- delist dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai peraturan pencatatan efek di bursa. 27 3. Saham Diberhentikan Sementara Suspensi Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika: suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham diperdagangkan kembali seperti semula.

2.1.6 Return

Return merupakan hasil yang diperoleh investor dari investasinya. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan expected return untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Dengan menggunakan market adjusted model, maka tidak perlu menggunakan periode 28 estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar Jogiyanto, 2010:109.

2.1.7 Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara actual return dengan expected return. Actual return adalah keuntungan return yang sesungguhnya terjadi dan expected return adalah keuntungan return yang diharapkan akan diterima oleh para investor Tandelilin, 2010:51. Abnormal return diperoleh dengan membandingkan return yang diharapkan expected return dengan return yang sesungguhnya actual return. Tingkat keuntungan sesungguhnya merupakan selisih antara harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya. Abnormal return digunakan dalam penelitian event study untuk menganalisis apakah suatu peristiwa mempunyai kandungan informasi atau tidak dan juga untuk menguji efisiensi pasar Marina, 2005 di dalam Pratama dan Sudhiarta, 2014:247. Tsangarakis 1996 di dalam Catranti, 2009:191 berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya abnormal return pada right issue misalnya dampak informasi, harga, redistribusi kemakmuran, dan signaling. Perubahan-perubahan faktor ini akan menyebabkan investor bereaksi. Investor yang memiliki persepsi bahwa faktor-faktor tersebut akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan akan berusaha untuk menambah investasinya sehingga dapat meningkatkan harga saham yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya abnormal return. 29 Menurut Jogiyanto 2010:550 ada tiga model yang dapat digunakan untuk mengukur abnormal return, yaitu : 1. Model Disesuaikan Rata-rata Mean Adjusted Model Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Dalam model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan. 2. Model Pasar Market Model Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi return estimasi. Kemudian menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi pada periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS Ordinary Least Square. 3. Model Disesuaikan Pasar Market Adjusted Model Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik dalam mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. 30

2.1.8 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasal modal setiap hari dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara broker perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan gambaran tentang kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham melalui indikator aktivitas volume perdagangan Trading Volume Activity. Trading Volume Actiyity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter volume perdagangan di pasar modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan likuiditas saham, semakin tinggi nilai TVA maka suatu saham dapat dijual dengan mudah karena banyak yang bersedia membeli saham tersebut sehingga saham tersebut mudah dikonversikan menjadi uang kas Hartono, 2009:7-8

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 1 Rezaul Kabir and Peter Roosenboom 2002 Can the stock market anticipate future operating performance? 1. Equity Offerings, 2. Rights Issues, 3. Valuation Effect t-statistic dan Wilcoxon signed rank Penurunan harga saham yang signifikan terjadi ketika perusahaan mengumumkan right issue. Pasca - rights issue, kinerja perusahaan konsisten dengan penurunan jangka waktu 31 Lanjutan Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Evidence from equity rights issues 4. Firm Performan- ce pengumuman harga saham, right issue yang dikeluarkan perusahaan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam kinerja operasi perusahaan 2 Aski Catranti 2009 Pengaruh Rights Issue terhadap Imbal Hasil Saham dan Volume Perdagangan 1. Right Issue 2. Imbal Hasil Saham 3. Volume Perdagang- an Analisis Regresi dan t-stat Uji beda Rata- rata Adanya peristiwa penawaran umum terbatas atau rights issue cenderung menimbulkan reaksi pasar yang negatif terhadap harga saham pada saat ex-date rights sudah tidak berlaku lagi, Pada cumdate satu hari sebelum ex-date reaksi pasar masih positif dengan rata-rata abnormal return yang cukup tinggi 3 Hartono 2009 Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Kinerja Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Indonesia 1. Right Issue 2. Return Saham 3. Abnormal Return 4. Trading Volume Activity TVA Uji beda dua rata- rata dari dua kelompok observasi berpasang- an T-test, paired two sample Terdapat perbedaan rata-rata return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Right issue mengalami penurunan setelah pengumuman right issue. Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue. Abnormal return mengalami penurunan setelah pengumuman Right Issue. Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue. Aktivitas volume perdagangan mengalami peningkatan setelah pengumuman right issue 4 Listiana Sri Mulatsih 2009 Analisis Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Right Issue di Bursa Efek Jakarta BEJ Pengamatan terhadap Return, Abnormal Return, Security Return 1. Right Issue 2. Return 3. Abnormal Return 4. Security Return Variability 5. Trading Volume Activity Uji t; Paired Two Samples for Mean Terdapat perbedaan return saham sebelum pengumuman dengan saat pengumuman tetapi tidak terdapat perbedaan untuk periode pengamatan sesudah pengumuman dengan sebelum pengumuman dan sesudah pengumuman dengan saat pengumuman. Abnormal return pada hari-hari sesudah dan sebelum pengumuman tidak berbeda secara signifikan dengan rata- rata abnormal return pada saat pengumuman. Demikian juga hasil pengujian 32 Lanjutan Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Variability dan Trading Volume Activity rata-rata abnormal return pada hari-hari sesudah pengumuman tidak berbeda secara signifikan dengan hari-hari sebelum pengumuman. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata SRV pada saat pengumuman dengan hari-hari sesudah dan sebelum pengumuman serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata SRV sesudah pengumuman dan sebelum pengumuman. Terdapat perbedaan yang signifikan untuk TVA pada hari-hari sebelum pengumuman dan pada saat pengumuman dan pada hari-hari sesudah pengumuman dengan sebelum pengumuman, tetapi tidak signifikan untuk TVA saat pengu-muman dengan sesudah pengumuman. 5 Chandrapala Pathirawasam 2011 The Relationship Between Trading Volume and Stock Returns 1. Trading Volume, 2. Stock Returns Paired sample t – tests Return saham berhubungan positif dengan perubahan volume perdagangan pada masa sekarang. Perubahan volume perdagangan pada masa lalu berhubungan negatif dengan return saham 6 Pooja Miglani 2011 An Empirical Analysis of impact Right Issues on Shareholders Returns of Indian Listed Companies 1. Right Issue, 2. Stock Value, 3. Abnormal Returns Paired samples t- test Nilai saham perusahaan meningkat sekitar 1.42 pada hari pengumuman right issue, dan secara statistik, abnormal return berpengaruh signifikan pada saat pengumuman dan sekitar pengumuman right issue 7 Andri J.G. Panjaitan 2013 Pengaruh right issue terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia 1. Right Issue, 2. Harga Saham, 3. Volume Perdagang- an Statistik Deskriptif, Analisis Regresi Liniear Sederhana dan Uji Beda yaitu uji t berpasang- an paired Right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, right issue berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap trading volume activity TVA, ada korelasi dan signifikan antara harga saham sebelum dan sesudah right issue dan ada korelasi dan signifikan antara trading volume activity TVA 33 Lanjutan Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian t-test sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 8 Jubah Maulana 2013 Pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1. Right Issue, 2. Return Saham, 3. Volume Perdagang- an Saham Analisis Regresi Sederhana Hasil penelitian menunjukkan bahwa right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham dan right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume perdagangan saham. 9 Madhuri Malhotra, M Thenmozhi and Arun Kumar Gopalaswa- my 2013 Factors Influencing Abnormal Returns Around Bonus and Rights Issue Announcement 1. Abnormal Returns, 2. Bonus Announce- ment 3. Rights Issue Announce- ment Cross- Sectional Regression Analysis Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pasar dan jenis industri berpengaruh signifikan terhadap abnormal return. Rasio bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return. Pengumuman rights, ukuran isu dan kondisi pasar memiliki dampak yang signifikan terhadap return. 10 Massimo Massa, Theo Vermaelen and Moqi Xu 2013 Rights offerings, trading and regulation: A global perspective 1. Rights Offerings, 2. Seasoned Equity Offering 3. Liquidity of Rights Descriptive Statistics Perusahaan membatasi perdagangan hak untuk menghindari risiko eksekusi terkait dengan prospektus yang persyaratannya ketat, proses transaksi yang berkepanjangan dan tidak pasti, dan informasi yang berpotensi negatif mengisyaratkan melalui harga perdagangan hak. Sejalan dengan argumen ini, ditemukan bahwa emiten membatasi daya jual mereka untuk mengurangi partisipasi atau yang lebih mungkin untuk menghadapi risiko eksekusi 11 Ni Putu Sentia Dewi dan Nyoman Wijana Asmara Putra 2013 Pengaruh Pengumuman Right Issue pada Abnormal Return dan Volume Perdagangan 1. Right Issue, 2. Abnormal Retur, 3. Volume Perdagang an Uji paired sample t- test Tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue yang berarti pengumuman right issue tidak berpengaruh secara signifikan pada abnormal return perusahaan-perusahaan 34 Lanjutan Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Saham di BEI periode 2009-2011. Pengumuman right issue berpengaruh secara signifikan pada volume perdagangan saham perusahaan-perusahaan di BEI periode 2009-2011 yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue 12 Gede Surya Pratama dan Gede Mertha Sudhiarta 2014 Analisis perbandingan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue 1. Right Issue, 2. Abnormal Return Saham sebelum Pengumu man, 3. Abnormal Return Saham sesudah Pengumu man Paired Sample T- test Tidak terdapat abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman Right Issue 13 Joy Gacheri Kithinji, Wycliffe Oluoch dan Robert Mugo 2014 What is the effect of Right Issue on Firms Share Performance in The Nairobi Securities Exchange 1. Right Issue, 2. Stock Value, 3. Abnormal Returns Paired Sample T- test Pengumuman right issue tidak berpengaruh signifikan pada reaksi investor tetapi ada hubungan antara right issue dan kinerja saham perusahaan, Ada reaksi positif terhadap pengumuman right issue dan faktor-faktor eksternal mempengaruhi reaksi pasar saat pengumuman right issue, Volume perdagangan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengumuman right issue Pengaruh right issue terhadap perubahan abnormal return saham dapat dilihat dari selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi dan besarnya volume perdagangan saham dapat dilihat melalui jumlah saham yang diperdagangkan. Penelitian ini mengambil periode 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah dilakukannya right issue. Penentuan periode ini 35 didasarkan pada penelitian terdahulu, yaitu Catranti 2009 dan Panjaitan 2013 Sebanyak 20 dua puluh perusahaan yang digunakan sebagai sampel dengan periode waktu 4 tahun 2010-2013. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Right Issue sebagai variabel independen, Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan sebagai variabel dependen.

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 47 103

Pengaruh Right Issue Tehadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 46 81

Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

3 63 84

Analisis dampak pengumuman right issue terhadap reaksi pasar pada perusahaan listing di bursa efek Indonesia periode 2006-2009

0 23 126

ANALISIS PENGARUH PUBLIKASI RIGHT ISSUE TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN LISTING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 0 11

Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 0 15

Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 10