Uji Ahli Validasi Hasil Uji Coba Produk

commit to user 60

a. Uji Ahli Validasi

Uji ahlivaliditas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi content dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Jadi setelah hasil perancangan video pembelajaran sudah selesai sebelum hasil itu diujicobakan pada peserta didik, maka peneliti menunjuk responden para ahli perancangan model atau produk. Para ahli perancangan model atau produk dalam penelitian ini melibatkan 3 tiga ahli pembelajaran yakni, ahli Media, ahli Subtansi dan ahli Instruksional. kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan produk yang dihasilkan peneliti. Proses ini disebut dengan Expert Judgement. H B Sutopo 2007 Namun sebelumnya peneliti memberikan butir-butir instrumen berupa indikator-indikator untuk setiap 3 aspek diatas kepada para ahli berdasarkan variabel yang akan diamati atau permasalahan yang akan diselesaikan. Peneliti mengirimkan hasil perancangan video dan butir-butir instrumen itu pada putaran pertama kepada para ahli dan membuat janji untuk mengadakan wawancara, selanjutnya pada pertemuan yang telah disepakati peneliti mengadakan wawancara dengan cara Diskusi Kelompok group discussion yaitu suatu proses diskusi yang melibatkan para ahli untuk mengidentifikasi masalah, analisis penyebab masalah, menentukan cara-cara penyelesaian masalah dan mengusulkan berbagai alternatif pemecahan masalah dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. dengan para ahli untuk mememinta pendapat para ahli mengenai hasil perancangan video yang telah dibuat sesuai dengan bidang keahlian masing- masing. Disinilah argumentasi dan debat bisa terjadi untuk mencapai consensus dalam memberikan jawaban tentang rancangan suatu produk. Dengan face-to-face contact, peneliti dapat menanyakan secara rinci mengenai respon yang telah diberikan. Setelah pertemuan tersebut peneliti menganalisis dan mereview hasil diskusi para ahli yang telah mengutarakan pendapatnya sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Berikutnya hasil review pada putaran pertama dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada putaran kedua, dan ketiga. Jumlah commit to user 61 putaran tergantung dari keluasan dan kekomplekan permasalahan sampai dengan tercapainya produk yang layak digunakan. 1 Review Ahli Media Pembelajaran Validasi produk media atau uji ahli yang pertama dilakukan oleh ahli media pembelajaran. Review ini peneliti percayakan kepada ahli media pembelajaran dari guru SMK Negeri 2 Surakarta, yakni Bapak Suhardi, S.Pd. Pada review yang pertama, aspek yang diamati adalah pada aspek media. Pada aspek media, indikator program yang dinilai meliputi: a Aspek rekayasa perangkat lunak 1 Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran. 2 Reliabel handal. 3 Maintainable dapat dipeliharadikelola dengan mudah. 4 Usabilitas mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya. 5 Ketepatan pemilihan jenis aplikasisoftwaretool untuk pengembangan. 6 Kompatibilitas media pembelajaran dapat diinstalasidijalankan di berbagai hardware dan software yang ada. 7 Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi. 8 Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk instalasi jelas, singkat, lengkap, trouble shooting jelas, terstruktur, dan antisipatif, desain program jelas, menggambarkan alur kerja program. 9 Reusable sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain. b Aspek Komunikasi Visual 1 Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterimasejalan dengan keinginan sasaran. 2 Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan. 3 Sederhana dan memikat. commit to user 62 4 Audio narasi, sound effect, backsound, musik. 5 Visual layout design, typography, warna. 6 Media bergerak animasi, movie. 7 Layout Interactive ikon navigasi. Dari hasil pengujian yang pertama, yakni Bapak Drs. Wahyu Purwadi. yang selaku ahli media setelah melihat dan mengamati hasil produk atau video yang telah saya buat, beliau mengutarakan pendapatnya sebagai berikut: Pertama, Bentuk dari media pembelajaran tersebut mudah dipahami karena berbentuk video CD dimana peralatan yang digunakan mudah didapatkan dan cara penggunaannya mudah. Kedua, Cara pengoperasian video juga sederhana sehingga guru atau siswa bisa mengaplikasikan mengorasikan media tersebut. Ketiga,. materi video ini kurang efektif karena materinya ada yang kurang atau tidak ada dalam tamilan video, sehingga perlu diperbaiki lagi dalam materinya. Keempat, Volume suara musik terlalu keras seharusnya saat ada suara orang yang menjelaskan volume suara videonya dikecilkan agar apa yang ingin disampaikan bisa ditangkap oleh orang yang melihatnya atau pengguna produk. Sehingga kesimpulannya: yang jelas kalau dari saya melihat video itu belum memenuhi sebagai video pembelajaran.tambahnya Untuk masukannya, Pertama jadi yang namanya video itu proses pembuatnya yang pertama harus urut silabus dan RPP, kemudian dari RPP itu dikembangkan menjadi skenario dari video atau skrip video kemudian dari skrip ada storyboard, dimana didalam storyboard ada sinopsis dan ada treatmen sehingga orang atau audien yang akan mendengarkan melihat suatu video pembelajaran bisa mengetahui maksud dari video tersebut. Kedua perlu disertakan rencana pelaksanaan pembelajarannya untuk mengetahui dimana dalam skenario RPP itu membutuhkan media video ini kalau itu djadikan sebagai kolaborasi. Bapak Drs. Wahyu Purwadi Wawancara 15 Februari 201009.45-10.13 Wib. Sedangkan pada pengujian kedua, beliau mengutarakan pendapatnya sebagai berikut: Bapak Drs. Wahyu Purwadi. setelah melihat hasil revisi hanya mengomentari : Bahwa media Video pembelajaran ini sudah cukup baik, hanya commit to user 63 saja agar pengguna bisa lebih mudah menggunakan produk ini maka perlu mengkopi dalam bentuk kaset DVD agar siswa juga dapat menontonnya dirumah sebagai media pendukung belajarnya. Di SMK Negeri 2 Surakarta sudah menggunakan video pembelajaran dalam proses pembelajaran. Dalam menggunakan media video pembelajaran, guru biasanya menggunakan laptop beserta LCD dalam mengajar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam penggunaan video sebagai media pembelajaran adalah terbatasnya sarana dan prasarana tersebut. Bapak Drs. Wahyu Purwadi Wawancara20 Februari 201009.45-10.30 Wib. 2 Review Ahli Instruksional Pembelajaran Validasi produk media atau uji ahli yang kedua dilakukan oleh ahli subtansi sekaligus sebagai ahli Instruksional pembelajaran. Dalam review penelitian ini kami percayakan kepada ahli dari lingkup guru SMK Negeri 2 Surakarta sendiri, yakni Bapak Suhardi, S.Pd. Beliau selaku guru mata pelajarandiklat praktek batu kelas 1 program keahlian bangunan dan sekaligus sebagai Ketua Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta. Pada aspek subtansi indikator program yang dinilai meliputi : a Kebenaran Konsep 1 Tidak ada aspek yang menyimpang. 2 Kelogisan dan sistematika uraian. 3 Kesesuaian Materi dengan Silabi atau Kurikulum. b Keterlaksanaan 1 Dapat digunakan dengan mudah. 2 Sesuai dengan kompetensi dasar. 3 Kesesuaian dengan jenis kegiatan yang digunakan. Sedangkan pada aspek instruksional, indikator program yang dinilai meliputi : 1. Kejelasan tujuan pembelajaran rumusan, realistis. 2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK KD Kurikulum. 3. Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran. commit to user 64 4. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran. 5. Interaktivitas. 6. Pemberian motivasi belajar. 7. Kontekstualitas dan aktualitas. 8. Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar. 9. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran. 10. Kedalaman materi. 11. Kemudahan untuk dipahami. 12. Sistematis, runut, alur logika jelas. 13. Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan. 14. Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran. 15. Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi. 16. Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi. Dari hasil diskusi, setelah melihat video pembelajaran itu beliau mengutarakan pendapatnya dalam pengujian pertama sebagai berikut : Dengan adanya penggunaan media Video ini :Pertama, Diharapkan kedepannya nanti peserta didik akan lebih tertarik dengan media itu. Karena penggunaannya lebih mudah dan praktis baik untuk secara penyampaian dari guru Kedua, Media Video pembelajaran itu nanti bisa digunakan sebagai variasi dalam proses pembelajaran praktek batu, dengan harapan siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Ketiga, Untuk kedepannya dengan adanya video pembelajaran seperti ini, diharapkan guru-guru program keahlian bangunan bisa menggunakan video pembelajaran yang serupa sebagai kolaborasi dalam proses pembelajaran. Keempat, Sedangkan kekurangan dari media Video Pembelajaran ini adalah :Pertama, pada suaranya, dimana tidak semua siswa bisa mendengar dengan jelas. Kedua, Alokasi waktu dalam video ini terlalu singkat. Bapak Suhardi, S.Pd Wawancara 21 Februari 201010.11-10.26 Wib Dari hasil revisi, pada pengujian kedua untuk Bapak Suhardi, S.Pd selaku ahli Subtansi dan Instruksional mengeluarnya pendapatnya sebagai berikut : Pertama, saat ditanya mengenai aspek subtansi untuk butir A yaitu kebenaran konsep beliau mengatakan “kaitannya dengan media pembelajaran dengan mengunakan Video CD Pembelajaran materinya commit to user 65 sudah sesuai dengan materi memasang pasangan ikatan tembok ½ bata yang ada di SMK khususnya untuk praktek batu, disamping itu materinya juga sudah sistematis sesuai dengan urutan materi sehingga nanti peserta didik mudah untuk menerima penjelasan dari Video CD itu, ditambah lagi kalau dikaitkan dengan silabi atau kurikulum juga sudah mewakili khususnya untuk kurikulum Spektrum.” Tapi untuk butir B yaitu keterlaksanaan, beliau hanya menambahkan “Saya kira nanti bisa dikombinasikan dalam artian Video CD Pembelajaran nanti kita gunakan, kalaupun nanti ada yang harus dijelaskan secara manual, saya kira nanti bisa untuk media Camtasia ini bisa untuk membantu proses penggambaran kususnya untuk gambar teknik dasar.” Aspek Kedua, yaitu aspek instruksional dimana untuk media Video CD Pembelajaran ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan relevansi tujuan pembelajaran dengan standar kompetensi yang ada. Bapak Suhardi, S.Pd Wawancara 10 Mei 201008.41-09.17 Wib.

b. Revisi I

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN PENALARAN DENGAN HASIL BELAJAR MENGIDENTIFIKASI BANGUNAN GEDUNG PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 KISARAN.

0 2 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR ILMU BANGUNAN GEDUNG SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KBB SMK NEGERI 2 SIATAS BARITA.

0 2 29

PEMANFAATAN VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK DASAR KELAS X PROGRAM KEAHLIAN KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR.

0 2 27

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMI BAHAN BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 11 32

RANCANG BANGUN CD PEMBELAJARAN PERAKITAN POWER AMPLIFIER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR MANDIRI BAGI SISWA SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM DELI SERDANG.

0 1 21

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA UNTUK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK).

0 0 16

KONTRIBUSI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENGGAMBAR BANGUNAN GEDUNG SISWA KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 WONOSOBO.

5 16 124

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SALAH SATU SUMBER BELAJAR SISWA DAN GURU DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN.

0 1 199

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PRODUKTIF BERMUATAN KEWIRAUSAHAAN BAGI SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN.

0 1 82

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS XI JURUSAN MULTIMEDIA SMK MUHAMMADIYAH 1 SLEMAN.

0 0 196