Ieyasu memimpin serangan besar-besaran menyerbu Toyotomi Hideyori yang hanya mampu bertahan di dalam istana
saka. Pada saat peristiwa ini terjadi, Toyotomi Hideyori telah berusia 22 tahun
namun belum cukup dewasa dalam mengatasi situasi yang pada saat itu kacau balau, tidak seperti ayahnya pada waktu seusianya.
Peristiwa istana saka terjadi sebanyak dua kali. Yaitu pada waktu musim
dingin tahun 1614 dan musim panas tahun 1615. Peristiwa pertama terjadi pada waktu musim dingin, maka kebanyakan orang menyebut peristiwa ini dengan
saka Fuyu no Jin. Begitu dominannya kekuatan Tokugawa dalam peristiwa ini sehingga berhasil menghancurkan bagian dalam benteng setelah terlebih dahulu
bagian luar dari benteng tersebut. Pada tahun 1615, peristiwa memperebutkan istana
saka kembali terjadi. Kali ini terjadi di waktu musim panas. Peristiwa ini disebut
saka Natsu no Jin. Keadaan dan keberadaan keluarga Toyotomi Hideyoshi semakin tidak berdaya.
Peristiwa penyerangan ke dua kali inilah, istana saka terbakar dan rata dengan
tanah.
3.6.2 Fungsi Istana saka Pada Jaman Edo
Zaman Edo 戸 時
edo jidai 1603 - 1867 adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama
Tokugawa Ieyasu mendirikan Keshogunan Tokugawa di Edo yang berakhir dengan pemulihan kekuasaan kaisar
大政奉還 taisei h kan dari tangan shogun
terakhir Tokugawa Yoshinobu sekaligus mengakhiri kekuasan Keshogunan
Universitas Sumatera Utara
Tokugawa yang berlangsung selama 264 tahun. Zaman Edo juga disebut sebagai awal zaman modern di Jepang.
Tokugawa Ieyasu kemudian menghancurkan istana saka yang baru saja
selesai dibangun. Sisa-sisa istana saka beralih ke tangan Matsudaira Tadaaki
yang merupakan cucu Tokugawa Ieyasu. Pemerintahan daerah pada zaman kekuasaan Keshogunan Tokugawa sebagian besar didelegasikan kepada para
daimyo, tetapi mengingat nilai strategis istana saka, Keshogunan Tokugawa
menjadikan wilayah saka dan sekitarnya pada tahun 1619 sebagai wilayah
Tenryo wilayah yang diperintah langsung oleh pemerintah pusat. Pada tahun 1620, pembangunan istana
saka dimulai kembali oleh Tokugawa Hidetada 1579 - 1632 dengan gambar rancangan yang baru.
Rekonstruksi istana memakan waktu 10 tahun 1620-1629. Menara utama dibuat menjadi lebih tinggi dengan maksud untuk menghapus semua kenangan rakyat
pada Toyotomi Hideyoshi. Luas istana juga berkurang menjadi tinggal seperempatnya. Konon untuk membangun kembali istana
saka dan tembok- tembok yang mengelilinginya diperlukan 500.000 batu-batu dalam berbagai jenis
dan ukuran. Pembangunan menara utama berhasil diselesaikan pada tahun 1626, tetapi pada tahun 1665 terbakar habis akibat disambar petir.
Ada perbedaan antara istana saka periode Toyotomi Hideyoshi dan
periode Tokugawa Ieyasu yaitu pada kedalaman pondasi istana dan hasil akhir luas bangunan. Hasil survei yang dilakukan pada tahun 1959 menyatakan bahwa,
kedalaman pondasi istana saka periode Toyotomi Hideyoshi adalah 7.3 meter,
sedangkan pada periode TokugawaIeyasu adalah 10 meter.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum jatuhnya Keshogunan Tokugawa pada Pertempuran Toba- Fushimi tahun 1868 yang sekaligus menandai akhirnya zaman Edo, shogun
Tokugawa. Bangunan indah yang terdapat di dalam istana saka yang bernama
Honmaru Goten istana di Benteng Utama dibakar habis pada pada zaman restorasi Meiji. Sisa-sisa istana
saka yang masih ada kemudian dikuasai oleh pemerintah baru Meiji.
3.6.3 Fungsi Istana saka Pada Jaman Meiji