Sejarah Kota saka Perubahan Fungsi Istana Ōsaka Ōsaka Jo No Kinou No Henka

2.2 Sejarah Kota saka

saka 大 阪 市 saka-shi, Kota saka adalah sebuah kota di wilayah Kansai, Jepang. Selain sebagai ibu kota Prefektur saka, kota ini ditetapkan sebagai salah satu kota terpilih berdasarkan Undang-Undang Otonomi Lokal. saka adalah kota berpenduduk terbesar nomor tiga di Jepang setelah Tokyo dan Yokohama. Kota ini terletak di pulau Honshu, di mulut Sungai Yodo di Teluk saka. saka adalah kota terbesar di kawasan Keihanshin sebagai pusat industri dan pelabuhan untuk daerah metropolitan saka -Kobe-Kyoto. Di sebelah timur, saka bertetangga dengan Kyoto dan Nara, dan di sebelah barat dengan kota Kobe. Keihanshin adalah wilayah metropolitan berpenduduk terbesar nomor dua di Jepang, dan salah satu wilayah metropolitan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk sekitar 18 juta orang, sekaligus wilayah metropolitan terbesar nomor dua di Jepang berdasarkan PDB dan wilayah metropolitan terbesar nomor tujuh di dunia. saka merupakan sebuah metropolis air yang dikenal dengan sungai- sungainya dan jumlah jembatan terbanyak di Jepang. Ada dua pusat kota di Osaka, yakni Umeda di sebelah utara, dan Namba di sebelah selatan. Kedua pusat kota ini dihubungkan oleh jalan utama yang bernama Midosuji. Kantor-kantor perdagangan, bank, dan konglomerat Jepang umumnya terpusat di sekitar Jalan Midosuji. Jalan Midosuji dikenal dengan pemandangan daun-daun pohon ginkgo yang menguning di musim gugur. saka yang dikenal sebagai Naniwa sudah menjadi pintu gerbang perdagangan internasional sejak sekitar abad ke-5. Pelabuhan Naniwazu Universitas Sumatera Utara merupakan pintu masuk ke Jepang kuno di periode Tumulus 709 AD di saat perdagangan dengan Tiongkok dan semenanjung Korea mencapai puncaknya. Dari Naniwazu masuk teknologi pembuatan keramik, pertukangan, dan agama Buddha yang dibawa masuk dari Tiongkok dan Korea. Sebagai kota pelabuhan, peran Naniwazu adalah sebagai pusat transportasi. Dari gudang-gudang besar yang berada di Naniwazu, barang dagangan diangkut melalui sungai Yodo menuju ibu kota yang pada saat itu berada di Nara dan kemudian dipindah ke Kyoto. Walaupun tidak berlangsung lama, saka pernah menjadi ibukota Jepang kuno di zaman Naniwa pertengahan abad ke-7 sampai pertengahan abad ke-8. Kaisar Nintoku membangun Istana Naniwa dan menamakan kota tempat istananya sebagai Naniwanomiya Ibukota Naniwa. Kejayaan Naniwa dapat dibuktikan dengan ukuran luas makam Kaisar Nintoku di kota Sakai. Kekacauan akibat perang berkelanjutan yang dimulai sejak akhir zaman Kamakura sampai zaman Istana Utara dan Selatan membawa kehancuran Naniwa. Pada tahun 1532, pendeta Buddha yang bernama Rennyo mendirikan kuil IshiyamaHonganji di lokasi yang sesuai dengan keadaan tanahnya dinamakan saka 大 坂 ; tanjakan besar. Penduduk mulai bermukim di lokasi sekitar kuil yang merupakan cikal bakal sebuah kota yang kemudian dikenal dengan nama saka. Pada tahun 1583, Toyotomi Hideyoshi berhasil menjadi pemersatu Jepang dan membangun istana yang diberi nama istana saka di lokasi reruntuhan kuil saka Honganji . Pemukiman penduduk di sekitar istana saka akhirnya meluas menjadi kota pusat ekonomi dan pemerintahan yang bernama saka. Universitas Sumatera Utara Sesudah meninggalnya Toyotomi Hideyoshi dan jatuhnya istana saka, shogun Tokugawa Ieyasu memindahkan pusat pemerintahan Jepang ke Edo. Pemerintahan yang disebut Keshogunan Edo membangun kembali istana dan kota saka. Di zaman Edo, di saka dibangun kawasan pergudangan, kanal-kanal, dan jembatan-jembatan yang mendorong lajunya perdagangan. Pada saat itu, saka dikenal sebagai Dapur Negeri Tenkano Daidokoro karena saka merupakan pusat distribusi bahan makanan untuk seluruh Jepang. Harga beras untuk seluruh Jepang dipatok berdasarkan harga beras Pasar Beras Dojima yang ada di saka. Pemerintah Keshogunan Edo mengutus polisi keshogunan kota saka saka-cho Bugyo untuk membagi pemukiman penduduk berdasarkan lokasinya: Rukun Utara Kita-gumi, Rukun Selatan Minami-gumi, dan Rukun Temma Temma-gumi. Rukun Utara dan Rukun Selatan berada di distrik yang sekarang disebut Chuo-ku sedangkan Rukun Tenmangu berada di sekitar kuil saka Temmangu yang terletak di distrik Kita-ku. Pada saat itu, saka disebut dengan nama saka san-go tiga distrik saka karena merupakan gabungan dari tiga rukun penduduk. Sesudah Restorasi Meiji 1868 selesai, pemerintahan Meiji membentuk Prefektur saka yang terdiri dari kota saka san-go dan wilayah yang ada di sekelilingnya. Nama kota juga dikembalikan seperti semula, menjadi saka 大 阪 tanpa akhiran san-go, dan penggantian huruf kanji untuk kata saka yang digunakan untuk menulis kata saka. Berdasarkan peraturan pembagian wilayah Gun-ku-cho-son, kota saka kemudian dibagi menjadi 4 distrik: Kita-ku, Higashi- ku, Nishi-ku, dan Minami-ku. Universitas Sumatera Utara

2.3 Sejarah Istana Osaka