Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar IPA Biologi Belajar adalah memahami hal-hal baru dan mendapatkan cara-cara yang lebih baik untuk melakukan berbagai hal dalam hidup, Hubbart 2002. Belajar tidak hanya berarti memasukkan fakta-fakta ke dalam kepala dan menyimpannya sebaik mungkin, melainkan mencari fakta lebih banyak lagi. Sebagaimana hakekat IPA ada yang sebagai produk dan sebagai proses, maka dalam penilaian belajar biologi terdapat penilaian produk atau hasil belajar dan penilaian proses belajar. Belajar biologi atau IPA secara bermakna baru akan dialami siswa apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial Rustaman, 2003. Kurikulum 1984 Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, pada lampiran di dalam bab pokok-pokok pelaksanaan kurikulum tersurat bahwa proses belajar mengajar dilaksanakan dengan pendekatan ketrampilan proses. Kurikulum 1994 Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Umum menekankan penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA. Dengan demikian, jelas bahwa aspek proses dituntut dalam pembelajaran IPA. Ketrampilan proses menjadi bagian yang tidak terpisahkan milik guru IPA pada jenjang pendidikan manapun Rustaman 2003. Belajar sains merupakan proses konstruktif yang menghendaki partisipasi aktif dari siswa Peaget dalam Rustaman 2003, sehingga peran guru berubah dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosa dan fasilitator belajar siswa. Pembelajaran biologi seyogianya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial, dengan kata lain saat proses belajar berlangsung siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata. Pembentukan pengetahuan mewarnai pembentukan sistem konseptual IPA bagi yang mempelajarinya. Metode pembelajaran IPA dipilih sesuai dengan sifat IPA sebagai pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural. Komponen-komponen pembentukan metode pembelajaran dirumuskan sesuai dengan sifat metode pembelajaran yang disusun dan terutama ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran. 2. Pembuatan tekult sebagai Kegiatan Praktikum Praktikum dalam pembelajaran IPA merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya biologi Rustaman 2003. Woolnough dan Allsop dalam Rustaman 2003, mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan kegiatan praktikum IPA, yaitu: 1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA; 2. Praktikum mengembangkan ketrampilan dasar melakukan eksperimen; 3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah; 4. Praktikum menunjang materi pelajaran. Tekult salah satu produk minuman fermentasi dengan memanfaatkan peranan bakteri Lactobacillus casei shirota Strain sebagai inokulan. Tekult dibuat dengan bahan dasar tempe atau tepung tempe, susu skim, gula, dan diinokulasikan dengan bakteri Lactobacillus casei strain Shirota yang merupakan bakteri probiotik yang menguntungkan di dalam proses pencernaan. Pembuatan tekult dalam prosesnya meliputi persiapan alat dan bahan; sterilisasi alat; pembuatan susu tempe; pencampuran susu tempe dengan susu skim dan gula sesuai takaran yang telah ditentukan kemudian dipasteurisasi; inkubasi dengan suhu dan waktu yang sudah ditentukan sesuai perlakuan yang berbeda-beda dari tiap kelompok. Kegiatan praktikum pembuatan tekult melatih ketrampilan proses sains siswa dalam hal mengamati observasi, merumuskan hipotesis, menggunakan ruang dan waktu, dan mengkomunikasikan hasil. Ketrampilan siswa mengamati observasi meliputi mengukur pH, mengamati hasil praktikum pembuatan tekult, dan membedakan susu tempe sebelum dan sesudah fermentasi. Ketrampilan merumuskan hipotesis melatih siswa untuk memprediksi hasil berdasarkan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Ketrampilan siswa menggunakan ruang dan waktu pada saat praktikum tekult siswa mampu menempatkan susu tempe sesuai suhu dan waktu yang sudah ditentukan. Dalam praktikum pembuatan tekult siswa juga diharapkan mempunyai ketrampilan mengkomunikasikan hasil praktikum. 3. Ketrampilan Proses Sains Ketrampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Ketrampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan ketrampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan ketrampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan ketrampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan Rustaman 2003. Jenis-jenis ketrampilan proses sains dan karakteristiknya menurut Rustaman 2003 meliputi 1 Melakukan pengamatan observasi dengan menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba, 2 Menafsirkan pengamatan interpretasi meliputi mencatat setiap hasil pengamatan, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, dan menemukan pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan, 3 Mengelompokkan klasifikasi melalui kegiatan mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan, 4 Meramalkan prediksi mencakup ketrampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada, 5 Berkomunikasi meliputi membaca grafik, tabel, atau diagram, menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas, 6 Berhipotesis dengan menyatakan hubungan antara dua variabel, atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi, 7 Merencanakan percobaan atau penyelidikan dengan cara menentukan alat dan bahan, menentukan variabel, atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja, menentukan cara mengolah data, 8 Menerapkan konsep atau prinsip meliputi menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, dan 9 Mengajukan pertanyaan, pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Ketrampilan proses sains menurut Wilke 2005 secara umum meliputi, mengamati observasi, mengklasifikasikan, membuat pola design, menggambar, menulis, mengukur, memprediksi, berpendapat, membuat kesimpulan, menganalisis, menerapkan, membuat ringkasan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, mengumpulkan data, dan memecahkan masalah. Menurut Monhardt 2006 dasar ketrampilan proses sains meliputi mengamati observasi, mengkomunikasi, berpendapat, mengklasifikasikan, mengukur, memprediksi. Menurut Harlen 1999 ketrampilan proses sains meliputi mengobservasi, menjelaskan, memprediksi, mengajukan pertanyaan, merencanakan dan mengkomunikasikan. Menurut Mohd 2006 ada 12 ketrampilan proses sains dalam silabus yang diterapkan di Malaysia, meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur, menggunakan angka, menghubungkan waktu dan ruang, menginferensi, memprediksi, mengkomunikasikan, mengendalikan variabel, menginterpretasikan data, memberikan definisi secara oprasional, merumuskan hipotesis, dan melaksanakan eksperimen. Proses-proses sains telah diidentifikasi oleh “The American Association for The Advancement of Science ” AAAS dalam Hartinawati 2009, yaitu ada 15 ketrampilan proses yang meliputi: mengobservasi, menggunakan ruang atau waktu, mengklasifikasi, mengelompokkan dan mengorganisasi, menggunakan bilangan, mengkuantifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksikan, mengendalikan dan mengidentifikasikan variabel, menginterpretasikan data, merumuskan hipotesis, memberikan definisi secara operasional, melaksanakan eksperimen. Merancang pengalaman belajar biologi atau IPA terkait erat dengan pengembangan ketrampilan proses sains karena rancangan belajar IPA harus sesuai dengan hakikat belajar IPA dan terutama sekali sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan dalam GBPP. Pengembangan ketrampilan proses sains sangat ideal dikembangkan apabila guru memahami hakekat belajar IPA, yaitu IPA sebagai produk dan proses. Belajar dengan pendekatan ketrampilan proses memungkinkan siswa mempelajari konsep yang menjadi tujuan belajar IPA dan sekaligus mengembangkan ketrampilan- ketrampilan dasar ber-IPA, sikap ilmiah dan sikap kritis 4. Materi Archabacteria dan Eubacteria Berdasarkan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, materi Archaebacteria dan Eubacteria merupakan materi di SMA kelas X semester I ganjil. Standar Kompetensi “Memahami prinsip-prinsip pengelompokan mahluk hidup”, dan Kompetensi Dasar “Mendiskripsikan ciri- ciri Archaebacteria dan Eubacteria dan peranannya dalam kehidupan”. Prinsip pengelompokan mahluk hidup menurut Whittaker mengenai suatu sistem dengan lima kingdom pada tahun 1969 menyebut kelima kingdom tersebut sebagai Monera, Protista, Plantae, Fungi, dan Animalia. Sistem lima kingdom mengakui adanya dua jenis sel yang berbeda secara mendasar, yaitu prokariotik dan eukariotik, dan memisahkan prokariota yang umum disebut bakteri dari semua eukariota dengan menempatkannya dalam kingdom tersendiri, yaitu monera. Menurut Woese pengelompokan keanekaragaman kehidupan ke dalam tiga domain, yaitu domain Bakteria, domain Arkhae, dan domain Eukarya Eukariota. Prokariota meliputi dua domain yaitu: domain Bakteria dan domain Arkhae. Terlepas dari masalah taksonomis, baik Bakteria maupun Arkhae secara struktural dikelompokkan sebagai prokariotik. Suatu sistem dengan tiga domain memberi penekanan lebih pada pemisahan evolusioner awal antara Bakteri dan Arkhae dengan cara menggunakan suatu takson superkingdom yang disebut domain. Domain Eukarya terdiri atas semua kingdom organisme eukariotik yaitu Arkhaezoa, Euglenozoa, Alveolata, Stramenopila, Rhodophyta, Plantae, Fungi, Animalia Campbell 2003. Menurut Martin 2005 Archaebacteria berasal dari kata Yunani yaitu archaio yang =kuno adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid. Eubacteria berasal dari awalan eu=sejati dan bacteria=bakteri. Eubacteria berarti bakteri sejati yang merupakan kelompok mahluk hidup yang sehari-hari kita kenal sebagai bakteri. Archaebacteria maupun Eubacteria mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam kehidupan ada yang menguntungkan dan adapula yang merugikan. Sebelum menyusun hipotesis maka dibuat kerangka berpikir berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka: Gambar 1.Kerangka berpikir pencapaian ketrampilan proses sains siswa dengan metode praktikum pembuatan tekult

B. Hipotesis