1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam lainnya. Karakteristik
dari belajar biologi yaitu berupaya untuk mengenal mahluk hidup dan proses kehidupannya di lingkungan, sehingga memerlukan pendekatan dan metode yang
memberi ciri dan dasar kerja dalam pengembangan konsep. Pendekatan ini menekankan pada gaya dalam menyampaikan materi yang meliputi sifat, cakupan
dan prosedur kegiatan yang eksploratif, sehingga memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik.
Sejauh ini pelaksanaan pendidikan atau pembelajaran Biologi masih didominasi oleh kondisi kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan karena ceramah masih menjadi pilihan utama guru dalam mengajar. Pembelajaran dengan metode ceramah masih menekankan pada hasil belajar dan
bukan kegiatan untuk menguasai proses, sehingga ketrampilan proses sains belum bisa dikembangkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan Kurikulum 1994
Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Umum menekankan penggunaan pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA. Ketrampilan proses pada
proses pembelajaran perlu diterapkan, oleh karena itu dipilih metode praktikum untuk memperdayakan siswa dalam hal berpikir secara ilmiah. Metode praktikum
tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi dapat mendorong siswa mengkonstruksikan fakta-fakta pengetahuan yang dia peroleh berdasarkan proses
mengamati observasi, merumuskan hipotesis, menggunakan ruang dan waktu, dan mengkomunikasikan.
Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan guru biologi, pembelajaran biologi khususnya pada Materi Archaebacteria dan Eubacteria di
SMA N 2 Rembang, masih menunjukkan pembelajaran secara konvensional yaitu menggunakan metode ceramah, dan diskusi informasi. Dengan metode tersebut
siswa memiliki sejumlah pengetahuan, namun pengetahuan yang diterima dari guru hanya sebagai informasi, sedangkan mereka tidak dibiasakan untuk
menemukan sendiri pengetahuan atau informasi itu. Para siswa bisa mendapatkan nilai-nilai tinggi, namun mereka kurang mampu menerapkan perolehannya, baik
berupa pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap ke dalam situasi yang lain. Akibatnya, pengetahuan itu tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari dan cepat
terlupakan. Pencapaian ketrampilan proses sains siswa sangat penting karena menuntut
siswa untuk berpikir secara ilmiah. Ketrampilan proses sains siswa perlu dikembangkan karena diharapkan siswa mampu menemukan dan mengembangkan
sendiri fakta, konsep, sikap, dan nilai. Ketrampilan proses sains antara lain dapat dicapai dengan metode praktikum pembuatan tekult, diskusi kelompok dan
presentasi. Ketrampilan proses sains yang diamati dan digunakan meliputi kemampuan siswa dalam mengobservasi, merumuskan hipotesis, menggunakan
ruang atau waktu, mengkomunikasikan. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Metode Praktikum Pembuatan Tekult pada Materi Archaebacteria
dan Eubacteria untuk Pencapaian Ketrampilan Proses Sains”. B.
Rumusan Masalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan “ Apakah ketrampilan proses sains siswa dapat tercapai
melalui metode praktikum pembuatan Tekult pada Materi Archaebacteria dan Eubacteria
?”. C.
Penegasan Istilah
Penegasan istilah berikut untuk memperoleh kejelasan dan kesamaan pandangan terhadap pengertian istilah-istilah yang digunakan.
1. Praktikum Pembuatan Tekult
Praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar, dalam pendidikan IPA khususnya biologi Rustaman 2003.
Tekult merupakan produk fermentasi dengan bahan dasar susu tempe,
susu skim, dan gula yang kemudian diinokulasi dengan bakteri Lactobacillus casei
strain Shirota. 2.
Materi Archaebacteria dan Eubacteria Berdasarkan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006,
materi Archaebacteria dan Eubacteria merupakan materi di SMA kelas X semester I ganjil. Standar Kompetensi “Memahami prinsip-prinsip
pengelompokan mahluk hidup”, dan Kompetensi Dasar “Mendiskripsikan ciri- ciri Archaebacteria dan Eubacteria dan peranannya dalam kehidupan”.
3. Ketrampilan proses sains
Ketrampilan proses sains KPS merupakan Science A Process Approach
atau pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA Rustaman 2003. Proses-proses sains berhubungan dengan bagaimana saintis
berpikir dan bekerja, yaitu menggambarkan dimensi sains. Proses-proses sains telah diidentifikasi oleh “The American Association for The Advancement of
Science ” AAAS dalam Hartinawati 2009 , yaitu ada 15 ketrampilan proses
yang meliputi: mengobservasi, menggunakan ruang atau waktu, mengklasifikasi, mengelompokkan dan mengorganisasi, menggunakan
bilangan, mengkuantifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksikan, mengendalikan dan mengidentifikasikan variabel,
menginterpretasikan data, merumuskan hipotesis, memberikan definisi secara operasional, melaksanakan eksperimen.
Ketrampilan proses sains yang diamati dalam penelitian ini meliputi kemampuan siswa dalam mengobservasi, merumuskan hipotesis, menggunakan
ruang atau waktu, dan mengkomunikasikan. Ketrampilan proses tersebut diamati dan dilakukan oleh siswa dalam kegiatan diskusi, dan praktikum
pembuatan tekult.
D. Tujuan Penelitian