12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Rembang yang terletak di Jalan Gajah Mada No. 2, Rembang 59252. Penelitian dilaksanakan di Semester
Ganjil Tahun Ajaran 20092010.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 2 Rembang sebanyak sembilan kelas yaitu kelas X A sampai X I. Pengambilan sampel
dilakukan secara acak sebanyak dua kelas yaitu kelas X A dan X B.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan metode praktikum pembuatan tekult.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketrampilan proses sains meliputi mengamati observasi, merumuskan hipotesis, menggunakan ruang
dan waktu, dan mengkomunikasikan hasil praktikum, dan hasil diskusi; aktivitas diskusi; aktivitas praktikum; dan hasil belajar siswa.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain one shot-case study. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas yang bertujuan untuk mengetahui
apakah penerapan metode praktikum pembuatan tekult efektif dalam pencapaian ketrampilan proses sains siswa. Rancangan ini dapat dilihat di Gambar 2.
Gambar 2. Desain One-Shot Case Study Keterangan :
: treatmen atau perlakuan pada kelas X A : treatmen atau perlakuan pada kelas X B
: hasil observasi setelah treatment pada kelas X A : hasil observasi setelah treatment pada kelas X B
E. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan untuk pengambilan data berupa lembar observasi ketrampilan proses sains siswa, aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, post
test , angket tanggapan siswa, dan angket tanggapan guru.
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
b. Merancang strategi pembelajaran yang akan diterapkan dan menyusun
perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, serta media yang digunakan. c.
Menyusun intrumen penelitian meliputi Lembar Kerja Siswa, Lembar Diskusi Siswa, lembar observasi ketrampilan proses sains, lembar observasi
aktivitas siswa dalam diskusi, lembar observasi siswa dalam praktikum, soal post test
, angket tanggapan siswa dan angket tanggapan guru. 2.
Uji coba instrumen penelitian Instrumen diujicobakan sebelum digunakan dalam penelitian meliputi
tes, lembar observasi dan angket. Uji coba tes meliputi validitas butir soal, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda yang dilakukan terhadap siswa
kelas XI. Lembar observasi dan angket diuji validitas isi dan konstraknya yang dilakukan melalui penyusunan berdasarkan ketentuan atau dasar teori
dilanjutkan dengan mengkonsultasikan pada pakar yaitu dosen yang berkompeten dalam bidang pendidikan.
1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas dapat diukur dengan menggunakan teknik korelasi product
moment .
Rumus yang digunakan adalah Arikunto 2002 : 146 : r
xy
=
{ }{
}
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
∑ −
∑ ∑
− ∑
∑ ∑
− ∑
Keterangan : r
xy
= koefisien korelasi X
= skor tiap butir soal Y
= skor total yang benar dari setiap subyek N
= jumlah subyek Kriteria :
Apabila , pada
α = 5 maka butir soal tersebut dikatakan valid. Jika terdapat soal yang tidak valid maka soal tersebut tidak
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Hasil analisis validitas butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisis validitas butir soal uji coba
Kriteria Nomor Soal
Valid 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Tidak Valid 7
Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 12
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa terdapat 39 soal yang valid dan 1 soal yang tidak valid. Pada penelitian ini, terdapat 30 soal yang
digunakan untuk soal post test.
2 Reliabilitas
Suatu tes mempunyai reliabilitas tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap walaupun diujikan berulang-ulang. Dalam
penelitian ini reliabilitas tes diukur dengan menggunakan rumus KR-21 Arikunto 2002 : 164.
R
11
= ⎟⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎝
⎛ −
− −
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
t
V k
M k
M 1
1 -
k k
Keterangan: R
11
= reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = skor rata-rata vt = varians total
Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r
tabel
product moment dengan taraf signifikan 5, bila r
11
r
tabel
, maka tes bersifat reliabel.
Dari hasil perhitungan diperoleh r
hitung
=0,849 dengan taraf signifikan 5 dan n= 30 didapat r
tabel
= 0,361, karena r
hitung
r
tabel
maka tes tersebut reliabel data selengkapnya disajikan pada Lampiran 13.
3 Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan soal yang tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah akan menyebabkan siswa tidak
tertarik untuk memecahkannya. Sedangkan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk
mencoba lagi. Untuk mengetahui soal itu mudah atau sukar dapat diketahui dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan
menggunakan rumus Arikunto 2002 : 2008.
JS B
P =
Keterangan : P = indeks kesukaran.
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel. 2 Kriteria taraf kesukaran soal Kriteria
P Kriteria
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Hasil analisis taraf kesukaran butir soal dari soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel. 3 Hasil analisis taraf kesukaran soal
Kriteria Nomor Soal
Mudah 4 6 12 16 17 18 20 22 26 27 31 32 35 36
Sedang 2 5 8 9 11 13 14 15 19 21 23 24 25 29 30 33 34 37 38
39 40 Sukar
1 3 7 10 28
Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15
4 Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai Arikunto
2002 : 211. Suatu soal mempunyai daya pembeda yang baik apabila dijawab benar oleh kebanyakan siswa yang pandai dan dijawab salah oleh
siswa yang kurang pandai. Arikunto 2002 : 211 mengatakan bahwa untuk menghitung daya pembeda tiap soal menggunakan rumus:
PB PA
JB BB
JA BA
D −
= −
=
Keterangan : D = daya beda.
J = jumlah peserta tes. JA = banyaknya peserta kelompok atas.
JB = banyaknya peserta kelompok bawah. BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas.
BB = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah.
A A
A
J B
P =
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
B B
B
J B
P =
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Setelah perhitungan daya pembeda sudah diketahui kemudian
dimasukkan dalam klasifikasi daya pembeda. Dimana daya beda menurut Arikunto 2002 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Kriteria daya pembeda Interval
D Kriteria
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
D0 Tidak baik
Soal yang baik mempunyai kriteria daya pembeda dalam kategori 0.20 DP 0.70 Arikunto 2002. Hasil uji coba dan perhitungan daya
pembeda dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
No. Kategori Jumlah
Nomor Soal 1
Jelek 10
4 7 8 10 11 13 15 22 33 38 2
Cukup 24
1 2 3 5 9 12 16 17 18 19 20 21 24 26 28 30 31 32 34 35 36 37 39 40
3 Baik
6 6 14 23 25 27 29
4 Sangat Baik - -
Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 14
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam 6 jam pelajaran yaitu 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 270 menit.
a. Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 90 menit guru memberikan
pendahuluan kepada siswa sebelum memulai pelajaran. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa dengan menanyakan ciri-ciri,
perkembangbiakan Archaebacteria dan Eubacteria. Guru memberikan penjelasan tentang ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria, dan
perkembangbiakan bakteri, kemudian guru membagi siswa dalam kelompok dan membagikan LDS 1 Lembar Diskusi siswa. Guru menjelaskan tentang
gambaran singkat LDS 1 Lembar Diskusi Siswa yang akan dikerjakan, kemudian guru memberikan waktu siswa untuk melakukan diskusi dan studi
literatur. Kegiatan diskusi, siswa atau kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas, dan kelompok lain berhak untuk mengajukan
pertanyaan. Setelah itu siswa menyimpulkan hasil diskusi dan presentasi yang diperoleh dari kegitan diskusi. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk membawa alat dan bahan untuk praktikum pembuatan tekult pada pertemuan kedua yaitu, baskom, kain saring, serbet, starter bakteri
Lactobacillus casei strain Shirota atau yakult plain, kayu manis, daun
pandan, jahe dan panili. b.
Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 90 menit siswa melakukan praktikum pembuatan tekult dengan menggunakan peranan bakteri
Lacobacillus casei strain Shirota. Guru menjelaskan proses pembuatan
tekult kepada siswa, kemudian siswa melaksanakan praktikum pembuatan
tekult sesuai dengan pembagian kelompok yang telah ditentukan. Observer
mengamati ketrampilan proses sains siswa dan aktivitas siswa selama kegiatan praktikum berlangsung. Alokasi waktu praktikum 90 menit, siswa
melakukan persiapan alat dan bahan, membuat susu tempe, susu skim, melakukan perebusan susu tempe dan susu skim. Pada proses pendinginan
dilakukan di luar jam pelajaran biologi. Inokulasi dilakukan setelah pulang
sekolah, setelah itu dilakukan pemeraman atau inkubasi. Waktu pemeraman atau inokulasi setiap kelompok mempunyai perlakuan yang berbeda-beda
sesuai dengan LKS. Penyimpanan tekult dilakukan setelah proses inkubasi di dalam lemari es atau pada suhu 5°C. Pengamatan hasil praktikum tekult
dilakukan pada hari berikutnya pada jam istirahat. c.
Pertemuan ketiga dengan alokasi waktu 90 menit guru membimbing siswa untuk menganalisis serta mendiskusikan hasil praktikum pada pertemuan
sebelumnya. Siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya masing- masing. Observer mengamati aktivitas siswa selama diskusi berlangsung.
Kemudian setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Guru menanggapi dan membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi yang
telah dilakukan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan post-test untuk mengevaluasi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Setelah pembelajaran selesai guru memberikan angket tanggapan siswa terhadap penerapan metode praktikum pembuatan tekult pada materi
Archaebacteria dan Eubacteria.
2. Pengambilan data
Setelah peneliti melakukan persiapan penelitian dan uji coba soal kemudian peneliti mengambil data ketrampilan proses sains siswa, hasil
observasi siswa dalam kegiatan diskusi, aktivitas siswa dalam praktikum, tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran, tanggapan guru terhadap
pembelajaran. 3.
Laporan penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mengevaluasi dan
menganalisis data yang diperoleh, membuat pembahasan serta kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang diperoleh.
G. Data dan Metode Pengumpulan Data