namun juga berkarakter. Karakter yang diharapkan dalam pembelajaran PKn menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick menggunakan media video
adalah disiplin, mandiri, tanggung jawab, Bersahabat berkomunikasi.
2.1.7 Model Pembelajaran
2.1.7.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, seorang guru perlu menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran yang dipilih
harus disesuaikan dengan kondisi di SD yang akan diteliti. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mana siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda Shoimin, 2014:45. Sedangkan menurut Suprijono 2012:54 pembe-lajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih, dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada kerjasama antar siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Guru bertugas menetapkan tugas dan
mengarahkan setiap kelompok untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan. Melalui pembelajaran kooperatif diharapkan siswa dapat bertukar pendapat
dengan temannya, sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan kegiatan siswa untuk bekerjasama dengan temannya, sedangkan guru bertugas sebagai fasilitator.
Melalui pembelajaran kooperatif diharapkan siswa dapat bekerjasama dan
mengemukakan pendapatnya dalam kelompok, sehingga pembelajaran lebih efektif.
2.1.7.2 Model Kooperatif Tipe Talking Stick
Menurut Suprijono 2012:109 pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani
mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran ini dimulai dengan penjelasan materi, pemahaman materi oleh siswa. guru selanjutnya mengambil tongkat kepada salah
satu peserta didik. Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan. Ketika stick bergulir seyogyanya diiringi music. Di akhir
kegiatan guru melakukan refleksi, ulasan terhadap seluruh jawaban, serta bersama peserta didik merumuskan kesimpulan.
Talking Stick tongkat berbicara merupakan model yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang menyampaikan pendapat
dalam suatu forum. Sebagai mana dikemukakan Locust dalam Huda, 2013:224 The Talking Stick has been used for centuries by many Indian
tribes as a means of just and impartial hearing. The Talking Stick was commonly used in council circles to decide who had the right to
speak. When matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the Talking Stick, and begin the
discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the Talking Stick, and whoever would speak after him would take
it. In this manner, the stick would be passed from one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was
thenpassed back to the elder for safe keeping.
Talking Stick sudah digunakan selama berabad-abad oleh suku Indian sebagai alat berbicara secara adil dan tidak memihak. Pada saat pimpinan rapat
mulai berdiskusi dan membahas masalah harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara. Apabila semua
sudah mendapat giliran bicara, maka tongkat akan kembali ke pimpinan rapat. Talking Stick digunakan untuk orang untuk mendapat hak berbicara secara
bergantian. Menurut Huda 2013:224 dalam penerapan Model Kooperatif Tipe
Talking Stick, guru membagi kelas menjadi kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen. Adapun sintaknya yaitu sebagai berikut : 1 guru
menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya ±20cm, 2 guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, 3 siswa mempelajari materi dan
menguasainya, guru meminta siswa untuk menutup isi bacaan. 4 guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru
memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk
menjawab setiap pertanyaan., 5 guru memberi kesimpulan, 6 guru melakukan evaluasi, 7 guru menutup pembelajaran.
Menurut Shoimin 2014:199 Model Kooperatif Tipe Talking Stick memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1 menguji kesiapan peserta didik dalam
pembelajaran; 2 melatih peserta didik memahami materi dengan cepat, 3 memacu agar peserta didik lebih giat belajar belajar dahulu sebelum pelajaran
dimulai; 4 peserta didik berani mengemukakan pendapat. Model pembelajaran ini secara tidak langsung akan membangun tanggung jawab pada diri siswa dan
memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu, keterampilan guru dalam mengajar dan mengelola kelas juga meningkat dengan
menerapkan Model Kooperatif Tipe Talking Stick, karena dengan model ini guru
dituntut untuk selalu memperhatikan kebutuhan siswa dan memberikan penguatan yang positif kepada siswa baik itu secara verbal maupun non verbal.
Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Talking Stick merupakan model yang digunakan agar siswa aktif dalam berbicara. Model ini
digunakan agar siswa lebih memperhatikan dan memahami materi pembelajaran, karena dalam model ini ada kegiatan menjawab pertanyaan dari guru bagi siswa
yang mendapatkan stick yang sudah dipersiapkan guru. Di akhir pembelajaran, guru memberikan kesimpulan, serta evaluasi bagi siswa. model ini dapat melatih
keterampilan siswa dalam memahami materi dengan cepat, dan mengajak mereka untuk tetap siap jika mendapatkan pertanyaan. Kelebihan-kelebihan Model
Kooperatif Tipe Talking Stick inilah yang mendasari peneliti menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick dalam penelitian.
2.1.8 Media Pembelajaran