persahabatan dengan pendidikan fisik, sehingga akan terjadi kegiatan saling membantu di antara siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam berdiskusi.
7 Wendy Jolliffe 2014 yang berjudul “Bridging The Gap: Teacher
Cooperating Together To Implement Cooperative Learning ” menunjukkan
bahwa guru yang profesional merupakan guru yang bisa menerapkan dan mengembangkan pembelajaran kooperatif dalam mengajar. Karena penerapan
dan pengembangan budaya berkolaborasi merupakan kunci utama yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif.
8 Robert E.Slavin 2014 yang berjudul “Cooperative Learning in Elementary
School ” menunjukkan bahwa kooperatif learning merupakan metode yang
dapat digunakan untuk kelompok siswa yang berbeda usia yaitu di sekolah dasar yaitu dengan menginstruksi siswa, sehingga siswa aktif dalam
pembelajaran. Penelitian-penelitian diatas sudah berhasil dan digunakan sebagai
pendukung penelitian dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pkn menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Media Video Pada
Kelas IV A SDN Karanganyar 02 Semarang ”.
2.3. Kerangka Berpikir
PKn merupakan salah satu pembelajaran wajib di Sekolah dasar selain matematika, bahasa Indonesia, IPA dan IPS. Mata pelajaran PKn sangat penting
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembelajaran PKn kurang diminati siswa karena dianggap membosankan dan merupakan pelajaran hafalan.
Pembelajaran PKn seharusnya sarat dengan pembelajaran afektif, namun
kebanyakan dilaksanakan secara kognitif. Begitu pula yang terjadi di SDN Karanganyar 02 Semarang, hasil belajar PKn masih kurang optimal khususnya
pada kelas IV A. Peneliti akan merencanakan peningkatan kualitas pembelajan PKn pada siswa kelas IV A SDN Karanganyar 02 Semarang menggunakan Model
Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Media Video. Adapun Kerangka berpikir dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Bagan 2.1 Kerangka berpikir
2.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe
Talking Stick dengan Media Video dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV A SDN Karanganyar 02 Semarang.
KONDISI AWAL
Pelaksanaan Tindakan
KONDISI AKHIR
1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
2. 65 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM.
3. Siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran
4. Keterampilan guru mengelola pembelajaran kurang
maksimal, yaitu guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi
1. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran
dalam pembelajaran PKn meningkat 2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn meningkat. 3.
Hasil belajar dalam pembelajaran PKn meningkat. Menerapkan model Talking Stick dengan media
audiovisual dengan langkah-langkah: 1.
Guru menjelaskan materi pokok dengan mengunakan media audiovisual
2. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan
mempelajari materi tersebut. 3.
Guru meminta siswa untuk menutup buku. 4.
Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan. 5.
Siswa yang memegang tongkat saat music berhenti, maka wajib menjawab pertanyaan dari guru.
6. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban
yang diberikan siswa 7.
Guru bersama siswa merumuskan kesimpulan
Adanya peningkatan kualitas pembelajaran PKn di SD
53
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto, dkk 2009:3
adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut
Iskandar 2011:21 penelitian tindakan kelas PTK adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau dosen tenaga pendidik, kolaborasi tim peneliti yang sekaligus sebagai peneliti, sejak
disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan. Peneliti memilih PTK dalam penelitian ini karena PTK dapat meningkatkan
kualitas proses dan produk pembelajaran. Menurut Aqib 2009:14 Sebagai calon guru, PTK merupakan suatu kebutuhan untuk meningkatkan profesionalisme guru
karena dengan melakukan PTK guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika dikelas, mampu memperbaiki proses pembelajaran, serta menjadikan guru
menjadi semakin kreatif karena dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi