mendapatkan skor 21,6 dengan kriteria baik dan pada pertemuan kedua mendapatkan skor 24,1 dengan kriteria baik.
Peningkatan hasil belajar yaitu pada prasiklus ketuntasan klasikal hanya 34,8 meningkat pada siklus I pertemuan pertama dengan ketuntasan klasikal
60,86 dan 69,56 pada pertemuan kedua. Pada siklus IIketuntasan klasikal mencapai 78,26 pada pertemuan pertama dan 86,96 pada pertemuan kedua.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
4.2.2.1 Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah penelitian yang telah dilaksanakan membuktikan bahwa Model Kooperatif Tipe Talking Stick dengan
Media Video dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar.
4.2.2.2 Implikasi Praktis
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas sehingga dapat memicu tenaga pendidik untuk
melaksanakan penelitian sejenis yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick dengan
Media Video. 4.2.2.3
Implikasi Pedagogis Penggunaan Model Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Media Video
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Perolehan skor keterampilan guru mengalami peningkatan. Pada
siklus I pertemuan pertama mendapatkan skor 19 dengan kriteria baik, siklus I
pertemuan kedua mendapatkan skor 21 dengan kriteria baik. Pada siklus II pertemuan pertama mendapatkan skor 28 dengan kriteria sangat baik dan pada
pertemuan kedua mendapatkan skor 31 dengan kriteria sangat baik. Peningakatn aktivitas siswa yaitu pada siklus I pertemuan pertama
mendapatkan skor 17,5 dengan kriteria baik, siklus I pertemuan kedua mendapatkan skor 20,7 dengan kriteria baik. Pada siklus II pertemuan pertama
mendapatkan skor 21,6 dengan kriteria baik dan pada pertemuan kedua mendapatkan skor 24,1 dengan kriteria baik.
Peningkatan hasil belajar yaitu pada prasiklus ketuntasan klasikal hanya 34,8 meningkat pada siklus I pertemuan pertama dengan ketuntasan klasikal
60,86 dan 69,56 pada pertemuan kedua. Pada siklus IIketuntasan klasikal mencapai 78,26 pada pertemuan pertama dan 86,96 pada pertemuan kedua.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa Model Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Media Video dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar pada pembelajaran PKn kelas IV A SDN Karanganyar 02 Semarang.
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn menggunakan Model Kooperatif
Tipe Talking Stick dengan Media Video pada siswa kelas IV A SDN Karanganyar 02 Semarang, diperoleh data sebagai berikut:
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn menggunakan Model Kooperatif
Tipe Talking Stick dengan Media Video mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan pertama memperoleh skor 19 dengan kriteria baik, siklus I
pertemuan kedua memperoleh skor 21 dengan kriteria baik. Pada siklus II pertemuan pertama memperoleh skor 28 dengan kriteria sangat baik dan pada
pertemuan kedua memperoleh skor 31 dengan kriteria sangat baik. Ha itu ditunjukkkan pada peningkatan indikatornya yaitu: 1 Membuka pelajaran,
2 Menyiapkan media , 3 Menjelaskan materi, 4 Membimbing siswa memahami materi, 5 Melaksanakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick,
6 Mengkondisikan permainan, 7 Melakukan tanya jawab, 8 Melakukan penguatan, 9 menutup pembelajaran dengan salam.Keterampilan guru
sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan oleh peniliti
yaitu mendapatkan skor ≥18 atau dengan kriteria baik. 2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Media Video mengalami peningkatan. Pada siklus
I pertemuan pertama memperoleh skor 17,5 dengan kriteria baik, siklus I