atas 2 contoh, agar siswa mampu mengembangkan sikap yang lain terhapad pengaruh globalisasi. Langkah penggunaan sama dengan langkah penggunaan
pada siklus II pertemuan pertama.
Media video Pada Siklus II Pertemuan Pertama mengenai Materi Dampak Globalisasi
2.1.9 Teori Belajar yang Mendasari Penelitian
2.1.9.1 Teori Perkembangan Kognitif
Beberapa pernyataan diatas dijelaskan berdasarkan beberapa teori. Salah satu teori yang mendasari adalah teori perkembangan kognitif. Menurut Piaget
dalam Nurochim, 2013:22 bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui siswa.Sedangkan Piaget dalam
Suprijono, 2012:23 teori belajar kognitif menekankan belajar sebagai proses internal yang melibatkan proses berpikir yang kompleks. Perkembangan kognitif
diklasifikasikan menjadi empat tahapan berpikir sesuai dengan tingkatan umurnya yaitu tahap sensorimotor 0-2 tahun, tahap praoperasi 2-7 tahun, operasi
konkret 8-11 tahun, operasi formal 11 tahun keatas.
Berdasarkan teori kognitif yang diungkapkan oleh Piaget dapat diketahui bahwa peserta didik usia SD berada pada tahap operasional konkret 8-11 tahun,
oleh karena itu dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan menggunakan benda-benda konkret media dalam pembelajaran. Menurut Anitah dkk
2009:6.12 fungsi utama media pembelajaran yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
Kesimpulan yang dapat diambil dari teori-teori diatas yaitu pembelajaran akan lebih efektif dan bermakna jika menggunakan media. Dengan penggunaan
media, akan memudahkan pencapaian indikator pembelajaran, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran, khususnya PKn
harus disesuaikan dengan teori kognitif. Peneliti perlu menyesuaikan media pembelajaran dengan tingkat perkembangan siswa SD yaitu pada tahap operasi
konkret. Pada penelitian ini peneliti menggunakan media video agar siswa dapat melihat contoh konkret dari materi yang disampaikan.
2.1.9.2 Teori Konstruktivisme
Selain didasarkan pada teori perkembangan kognitif menurut piaget, penelitian ini juga didasarkan pada teori konstruktivisme. Menurut Nurrochim
2013:24 bahwa yang terpenting dalam teori belajar konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan
penekanan. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.Dengan kata
lain, siswa diharapkan dapat bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Suprijono 2012:30 mengemukakan bahwa pengetahuan adalah factum apa yang dibuat, et verum
apa yang diketauhi, convertentur konvertibel satu terhadap lainnya. Pengetahuan itu dikonstruksikan dibangun, bukan dipersepsi secara langsung
oleh indra. Artinya dalam proses pembelajaran, siswa harus aktif, sehingga dapat mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya sendiri. Bogner dalam Huda,
2013:37 mengatakan bahwa ”Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang dapat memberi nilai lebih pada
makna pengalaman tersebut dan meningkatkan kemampuan untuk mengarahkan model
pengalaman selanjutnya”. Dengan demikian teori belajar konstruktivisme menekankan bagaimana
pentingnya keterlibatan anak secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu pengetahuan melalui pengalaman dalam
lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan pembelajaran PKn seharusnya menciptakan pembelajaran
yang mendorong siswa untuk berpikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial. Jadi siswa tidak diasumsikan lagi sebagai gelas yang kosong tanpa bekal, tetapi sebagai gelas yang telah berisi air pengetahuan yang menjadi bekal guru
untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Melalui teori konstruktivisme siswa mendapat kesempatan dan dorongan dalam proses
mendapatkan gagasan dan pengetahuan baru dari hasil pengkonstruksian pengetahuan awal dan yang baru ia dapatkan. Sehingga diperlukan model
pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick.
2.1.10 Penggunaan Model Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Media