Strategi pengendalian secara bertahap

90 Juli merupakan terjelek karena berada jauh dari garis tren. Apabila diadakan penutupan musim, maka yang terbaik adalah bulan Juni karena pada bulan Juli akan terjadi pemulihan stok yang berdampak kepada tangkapan bulan Juli meningkat dan mengembalikannya kepada garis tren.

4.6.5 Strategi pengendalian secara bertahap

Kebijakan pengelolaan perikanan termasuk perikanan udang di Laut Arafura saat ini merupakan kombinasi dari IBI dan IAI. Bentuk instrumen kebijakan IBI antara lain pembatasan jumlah kapal effort control, pembatasan alat tangkap, pembatasan jalur penangkapan atau fishing ground. Sedangkan penerapan instrumen kebijakan IAI dilaksanakan dengan pengenaan PHP sebesar 2.5. Dengan mempertimbangkan kondisi perikanan secara umum saat ini belum kondusif sebagai akibat kenaikan harga BBM, resistensi pengusaha dan nelayan serta rendahnya kesadaran para pelaku atas prinsip-prinsip kelestarian dan keberlanjutan ekonomi, maka strategi pengendalian dilakukan secara bertahap dengan prinsip kehati-hatian secara adaptif. Tahapan dalam penerapan instrumen kebijakan pengelolaan dilaksanakan sebagai berikut: 1 Penerapan IBI dan IAI untuk jangka pendek-menengah selama lima tahun meliputi: 1 Penutupan musim penangkapan pada bulan Juni. 2 Pengurangan jumlah kapal dengan prioritas kapal-kapal yang berumur di atas 30 tahun. 3 Pambatasan kuota agregat dengan pengurangan produksi penangkapan sebesar 5 dari produksi pada level MSY. 91 4 Tetap memberlakukan PHP sebesar 2.5. 2 Penerapan IAI untuk kepentingan jangka panjang dengan pengenaan tax sebesar 10 sebagai pengganti PHP. 4.6.6 Keterkaitan skenario pengelolaan dengan orientasi pembangunan Kabinet Indonesia Bersatu Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu dalam perumusuan strategi pembangunan nasionalnya bertumpu kepada tiga pilar strategi, yaitu: 1 pengentasan kemiskinan pro-poor 2 penyerapan tenaga kerja pro-job 3 pertumbuhan ekonomi pro-growth Sektor kelautan dan perikanan yang diharapkan menjadi salah satu penggerak utama perekonomian, pembangunannya diarahkan untuk: 1 meningkatkan pendapatan nelayan dan pembudidaya dalam rangka mengentaskan kemiskinan pro-poor; 2 meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat baik di bidang usaha produksi, pengolahan maupun jasa pro-job; serta 3 meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap perekonomian nasional pro- growth baik melalui peningkatan produktivitas, efisiensi maupun peningkatan devisa ekspor. Khusus kegiatan produksi bidang perikanan mencakup kegiatan penangkapan dan budidaya ikan. Kegiatan usaha penangkapan ikan pada dasarnya merupakan panen harvest dari hasil proses produksi alami sumber daya ikan. Kontribusi atau peran dari usaha penangkapan terhadap pembangunan ekonomi nasional ditentukan oleh skenario pengelolaan yang diterapkan. Hasil penelitian ini dapat menunjukan dampak skenario pengelolaan terhadap keberhasilan pemerintah dalam mencapai sasaran pembangunan sesuai dengan pilar strategi yang 92 ditetapkan. Strategi pembangunan yang memungkinkan dievaluasi di sini adalah ”pro-poor” dan ”pro-growth”. Skenario pengelolaan yang dihasilkan dari penelitian ini secara umum adalah pengendalian intensitas penangkapan untuk mengoptimalkan produksi perikanan udang di Laut Arafura. Pengendalian intensitas penangkapan tersebut diarahkan untuk mengurangi upaya penangkapan dari tingkat aktual tahun 2005 yaitu 106500 day-fish, menjadi tingkat upaya penangkapan yang secara ekonomi optimum yaitu 77518 day-fish. Dampak dari pengurangan upaya penangkapan tersebut terhadap tingkat perolehan per unit usaha, yang diukur dengan tingkat keuntungan ekonomi per kapal, ditunjukan secara grafis pada Gambar berikut. -10 10 20 30 40 50 60 20 40 60 80 100 120 140 160 180 EFFORT JUMLAH KAPAL P R O F IT 1 J U T A R U P IA H Profitkapal Gambar 32. Kurva profit dan effort jumlah kapal Gambar 32 tersebut menunjukan bahwa untuk peningkatan perolehan pendapatan nelayan dari usaa penangkapan dimungkinkan bila dilakukan pengurangan intensitas upaya penangkapan atau jumlah kapal. Dengan demikian rekomendasi untuk pengurangan jumlah kapal dari penelitian ini sejalan dengan strategi 93 -100 100 200 300 400 500 25 50 75 100 125 150 175 EFFORT ribu hari N IL A I R p . M IL IA R Revenue Cost Profit 2005 E aktual, h aktual MSY Open access MEY pembangunan nasional yang pro-poor. Pertanyaan selanjutnya adalah berapa banyak intensitas upaya penangkapan atau jumlah kapal yang dikurangi. Hasil penelitian ini menunjukan hubungan antara intensitas atau tingkat upaya atau jumlah kapal penangkapan dengan total keuntungan ekonomi yang diperoleh bagi seluruh pelaku usaha penangkapan udang di Laut Arafura Gambar 33. Gambar 33. Kurva revenue, profit dan cost perikanan udang di L. Arafura Tingkat keuntungan ekonomi tersebut mencerminkan kontribusi perikanan udang di Laut Arafura terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu kontribusi optimum dicapai pada intensitas penangkapan yang menghasilkan keuntungan optimum. 94 Skenario yang dihasilkan dari penelitian ini adalah pengendalian effort dengan sasaran tercapainya rente ekonomi optimum yang akan menjamin kontribusi optimum perikanan udang di Laut Arafura bagi perekonomian nasional. Dengan demikian rekomendasi untuk pengurangan jumlah kapal dalam penelitian ini mendukung atau sejalan dengan strategi pembangunan nasional yang pro-growth. Karena sumber daya udang di Laut Arafura pada tahun 2005 secara ekonomis dan biologis sudah pada tingkat berlebih, maka skenario pengelolaan perikanan udang di Laut Arafura yang pro-poor dan pro-growth adalah pengurangan jumlah kapal hingga mencapai tingkat optimumnya. Apabila kebijakan pemerintah di bidang perikanan dalam bentuk industrialisasi dalam negeri dan penghentian izin kapal asing pada tahun 2007 dilaksanakan secara konsisten, dalam jangka pendek dan menengah akan terjadi penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar, karena terjadi peningkatan industri pengolahan. Rekomendasi kebijakan hasil penelitian untuk mengendalikan effort agar nilai ekonomi usaha penangkapan optimum, sekaligus juga menjamin kelestarian pasok bahan baku industri, adalah sejalan dengan kebijakan industrialisasi dalam negeri. Oleh karenanya, apabila kedua kebijakan dijalankan dalam periode waktu yang sama jangka pendek sampai menengah sekaligus, yaitu industrialisasi dalam negeri dan pengendalian penangkapan, maka pengelolaan perikanan udang dapat memberikan kontribusi dicapainya tiga pilar strategi yaitu pro-poor, pro-job dan pro-growth. 95

4.7 Implikasi Kebijakan Pengelolaan Perikanan Udang