6 HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Peran Sektor Perikanan
Sektor perikanan memiliki arti penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari perkembangan PDB sektor perikanan yang cukup besar selama
periode tahun 2001-2004 yaitu 14,41 . PDB sektor perikanan tahun 2005 sampai dengan triwulan III sebesar Rp.16,06 triliun. Kontribusi sektor perikanan terhadap PDB
nasional cenderung terus meningkat. Apabila pada tahun 2001 kontribusi tersebut sekitar 2,19 selanjutnya pada tahun 2004 meningkat menjadi 2,40
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005. Pentingnya peranan sektor perikanan terhadap perekonomian baik secara
nasional maupun regional dapat diketahui pula dari hasil analisa Tabel Input-Output. Analisa terhadap Tabel Input-Output Nasional tahun 1995 oleh Resosudarmo etal,
2001, menggambarkan bahwa beberapa sektor yang berkaitan dengan bidang Kelautan dan Perikanan dapat dikategorikan sebagai sektor prioritas jangka pendek
yaitu sektor-sektor yang dampak dari investasi di sektor-sektor terhadap kenaikan total produksi dan pendapatan masyarakat besar. Disamping itu dari analisa tersebut
dihasilkan sektor kunci yaitu sektor penggerak utama berkembangnya sektor-sektor lain didalam perekonomian. Hasil analisa Resosudarmo etal, 2001 menyimpulkan bahwa
ada 5 sektor yang termasuk kelompok kelautan dan perikanan mempunyai nilai Backward Linkage BL dan Forward Linkage FL lebih besar dari satu, yang berarti
sektor-sektor tersebut mempunyai kemampuan besar untuk menumbuhkan industri hulu dan hilirnya. Sektor-sektor tersebut adalah Jasa Perdagangan Hasil Perikanan dan
Maritim, Penambangan Migas dan Pengilangannya, Jasa Angkutan Laut dan Penunjangnya, Ikan Laut dan Hasil Laut Lainnya, dan Udang.
Analisa Tabel Input-Output ditingkat kabupaten, didasarkan pada Tabel Input- Output Kabupaten Buton 1994 dimana terdapat 40 sektor. Dalam analisis I-O disini
difokuskan pada peran sektor perikanan laut. Oleh karena itu dibuat pengelompokan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan erat,
dari 40 sektor menjadi 12 sektor, yaitu: 1. Tanaman Pangan, 2. Perkebunan, 3. Peternakan, 4. Kehutanan,5. Perikanan
Darat, 6. Perikanan Laut, 7. Aspal dan Penggalian lainnya, 8. Listrik dan Air bersih, 9. Industri, 10. Perdagangan, Hotel dan Restoran, 11. Angkutan dan komunikasi, 12.
Bank, Jasa Sosial dan Pemerintahan. Hasil analisis Tabel I-O Kabupaten Buton 1994 dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Keterkaitan Antar Sektor dan Sektor Kunci
Hubungan antar sektor yang dianalisa berupa hubungan ke depan forward linkage dan hubungan ke belakang backward linkage. Selanjutnya
keterkaitan tersebut dapat dilihat sampai seberapa kuat yang dimiliki oleh masing-masing sektor dengan menghitung besarnya tingkat keterkaitan ke depan
atau disebut Derajat Kepekaan DK dan tingkat keterkaitan ke belakang atau disebut Daya Penyebaran DP. Dari DK dan DP dapat dianalisa lebih lanjut
untuk menetukan masing-masing indeknya yaitu Indek Derajat Kepekaan IDK dan Indek Daya Penyebaran IDP.
Hasil pengolahan tabel I-O Kabupaten Buton 1994 yang telah dibuat menjadi 12 sektor dapat dilihat saling keterkaitannya seperti pada Tabel 15.
Tabel 15. Keterkaitan Antar Sektor
No Sektor
Keterkaitan Langsung Keterkaitan Langsung dan
tidak langsung Ke Depan
Ke Belakang Ke Depan
Ke Belakang 1 Tanaman
Pangan 0.1343
0.0760 1.3126
1.1130 2 Perkebunan
0.0264 0.0818
1.0363 1.1320
3 Peternakan 0.0120
0.0759 1.0170
1.0990 4 Kehutanan
0.0300 0.1420 1.0628
1.2021 5 Perikanan
Darat 0.0790
0.2999 1.0874
1.4642
6 Perikanan Laut
0.0855 0.2593
1.1264 1.3967
7 Aspal dan Penggalian Lainnya 0.1303
0.2106 1.3110
1.3452 8 Lisrik dan Air Bersih
0.1575 0.4463
1.1946 1.7654
9 Industri 1.2518
0.5530 2.8432 1.8036
10 Perdagangan, Hotel dan Restroran 0.3414 0.1717 1.5746
1.2636 11 Angkutan dan komunikasi 0.2496
0.4348 1.3852
1.6949 12
Bank, Jasa Sosial dan Pemerintahan 0.2944
0.0408 1.3909
1.0623
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Buton 1994, diolah.
Pada Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk sektor perikanan laut nilai keterkaitan output langsung ke belakang 0.26 dan keterkaitan output langsung dan
tidak langsung ke belakang sektor perikanan laut 1.39 menunjukkan bahwa bila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu-satuan pada sektor perikanan laut
maka sektor perikanan laut itu sendiri membutuhkan input dari sektor-sektor lainnya termasuk sektor perikanan laut itu sendiri sebesar 0.26 satuan untuk keterkaitan
langsung dan sebesar 1.39 satuan untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung. Nilai keterkaitan ke belakang yang besar pada sektor perikanan laut 1,39 menunjukkan
bahwa peningkatan pertumbuhan output di sektor perikanan mempunyai pengaruh yang relatif besar dalam merangsang pertumbuhan output sektor-sektor lainnya.
Untuk mengetahui peranan sektor perikanan laut dalam perekonomian di wilayah Kabupaten Buton dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16.Indeks Koefisien Penyebaran, Kepekaan Penyebaran dan Indeks Prioritas Pembangunan Sektor Kabupaten Buton
No Sektor Indeks
Daya Kategori Indeks Derajat Kategori
Prioritas Penyebaran
Kepekaan 1 Tanaman
Pangan 0.8173
Rendah 0.9638
Rendah IV
2 Perkebunan 0.8313
Rendah 0.7610
Rendah IV
3 Peternakan 0.8070
Rendah 0.7468
Rendah IV
4 Kehutanan 0.8827
Rendah 0.7804
Rendah IV
5 Perikanan Darat 4
1.0752 Tinggi
0.7985 Rendah
II
6 Perikanan Laut 5
1.0256 Tinggi
0.8271 Rendah
II
7 Aspal dan Penggalian Lainnya
0.9878 Rendah
0.9627 Rendah
IV 8
Lisrik dan Air Bersih 2 1.2963
Tinggi 0.8772
Rendah II
9 Industri 1
1.3244 Tinggi
2.0878 Tinggi
I 10
Perdagangan, Hotel dan Restroran 0.9278
Rendah 1.1562
Tinggi III
11 Angkutan dan komunikasi 3
1.2446 Tinggi
1.0172 Tinggi
I 12
Bank, Jasa Sosial dan Pemerintahan 0.7800
Rendah 1.0214
Tinggi III
Pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Buton terdapat dua sektor yang menjadi sektor kunci kategori prioritas I, yaitu sektor industri dan sektor
angkutan dan komunikasi. Kategori prioritas II ada tiga sektor termasuk sektor perikanan laut. Dengan demikian sektor perikanan laut dalam pembangunan
perekonomian di wilayah Kabupaten Buton termasuk pada kategori prioritas kedua karena mempunyai kemampuan untuk menarik pertumbuhan output sektor hulunya.
2. Multiplier Output Sektor Perikanan Laut
Untuk mengetahui sampai berapa jauh dampak kenaikan output sektor perikanan laut terhadap sektor-sektor lainnya di Kabupaten Buton, dapat dilihat pada
Tabel 17 berikut.
Tabel 17. Multiplier Output
Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12
Total 1
1.0209 0.0070 0.0257 0.0077 0.0179 0.0153 0.0164 0.0346 0.1213 0.0117 0.0309 0.0030 1.3126 2
0.0003 1.0041 0.0160 0.0004 0.0010 0.0009 0.0008 0.0018 0.0060 0.0032 0.0016 0.0002 1.0363 3
0.0031 0.0004 1.0025 0.0002 0.0007 0.0006 0.0003 0.0007 0.0015 0.0057 0.0009 0.0004 1.0170 4
0.0011 0.0017 0.0009 1.0025 0.0082 0.0070 0.0035 0.0062 0.0214 0.0044 0.0055 0.0005 1.0628 5
0.0000 0.0001 0.0000 0.0001 1.0845 0.0002 0.0002 0.0003 0.0011 0.0005 0.0004 0.0001 1.0874
6 0.0012 0.0014 0.0005 0.0015 0.0035 1.0757 0.0032 0.0068 0.0239 0.0020 0.0061 0.0006 1.1264
7 0.0048 0.0070 0.0026 0.0077 0.0196 0.0167 1.0527 0.0346 0.1217 0.0100 0.0309 0.0028 1.3110
8 0.0003 0.0004 0.0004 0.0033 0.0025 0.0022 0.0019 1.1636 0.0049 0.0058 0.0069 0.0022 1.1946
9 0.0501 0.0731 0.0268 0.0811 0.1842 0.1575 0.1723 0.3634 1.2773 0.1054 0.3237 0.0284 2.8432
10 0.0167 0.0158 0.0084 0.0192 0.0795 0.0679 0.0312 0.0876 0.1341 1.0352 0.0721 0.0070 1.5746
11 0.0060 0.0078 0.0045 0.0109 0.0306 0.0255 0.0422 0.0369 0.0589 0.0425 1.1149 0.0045 1.3852
12 0.0085 0.0135 0.0107 0.0676 0.0321 0.0273 0.0204 0.0287 0.0313 0.0372 0.1010 1.0126 1.3909
Total 1.1130 1.1320 1.0990 1.2021 1.4642 1.3967
1.3452 1.7654 1.8036 1.2636 1.6949 1.0623 16.3419
Dari Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa jika permintaan akhir sektor perikanan laut meningkat 1,00 persen maka output perekonomian akan meningkat sebesar 1,40
persen, terdiri dari output sektor perikanan laut sendiri sebesar 1,08 persen dan sumbangan sektor lainnya sebesar 0,32 persen. Atau dengan kata lain bahwa jika terjadi
injeksi sebesar 1 persen di sektor perikanan laut, maka akan berdampak terhadap peningkatan output perekonomian sebesar 1,40 persen, yang terdiri dari satu persen
merupakan dampak langsung dan 0,40 persen dampak tidak langsung. Jika permintaan akhir seluruh sektor meningkat sebesar 1 persen maka output
perekonomian akan meningkat sebesar 16,34 persen, yang disumbangkan oleh sektor perikanan laut sendiri sebesar 1,13 persen dan sumbangan sektor lainnya diluar sektor
perikanan laut sebesar 15,22 persen.
3. Dampak Peningkatan Investasi Sektor Perikanan
Dari Tabel I-O dapat dianalisa pula seberapa besar dampak peningkatan investasi sektor perikanan terhadap sektor-sektor lainnya seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 18 di bawah ini. Tabel 18. Dampak Peningkatan Pengeluaran Pemerintah di Sektor Perikanan Sebesar
10 Persen terhadap Output, Income, NTB dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Buton
No Sektor
Injeksi Dampak Terhadap
Output Income
NTB T
Kerja 1 Tanaman
Pangan 0.1533
0.0154 0.1416 0.1115
2 Perkebunan 0.0087
0.0021 0.0080 0.0079
3 Peternakan 0.0056
0.0007 0.0052 0.0048
4 Kehutanan 0.0697
0.0029 0.0598 0.0541
5 Perikanan Darat
0.0016 0.0002
0.0011 0.0010
6 Perikanan Laut
10 10.7566
1.4209 7.9674 7.6271
7 Aspal dan Penggalian Lainnya 0.1672
0.0217 0.1320 0.0300
8 Lisrik dan Air Bersih 0.0223
0.0044 0.0124 0.0002
9 Industri 1.5747
0.3151 0.7038 0.2033
10 Perdagangan, Hotel dan
Restroran 0 0.6792
0.1000 0.5626
0.2978 11 Angkutan dan komunikasi
0.2546 0.0534
0.1439 0.0797 12
Bank, Jasa Sosial dan Pemerintahan 0
0.2735 0.2065
0.2623 0.0613
Pada Tabel 18, dapat diketahui bahwa ketika terjadi penambahan investasi sebesar 10 persen disektor perikanan laut, akan berdampak pada peningkatan output
sebesar 10,76 persen disektor perikanan laut itu sendiri, sedangkan tingkat pendapatan meningkat hanya sebesar 1,42 persen. Peningkatan akibat penambahan investasi
disektor perikanan laut terhadap nilai tambah bruto dan penyerapan tenaga kerja lebih besar masing-masing sebesar 7,97 persen dan 7,63 persen untuk sektor perikanan laut
itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi sebesar 10 persen di sektor perikanan laut akan menciptakan output yang lebih besar dibanding dengan
tingkat pendapatan, nilai tambah bruto dan penyerapan tenaga kerja.
Dari hasil analisa Input-Output Nasional dan Kabupaten tersebut diatas, menunjukkan bahwa sektor perikanan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
secara nasional maupun regional termasuk di daerah Teluk Lasongko.
6.2 Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Teluk Lasongko