Kondisi Wilayah di Teluk Lasongko

5 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

5.1 Kondisi Wilayah di Teluk Lasongko

Teluk Lasongko merupakan salah satu teluk terbesar yang terdapat di Kabupaten Buton, dengan luas total sekitar 13,6 km 2 dan luas total daratan wilayah Teluk Lasongko yang terdiri dari 4 empat kecamatan sekitar 887 km 2 . Teluk ini terletak di daratan Pulau Muna bagian timur dengan mulut teluk menghadap ke arah timur. Wilayah Perairan Teluk Lasongko secara administrasi termasuk kedalam 4 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Lakudo, Kecamatan Mawasangka Timur, Kecamatan Mawasangka, dan Kecamatan Gu. Secara administrasi wilayah Teluk Lasongko memiliki batas wilayah : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muna - Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Buton - Sebelah Timur berbatasan dengan Selat buton - Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Muna Sebagaimana halnya dengan kondisi umum Pulau Muna yang terpisah dari daratan Pulau Sulawesi, wilayah pantai Teluk Lasongko memiliki bentuk topografi datar, bergelombang sampai berbukit. Areal bertopografi datar umum ditemukan di Kelurahan Lakudo, Waara, Madongka, dan Bungi, sementara desa lainnya didominasi oleh areal bergelombang sampai berbukit. Teluk Lasongko seperti halnya dengan wilayah Kabupaten Buton memiliki jumlah bulan basah yang lebih sedikit dibandingkan bulan kering, dengan curah hujan rata-rata tiap tahun sangat rendah. Musim hujan biasanya terjadi pada Bulan November sampai dengan Maret, sedangkan musim kemarau terjadi pada Bulan Agustus sampai Oktober. Suhu udara maksimum 34° C dan minimum 20° C. Kondisi oceanografi perairan Teluk Lasongko pada sebelah barat dan timur Kecamatan Lakudo terlindung dari gempuran ombak musim timur Mei – Agustus dan ditumbuhi komunitas lamun dan komunitas terumbu karang. Tipe pasut termasuk campuran semi diurnal mixed semidiurnal, dengan tinggi pasang dipermukaan dan kedalaman 4 meter diselat yang tersempit sekitar 0,2 – 0,8 mdetik. Perairan ini memiliki kandungan oksigen terlarut yang tinggi sekitar 5,6 – 6,12 ppm dan paparan dasar yang landai serta kedalaman berkisar antara 30 – 50 meter yang cukup luas yaitu 1200 ha. Kondisi kualitas air diperairan Teluk Lasongko dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter Fisika-Kimia di Perairan Teluk Lasongko No. Parameter Satuan Kisaran 1. Ph - 7,75 – 8,16 2. DHL 4400 – 4460 3. Kekeruhan 0 – 1 4. DO Ppm 5,51 – 8,05 5. Salinitas Ppt 28,10 – 28,60 6. Suhu °C 29,50 – 30,60 Sumber: DKP 2003

5.1.1 Kependudukan

Laju pertumbuhan penduduk di Teluk Lasongko paling tinggi di Kecamatan Mawasangka Timur sebesar 4,79, dan terendah di Kecamatan Lakudo sebesar 2,51. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 43.030 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk dan jumlah penduduk menurut jenis kelamin di kawasan Teluk Lasongko disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kawasan Teluk Lasongko Menurut Kecamatan Tahun 2000 dan 2004 Kecamatan Penduduk Laju Pertumbuhan Pertahun 2000 2004 1 2 3 4 1 G u 22.590 24.940 2,60 2 Lakudo 21.199 23.329 2,51 3 Mawasangka 26.467 29.305 2,68 4 Mawasangka Timur 6.496 7.740 4,79 J u m l a h 76.752 85.314 3,14 Sumber : BPS Kabupaten Buton, 2004 diolah Tabel 3. Penduduk di Kawasan Teluk Lasongko Menurut Jenis Kelamin Tahun 2004 Kelompok Umur Jenis Kelamin Laki-Laki + Perempuan Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 Gu 12.296 12.644 24.940 Lakudo 12.085 11.244 23.329 Mawasangka 14.422 14.883 29.305 Mawasangka Timur 3.481 4.259 7.740 Jumlah 42.284 43.030 85.314 Sumber : BPS Kabupaten Buton, 2004 diolah Wilayah Kecamatan Gu merupakan wilayah terpadat di kawasan Teluk Lasongko dengan kepadatan 219 jiwakm2 dan kepadatan terendah adalah Kecamatan Mawasangka Timur 61 jiwakm2. Luas kecamatan dan kepadatan penduduk per kecamatan di Teluk Lasongko disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Kepadatan Penduduk di Kawasan Teluk Lasongko Menurut Kecamatan Tahun 2000 dan 2004 Kecamatan Luas km2 Penduduk jiwa Kepadatan jiwakm2 2000 2004 2000 2004 1 2 3 4 5 6 1 G u 114,00 22.590 24.940 198 219 2 Lakudo 225,00 21.199 23.329 94 104 3 Mawasangka 421,77 26.467 29.305 63 69 4 Mawasangka Timur 126,23 6.496 7.740 51 61 Jumlah 887,00 76.752 85314 86 96 Sumber : BPS Kabupaten Buton, 2004 diolah Sebagian besar penduduk di Teluk Lasongko merupakan suku bangsa Buton dan Wakatobi sebanyak 65.676 jiwa disusul oleh suku bangsa Muna sebanyak 9.177 jiwa, sebagaiman disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Penduduk Kawasan Teluk Lasongko Menurut Kecamatan dan Suku Bangsa Tahun 2000 Kecamatan Buton, Waka- tobi Bugis Maro- Mene Muna Bajo Wajo Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 1 Gu 22,170 87 178 0 155 2 Lakudo 21,087 30 55 3 Mawasangka 22,419 458 27 0 297 4 Mawasangka Timur - - 39 8,972 778 - Jumlah 65,676 575 39 9177 778 507 Ket : Data masih tergabung dengan kecamatan induk Mawasangka Sumber : BPS Kabupaten Buton, 2004 diolah

5.1.2 Pendidikan

Bidang pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting guna melahirkan insan-insan yang berilmu. Pembangunan di bidang pendidikan di Kabupaten Buton dititikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia yang cerdas dan memiliki intelektualitas yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan disajikan pada Tabel 9 sampai dengan Tabel 12. Pada tabel-tabel tersebut disajikan data mengenai banyaknya sekolah, guru dan murid dari semua jenjang pendidikan mulai dari pra sekolahTaman Kanak-Kanak TK sampai SLTA tahun 2004. Dari tabel ini dapat dilihat rasio antara guru terhadap sekolah, murid terhadap sekolah dan murid terhadap guru baik TK, SD, SMP dan SMU. Tabel 6. Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Taman Kanak-Kanak Menurut Kecamatan di Kawasan Teluk Lasongko Tahun 2004 K e c a m a t a n Sekolah Guru Murid Rata-Rata Guru Sekolah Murid Sekolah Murid Guru 1 2 3 4 5 6 7 1 Gu 5 7 186 1 37 27 2 Lakudo 5 11 222 2 44 20 3 Mawasangka 6 15 253 2 46 17 4 Mawasangka Timur 1 1 44 1 1 44 J u m l a h 2004 17 34 705 2 41 20 Sumber : BPS Kabupaten Buton, 2004 diolah Tabel 7. Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid SD Menurut Kecamatan di Kawasan TelukLasongko Tahun 2004 K e c a m a t a n Sekolah Guru Murid Rata-Rata Guru Sekolah Murid Sekolah Murid Guru 1 2 3 4 5 6 7 1 Gu 22 157 3.871 7 176 25 2 Lakudo 18 128 3.781 7 210 30 3 Mawasangka 27 172 5.124 6 190 30 4 Mawasangka Timur 8 34 1.036 4 130 30 J u m l a h 2004 75 491 13.812 6 184 28 Sumber : BPS Kabupaten Buton, 2004 diolah Tabel 8. Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid SMP Menurut Kecamatan di Kawasan Teluk Lasongko Tahun 2004 K e c a m a t a n Sekolah Guru Murid Rata-Rata Guru Sekolah Murid Sekolah Murid Guru 1 2 3 4 5 6 7 1 Gu 3 53 985 18 328 19 2 Lakudo 4 54 939 14 235 17 3 Mawasangka 2 43 1.004 22 502 23 4 Mawasangka Timur 1 10 170 10 170 17 J u m l a h 2004 10 160 3098 16 309 19 Sumber : BPS Kabupaten Buton, 2004 diolah Tabel 9. Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid SMU Menurut Kecamatan di Kawasan Teluk Lasongko Tahun 2004 K e c a m a t a n Sekolah Guru Murid Rata-Rata Guru Sekolah Murid Sekolah Murid Guru 1 2 3 4 5 6 7 1 Gu 2 48 745 24 373 16 2 Lakudo - - - - - - 3 Mawasangka 1 28 596 28 596 21 4 Mawasangka Timur - - - - - - J u m l a h 2004 3 76 1.341 25 447 17 Sumber : BPS Kabupaten Buton, 2004 diolah

5.1.3 Perikanan

Produksi ikan di Teluk Lasongko pada periode tahun 2000-2004 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 produksi ikan tercatat 12.355 ton, pada tahun 2001 produksi ikan tersebut naik sekitar 15 menjadi 14.194 ton. Namun pada tahun 2003 produksi turun menjadi 13.172 ton, dan pada dua tahun terakhir periode tersebut menunjukkan penurunan lagi yaitu dari 14.402 ton pada tahun 2003 menjadi 13.741 ton pada tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa produksi ikan hasil tangkapan di perairan Teluk Lasongko cenderung menurun. Perkembangan produksi ikan di Teluk Lasongko selengkapnya dapat dilihat pada Tabel.13 Tabel 10. Produksi Ikan di Teluk Lasongko 2000-2004 ton Tahun DEMERSAL PELAGIS KECIL PELAGIS BESAR KARANG KONSUMSI BERKULIT KERAS JUMLAH 2000 2.082 6.147 3.186 698 242 12.355 2001 2.411 7.622 2.624 976 561 14.194 2002 1.770 6.708 2.801 1.352 541 13.172 2003 2.220 7.241 3.924 227 790 14.402 2004 2.212 7.239 2.900 750 640 13.741 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Buton diolah. Dalam hal armada penangkapan ikan, berdasarkan data tahun 2004 jumlah armada perikanan yang beroperasi di Teluk Lasongko sebanyak 3.293 buah yang terdiri dari motor tempel 2.722 buah, perahu tanpa motor 533 buah dan kapal motor 38 buah. Distribusi armada penangkapan menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 11. Jumlah Perahu, Kapal Penangkap Ikan Menurut Jenisnya Tiap Kecamatan Tahun 2004 Kecamatan Motor tempel Perahu Tanpa Motor Kapal Motor 1 Gu 1.112 104 5 2 Lakudo 583 215 15 3 Mawasangka 662 108 10 4 Mawasangka Timur 365 106 8 Jumlah 2.722 533 38 Sumber : BPS Kabupaten Buton, 2004 diolah Alat tangkap ikan di Teluk Lasongko didominasi oleh alat tangkap sederhana seperti pancing, jaring insang, bagan dan bubu. Beberapa jenis alat tangkap ikan di Teluk Lasongko jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jaring insang hanyut yang jumlahnya paling banyak diantara jenis alat tangkap yang ada, pada tahun 2000 baru ada 548 unit, namun pada tahun 2004 jumlahnya meningkat pesat menjadi 2.036 unit. Jenis-jenis alat tangkap ikan yang dioperasikan di Teluk Lasongko dan perkembangan jumlahnya selama periode tahun 2000-2004 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jenis dan Jumlah Alat Tangkap Tahun 2000 - 2004 Nama Alat Tahun Tangkap 2000 2001 2002 2003 2004 Payang 19 19 20 20 21 Pukat Pantai 32 31 35 36 37 Pukat Cincin 3 3 3 3 3 Pukat udang 2 2 2 2 2 Jaring Insang Hanyut 548 549 1820 1970 2036 Jaring Insang Lingkar 302 308 309 320 324 Jaring Insang Tetap 458 459 250 276 278 Trammel Net 6 6 12 30 31 Bagan Perahu 62 62 70 73 73 Bagan Tancap 61 61 65 66 66 Serok 14 14 6 5 5 Jaring Angkat Lainnya 16 16 6 5 5 Huhate 3 3 3 3 3 Pancing Biasa 440 437 439 440 443 Pancing Tonda 586 588 583 574 574 Rawai Tetap 45 45 45 45 45 Sero 101 101 28 27 27 Bubu 1345 1345 504 390 365 Jermal 20 20 20 9 8 Perangkap lainnya 69 69 60 130 130 Jenis ikan hasil tangkapan di perairan Teluk Lasongko pada dasarnya dibagi menjadi 5 kelompok yaitu i ikan demersal ii ikan pelagis kecil iii ikan pelagis besar iv ikan karang konsumsi v jenis berkulit keras rajungan dan udang udangan. Ikan- ikan demersal yang tertangkap di perairan Teluk Lasongko antara lain ikan Pari Dasyatis sp, Lencam Lethrinus sp dan Biji nangka Parupeneus indicus. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap kelompok ikan demersal yaitu jaring insang terdiri: jaring insang hanyut, jaring lingkar dan jaring insang tetap; jaring angkat terdiri: bagan perahu dan bagan tancap, perangkap dan alat lainnya terdiri: sero, bubu dan perangkap. Kelompok ikan pelagis kecil yang tertangkap di perairan Teluk Lasongko antara lain ikan ekor kuning Caesio eritrogaster, layang Decapterus sp, selar Selaroides sp, belanak Mugil cephalus, julung-julung Hemirhampus sp, tembang Clupea sp, lemuru Sardinella longiceps, dan kembung Rastreliger sp. tembang Clupea sp. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap kelompok ikan pelagis kecil yaitu pukat payang, pukat pantai dan pukat cincin dan pancing huhate, pancing biasa dan pancing tonda. Ikan pelagis besar yang tertangkap di perairan Teluk Lasongko terdiri dari ikan cakalang Katsuwonus pelamis, tenggiri Scombemorus commersoni, tongkol Euthinus sp, alu-alu Sphyraena sp, dan cucut Charcarias sp. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap kelompok ikan pelagis besar di perairan Teluk Lasongko adalah pancing huhate, pancing biasa, rawai tetap dan pancing tonda. Jenis ikan karang konsumsi yang tertangkap di perairan Teluk Lasongko antara lain ikan bambangan Lutjanus sanguiness, ikan kakap Lutjanus sp, ikan kerapu Epinephalus sp, ikan kurisi Helocentrum rubrum dan ikan kuwe Caranx sp. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap kelompok ikan-ikan karang adalah jenis perangkap dan alat lainnya sero, bubu dan perangkap lainya. Kelompok ikan berkulit keras terdiri dari rajungan Portunus sp dan udang- udangan Penaeus sp. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap kelompok jenis ikan berkulit keras ini adalah perangkap yang terdiri atas sero, bubu, jala, perangkap lain serta jala dan tombak. Perkembangan jumlah jenis alat tangkap ikan yang beroperasi di perairan Teluk Lasongko dan produksi ikannya dalam periode tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Produksi Ikan Per Jenis Alat Tangkap Tahun 2000 – 2004 Nama Alat Tahun Rata- rata Tangkap 2000 2001 2002 2003 2004 Payang 1.049,00 671,65 1.130,00 418,27 527,76 759,34 Pukat Pantai 812,30 1.252,00 1.130,00 743,00 742,00 935,86 Pukat Cincin 2.243,09 3.155,33 1.988,00 2.322,80 2.322,00 2.406,24 Pukat udang 693,32 870,00 1.295,00 884,00 782,91 905,05 Jaring Insang Hanyut 50,94 115,79 237,00 245,50 233,99 176,64 Jaring Insang Lingkar 403,26 301,80 200,96 313,00 318,64 307,53 Jaring Insang Tetap 243,94 378,90 634,57 687,19 689,99 526,92 Trammel Net 19,72 25,74 18,30 4,50 6,20 14,89 Bagan Perahu 278,92 234,22 163,46 217,35 220,12 222,81 Bagan Tancap 354,46 332,15 1.125,02 129,05 129,05 413,95 Serok 31,19 30,00 19,00 11,50 13,00 20,94 Jaring Angkat Lainnya 15,68 7,23 3,30 3,10 3,10 6,48 Huhate Pelagis Besar 991,05 1.011,00 841,30 862,14 455,32 Huhate Pelagis Kecil 560,67 522,15 491,00 295,56 295,56 Rata-Rata 775,86 766,58 666,15 578,85 375,44 632,58 Pancing Biasa PB 505,06 107,00 400,15 252,49 640,59 381,06 Pancing Biasa PK 349,56 286,00 447,00 809,81 809,81 Rata-Rata 427,31 196,50 423,58 531,15 725,20 460,75 Pancing Tonda PB 1.288,98 1.082,00 1.120,66 1.956,37 1.438,59 1.377,32 Pancing Tonda PK 19,57 88,55 17,00 380,02 380,02 Rata-Rata 654,28 585,28 568,83 1.168,20 909,31 777,18 Rawai Tetap PB 400,89 423,00 439,00 853,21 859,40 595,10 Rawai Tetap PK 760,09 576,00 26,00 1.387,48 1.387,48 Rata-Rata 580,49 499,50 232,50 1.120,35 1.123,44 711,26 Sero Demersal 262,47 242,30 190,42 227,27 215,43 697,32 Sero Karang Konsumsi 254,10 361,67 344,47 40,12 252,00 Sero Berkulit Keras 38,33 42,45 309,17 426,82 279,57 Rata-Rata 184,97 215,47 281,35 231,40 249,00 232,44 Bubu Demersal 350,00 392,00 112,90 229,00 225,00 606,71 Bubu Karang Koms 402,00 523,32 703,13 84,60 394,00 Bubu Berkulit keras 30,60 37,31 54,17 114,50 114,50 Rata-Rata 260,87 317,54 290,07 142,70 244,50 251,14 Jermal Demersal 47,60 60,47 5,70 19,00 24,00 147,32 Jermal Karang Konsumsi 33,81 47,00 298,00 72,00 53,00 Jermal Berkulit Keras 25,00 16,00 10,00 14,00 11,00 Rata-Rata 35,47 41,16 104,57 35,00 29,33 49,11 Perangkap Lainnya D 23,43 52,19 24,28 69,84 69,84 328,15 Perangkap Lainnya KK 18,28 44,03 5,98 30,53 50,54 Perangkap Lainnya Kr 148,39 465,34 167,98 235,09 235,00 Rata-Rata 63,37 187,19 66,08 111,82 118,46 109,38 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Buton diolah

5.1.4 Ekosistem perairan

Ekosistem perairan yang terdapat di Teluk Lasongko meliputi ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove. 1.Terumbu Karang Pada umumnya perairan Teluk Lasongko memiliki terumbu karang bertipe karang pantai fringing reef dan ada pula yang bertipe karang gosong patch reef yang terpisah ± 3 km dari pantai dan didominsasi oleh pasir halus. Kondisi terumbu karang di perairan Teluk Lasongko ini umumnya dalam kondisi baik dan sebagian sudah mengalami kerusakan akibat aktifitas nelayan tradisional yang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan cara-cara yang tidak ramah lingkunga yaitu menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak. Pada tahun 2001, daerah penangkapan ikan dengan penggunaan bahan peledak di Kecamatan Lakudo adalah Waara, Wanepe-Nepa Baru, Lolibu dan Boneoge dengan estimasi aktivitas 12 kali ledakan per hari atau 1.800 kali setahun, sementara di Kecamatan Mawasangka Timur jumlah ledakan per hari sekitar 15 kali atau 3.400 kali setahun Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, 2003. Luas total terumbu karang di Teluk Lasongko adalah 279,8 ha atau 20 dari luas perairan Teluk Lasongko seluas 1.360 ha. Sebaran dari Terumbu karang ini meliputi lokasi Karang Bawona, Karang Katembe, Karang Bunging Balano, Karang Bunta, Karang Bone Marangi, Karang Madongka, Karang Bungi. Adapun luasan dari masing-masing lokasi adalah sebagaimana pada Tabel 14. Tabel 14. Penyebaran dan Luasan Terumbu Karang di Teluk Lasongko No Nama Lokasi Luas ha Tutupan Karang 1 Pasi’ Bawona 122,0 36 – 73,7 2 Pasi’ Katembe 40,2 64,9 – 73,7 3 Pasi’ Bunging Balano 4,4 64,9 – 73,7 4 Pasi’ Bunta 90,9 64,9 – 73,7 5 Pasi’ Bone Marangi 3,6 36 6 Pasi’ Madongka 5 72,34 7 Pasi’ Bungi 9,2 35 Luas Total 279,8 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra 2003 Setiap lokasi memiliki ciri yang hampir sama yaitu rataan terumbu karangnya Reef Flat berada pada kedalaman antara 3 sampai 5 meter dengan pada bagian lerengnya Reef Slope sangat landai dengan kontur rata. Karang ditemukan rata-rata pada kedalaman 5 meter hingga 8 meter dan selebihnya adalah pasir dan alga. Keberadaan alga yang cukup tinggi disebabkan oleh pergerakan arus yang lemah. Hal ini mengindikasikan terjadinya peroses pemulihan, sehingga alga lebih cepat tumbuh dan dominan dibanding karang keras Hard Coral. Dapat dijelaskan pada masing-masing stasiun adalah sebagai berikut : Karang Bawono terletak pada 05°25’14,1” LS dan 122°28’55” BT, merupakan tipe terumbu karang gosong Patch Reef dan merupakan daerah penangkapan ikan tradisional mempunyai presentase penutupan karang dalam kriteria baik 69,98, dengan dominasi pada lokasi ini adalah karang lunak Soft Coral dengan rataan yang cukup luas pada kedalaman 7 sampai 8 meter. Karang Katembe 05°24’24,3” LS dan 122°30’19,6” BT, Karang Bunging Balano 05°21’52,7” LS dan 122°31’36,6 BT serta Karang Bunta 05°19’58,4” LS dan 122°30’59,5” BT semuanya merupakan terumbu karang tipe karang pantai Fringing Reef dengan prosentase penutupan karang 64,9 - 73,7. Karang Bone Marangi 05°26’32,9” LS dan 122°31’43,4”BT, merupakan terumbu karang dengan tipe terumbu karang pantai Fringing Reef dengan prosentase penutupan karang sedang 36 mengarah ke kreteria buruk, mayoritas karang hancur dengan sedimentasi tinggi. Karang Madongka 05°25’56,6” LS dan 122°30’42,2” BT memiliki karang yang cukup sehat karena lebih beragam dan kehadiran unsur abiotik pasir tidak terlalu besar dengan prosentase penutupan karang hidupnya 72,34 , didominasi kehadiran karang keras Stony Coral. Karang Bungi 05°21’52,3” LS dan 122°29’36,5” BT prosentase penutupan rendah 35 dan selebihnya disusun oleh komponen karang mati serta dominasi oleh komponen pasir halus 46. Sebaran dari Terumbu karang dapat dilihat pada Gambar 12. dibawah ini : Gambar 12. Peta Sebaran Terumbu Karang di Teluk Lasongko Sumber Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tenggara 2. Padang Lamun Padang lamun ditemukan di seluruh zona intertidal Teluk Lasongko yang terdiri dari 6 macam vegetasi Enhalus acoroides, Thalasia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, dan Halodule universis yang hidup pada substrat pasir halis dan pasir berlumpur Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, 2003. Sebaran dari ekosistem padang lamun di teluk Lasongko mempunyai luas secara keseluruhan adalah 573,03 ha, yang tumbuh pada bagian dasar perairan bersubstrat pasir halus, terbagi 5 lima kelompok lokasi yakni: bagian Utara teluk dengan luas 183,87 ha, sebelah Barat seluas 209,89 ha, Timur seluas 130,56 ha, bagian Barat dekat mulut teluk 20,15 ha, dan bagian Timur dekat mulut teluk seluas 28,56 ha. Untuk penyebaran padang lamun dapat dilihat pada Gambar 13 dibawah ini: Gambar 13. Peta Sebaran Padang Lamun di Teluk Lasongko 3. Mangrove Hutan mangrove terdapat di sepanjang pesisir pantai Kecamatan Lakudo dan Mawasangka Timur seluas 545,52 ha dengan ketebalan bervariasi antara 25 – 300 m yang tersebar dalam kondisi baik yakni; Di Desa Lolibu dengan luas 25 ha, Kel. Lakudo 25 ha, Desa Matawine 75 ha, Boneoge 50 ha, Desa Bungi 75 ha, Desa Lasori 5 ha, dan beberapa tempat yang mempunyai penyebaran rendah adalah kelurahan Waara, Wanepa-nepa, SEBARAN PADANG LAMUN TELUK LASONGKO Nepa Makar, Madongka. Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, 2003. Hutan mangrove merupakan ekosistem penyangga yang menjadi tempat perlindungan bagi berbagai jenis larva organisme spawning ground dan nursery ground rajungan, kepiting, udang, dan berbagai jenis ikan. Sebaran dari mangrove dapat dilihat pada Gambar 14 dibawah ini :

5.2.4 Ekosistem Perairan

Ekosistem perairan yang terdapat di Teluk Lasongko meliputi ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove. A. Terumbu Karang Pada umumnya perairan Teluk Lasongko memiliki terumbu karang bertipe karang pantai fringing reef dan ada pula yang bertipe karang gosong patch reef yang terpisah Gambar 14. Peta Sebaran Mangrove di Teluk Lasongko SEBARAN MANGROVE TELUK LASONGKO 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Peran Sektor Perikanan