namun sudah berada di atas nilai JTB walaupun effort tahun 2004 berada di atas effort MSY. Dengan status pemanfaatan ikan berkulit keras seperti itu maka perlu dilakukan
kebijakan pengurangan alat tangkap untuk menyesuaikan kondisi tahun 2004 terhadap JTB seperti di sajikan pada Tabel 38.
Tabel 38. Jenis dan Jumlah Alat Tangkap Untuk Menangkap JTB Ikan Berkulit Keras
Kode Grup Alat
Kode Nama Alat
Produk Alat
Kurangi Kurangi
Sisa Alat
Tivitas 2004
Produksi Alat
Alat
X5 Perangkap X51 Sero
10,35 27 51 5 22 Dan Alat
X52 Bubu
0,31 365 50 159 206
Lainnya X53
Jermal 1,38
130 0 0
130 X54
P. Lainnya 1,81
9 9
TOTAL 531
101 164 367
6.3 Kelayakan Usaha Perikanan
Analisis kelayakan usaha disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah unit- unit usaha penangkapan yang ada di Teluk Lasongko secara finansial menguntungkan
atau tidak. Disamping itu analisis kelayakan usaha juga dilakukan untuk usaha yang akan dikembangkan dan daerah operasinya diluar perairan Teluk Lasongko. Pada
analisa usaha disini digunakan metode Benefit Cost Ratio BC Ratio . Hasil analisis BC Ratio alat-alat tangkap yang terdapat di Kawasan Teluk Lasongko dapat dilihat
berikut ini dengan rincian perhitungan seperti pada Lampiran 44. Dalam analisis ini dipergunakan asumsi perubahan 10 karena secara empiris
perubahan harga atau tingkat inflasi dalam keadaan ekonomi normal tidak sampai melebihi 10 selama periode satu tahun. Asumsi perubahan 10 ini sering
dipergunakan dalam analisa-analisa ekonomi oleh para ahli.
6.3.1 Analisis usaha alat tangkap yang ada di teluk Lasongko 1. Analisis usaha payang
Hasil Perhitungan diperoleh bahwa BC ratio payang diperoleh sebagai berikut: Tabel 39. BC Ratio Payang
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1
Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 2,01 2
Biaya variabel naik 10
1,86 3
Hasil penjualan turun 10
1,81
Analisis BC ratio terhadap payang menunjukkan bawa BC Ratio sebesar 2,01. Ini berarti bahwa dengan Cost total penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost
sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 2,01 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka B-C ratio untuk
payang masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,86 dan 1,81. Fixed cost sebesar Rp 10.995.500 sedangkan variabel cost sebesar Rp
46.590.000,- benefit sebesar Rp 115.860.000 pertahun angka ini cukup besar. Namun pengaruh variabel cost terhadap benefit lebih besar dari pada fixed cost dengan
perbandingan VCFC = ± 4,24. Ini berarti bahwa variabel cost memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan fixed cost terhadap benefit.
2. Analisis usaha pukat pantai
Hasil Perhitungan diperoleh bahwa BC ratio pukat pantai diperoleh sebagai berikut:
Tabel 40. BC Ratio Pukat Pantai
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1
Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,62 2
Biaya variabel naik 10
1,48 3
Hasil penjualan turun 10
1,46
Analisis BC ratio terhadap pukat pantai sebesar 1,62. Ini berarti bahwa dengan Cost total terdiri atas penyusutan investasi, Variabel Cost dan Fixed Cost sebesar 1
satuan akan menghasilkan Benefit 1,62 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka B-C ratio untuk Pukat Pantai masih
layak dengan BC ratio masing-masing 1,48 dan 1,46. Fixed cost sebesar Rp 3.304.10.995.500 sedangkan variabel cost sebesar Rp
46.590.000,- benefit sebesar Rp 115.860.000 pertahun cukup besar namun pengaruh variabel cost terhadap benefit lebih besar dari pada fixed cost terhadap benefit artinya
variabel cost memiliki pengaruh sangat besar dibandingkan fixed cost dengan perbandingan VCFC sebesar ± 14,12 kali lipat .
3. Analisis usaha purse seine
Hasil Perhitungan diperoleh bahwa BC ratio purse seine diperoleh sebagai berikut:
Tabel 41. BC Ratio Purse Seine
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1
Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,41 2
Biaya variabel naik 10
1,30 3
Hasil penjualan turun 10
1,27
Analisis BC
ratio terhadap purse seine sebesar 1,41. Ini berarti bahwa dengan Cost total penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan
menghasilkan benefit 1,41 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka B-C ratio untuk purse seine masih layak
dengan BC ratio masing-masing 1,30 dan 1,27.
Fixed cost sebesar Rp 27.827.867. sedangkan variabel cost sebesar Rp 255.390.620,- benefit sebesar Rp 400.000.000,- pertahun cukup besar namun pengaruh
variabel cost lebih besar dari pada fixed cost artinya variabel cost memiliki pengaruh cukup besar dibandingkan fixed cost terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = .
± 9,18 kali lipat
4. Analisis usaha pukat udang
Hasil perhitungan diperoleh bahwa BC ratio pukat udang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 42. BC Ratio Pukat Udang
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1
Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 2,67 2
Biaya variabel naik 10
2,45 3
Hasil penjualan turun 10
2,40
Analisis BC
ratio terhadap pukat udang sebesar 2,67. Ini berarti bahwa dengan Cost total Penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan
menghasilkan Benefit 2,67 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka B-C ratio untuk pukat udang masih layak
dengan BC ratio masing-masing 2,45 dan 2,40. Fixed cost sebesar Rp 110.849.483 sedangkan variabel cost sebesar Rp
907.921.320,- Benefit sebesar Rp 2.751.120.000,- pertahun cukup besar. Pengaruh variabel cost cukup besar dari pada fixed cost terhadap benefit dengan perbandingan
VCFC = ± 8,19 artinya variabel cost memiliki pengaruh cukup besar dibandingkan fixed cost. Penerimaan cukup besar karena harga dari produk yang ditangkap
menggunakan pukat udang cukup mahal.
5. Analisis gill net
Hasil Perhitungan diperoleh bahwa BC ratio gill net diperoleh sebagai berikut: Tabel 43. BC Ratio Gill Net
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1
Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 2,27 2
Biaya variabel naik 10
2,14 3
Hasil penjualan turun 10
2,04
Analisis BC
ratio terhadap gill net sebesar 2,27. Ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan
menghasilkan Benefit 2,27 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka B-C ratio untuk gill net masih layak
dengan BC ratio masing-masing 2,14 dan 2,04. Fixed cost sebesar Rp 166.700 sedangkan variabel cost sebesar Rp 120.000,-
benefit sebesar Rp 650.000,-. Benefit pertahun memang sangat kecil tetapi alat ini dominan di kawasan Teluk Lasongko, maka pengaruhnya terhadap produksi total cukup
signifikan. variabel cost memiliki pengaruh lebih kecil dibandingkan fixed cost terhadap benefit dengan perbandingan VCFC=0,72 Ini berarti bahwa usaha gill net
ini pembiayaannya cukup stabil dengan variabel cost lebih kecil dari pada fixed cost.
6. Analisis jaring insang lingkar
Hasil analisis bahwa BC ratio jaring insang lingkar diperoleh sebagai berikut: Tabel 44. BC Ratio Jaring Insang Lingkar
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1
Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,22 2
Biaya variabel naik 10
1,13 3
Hasil penjualan turun 10
1,09
Analisis BC ratio terhadap jaring insang lingkar sebesar 1,22. Ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan
akan menghasilkan benefit 1,22 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10, maka B-C ratio untuk jaring insang lingkar
masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,13 dan 1,09. Fixed cost sebesar Rp 1.071.918, variabel cost sebesar Rp 2.997.060, benefit
sebesar Rp 4.950.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost agak besar terhadap benefit, artinya variabel cost memiliki pengaruh agak besar dibandingkan fixed cost
dengan perbandingan VCFC = . ± 2,80.
7. Analisis jaring insang tetap
Hasil analisis BC ratio jaring insang tetap diperoleh sebagai berikut : Tabel 45. BC Ratio Jaring Insang Tetap
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1
Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,15 2
Biaya variabel naik 10
1,07 3
Hasil penjualan turun 10
1,03
Analisis BC ratio terhadap jaring insang tetap sebesar 1,15, ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan
akan menghasilkan benefit 1,15 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka B-C ratio untuk jaring insang tetap
masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,07 dan 1,03. Fixed cost sebesar Rp 2.409.339, sedangkan variabel cost sebesar Rp
5.297.800, benefit sebesar Rp 8.850.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed Cost agak besar terhadap benefit, artinya variabel cost memiliki pengaruh agak besar
dibandingkan fixed cost dengan perbandingan VCFC = ± 2,20.
8. Analisis trammel net
Hasil analisis BC ratio trammel net diperoleh sebagai berikut: Tabel 46. BC Ratio Trammel Net
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1
Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,17 2
Biaya variabel naik 10
1,10 3
Hasil penjualan turun 10
1,06
Analisis BC ratio terhadap trammel net sebesar 1,17 ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan
menghasilkan benefit 1,17 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka B-C ratio untuk trammel net masih layak
dengan BC ratio masing-masing 1,10 dan 1,06. Fixed cost sebesar Rp 4.958.400, variabel cost sebesar Rp 3.098.800, benefit
sebesar Rp 9.450.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost hampir sama, artinya variabel cost dan fixed cost memiliki pengaruh yang hampir sama terhadap
benefit perbandingan VCFC = . ± 0,7.
9. Analisis usaha bagan perahu
Hasil Perhitungan analisa BC ratio bagan perahu dapat dilihat pada Tabel 42 berikut.
Tabel 47. BC Ratio Bagan Perahu
No Uraian Sensitivitas BC
Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 3,6 2
Biaya variabel naik 10
3,2 3
Hasil penjualan turun 10
3,3 BC
ratio usaha bagan perahu yang telah ada saat ini menunjukkan bahwa BC ratio usaha tersebut adalah 3,6. Ini berarti bahwa dengan cost total investasi, variabel
cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit sebesar 3,6 satuan. Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan variabel cost atau
penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka BC ratio untuk usaha bagan perahu ini masih layak dengan BC ratio masing-masing 3,2 dan 3,3.
Fixed cost sebesar Rp 254.170, variabel cost sebesar Rp 504.000, Benefit sebesar Rp 2.700.000 Lampiran 44. Pengaruh Variabel cost terhadap fixed cost
sedikit lebih besar, artinya variabel cost terhadap fixed cost memiliki pengaruh sedikit lebih besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = . ± 1,98.
10. Analisis usaha bagan tancap
Hasil analisis BC ratio usaha bagan tancap dapat dilihat pada Tabel 48 sebagai berikut:
Tabel 48. BC Ratio Bagan Tancap
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 2,0 2
Biaya variabel naik 10
1,9 3
Hasil penjualan turun 10
1,8
BC ratio usaha bagan tancap yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai
BC ratio usaha tersebut adalah 2,0. Ini berarti bahwa dengan cost total investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 2 satuan. Jika
terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka B- C ratio untuk bagan tancap masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,9 dan 1,8.
Fixed cost sebesar Rp 154.200, variabel cost sebesar Rp 288.000, benefit sebesar Rp 900.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost sedikit lebih besar,
artinya variabel cost terhadap fixed cost memiliki pengaruh sedikit lebih besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = . ± 1,87
11. Analisis usaha serok
Hasil analisis BC ratio usaha serok dapat dilihat pada Tabel 49 sebagai berikut:
Tabel 49. BC Ratio Serok
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,66 2
Biaya variabel naik 10
1,51 3
Hasil penjualan turun 10
1,49 BC
ratio usaha serok yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC Ratio usaha tersebut adalah 1,66. Ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan
investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 1,66 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan benefit
sebesar 10 maka BC ratio untuk serok masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,51 dan 1,49.
Fixed cost sebesar Rp 148.611, variabel cost sebesar Rp 4.356.000, benefit sebesar Rp 7.470.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost sangat besar, artinya
pengaruh variabel cost dibanding fixed cost memiliki pengaruh sangat besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = . ± 29,31 kali lipat.
12. Analisis usaha jaring angkat lainnya ancho
Hasil analisis BC ratio jaring angkat lainnya dapat dilihat pada Tabel 50 sebagai berikut:
Tabel 50. BC Ratio Jaring Angkat Lainnya Ancho
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,50 2
Biaya variabel naik 10
1,38 3
Hasil penjualan turun 10
1,36 BC
ratio usaha jaring angkat lain yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC ratio usaha tersebut adalah 1,50, ini berarti bahwa dengan cost total
penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 1,50 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil
tangkapan benefit sebesar 10 maka BC ratio untuk jaring angkat lain masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,38 dan 1,36.
Fixed cost sebesar Rp 148.611, variabel cost sebesar Rp 67.361, benefit sebesar Rp 1.200.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost sangat besar, artinya
pengaruh variabel cost dibanding fixed cost memiliki pengaruh sangat besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = ± 17,81 kali lipat.
13. Analisis usaha huhate
Hasil analisis BC ratio usaha huhate dapat dilihat pada Tabel 51 sebagai berikut: Tabel 51. BC Ratio Huhate
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 2,1 2
Biaya variabel naik 10
2,1 3
Hasil penjualan turun 10
2,0
BC ratio usaha huhate yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC
Ratio usaha tersebut adalah 2,1, ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 2,1
satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan benefit sebesar 10 maka BC ratio untuk huhate masih layak dengan BC ratio masing-
masing 2,1 dan 2,0. fixed cost sebesar Rp 30.354.000, variabel cost sebesar Rp 324.000.000,-
benefit sebesar Rp 735.000.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost sangat besar, artinya pengaruh variabel cost dibanding fixed cost memiliki pengaruh sangat
besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = ± 10,67 kali lipat.
14. Analisis usaha pancing biasa
Hasil analisis BC ratio usaha pancing biasa dapat dilihat pada Tabel 52 sebagai berikut:
Tabel 52. BC Ratio Pancing Biasa
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,8 2
Biaya variabel naik 10
1,6 3
Hasil penjualan turun 10
1,6 BC
ratio usaha pancing biasa yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC ratio usaha tersebut adalah 1,8, ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan
investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 1,8 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan benefit
sebesar 10 maka BC ratio untuk pancing biasa masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,6 dan 1,6.
fixed cost sebesar Rp 170.278, variabel cost sebesar Rp 1.600.000,- benefit sebesar Rp 3.150.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost sangat besar, artinya
pengaruh variabel cost dibanding fixed cost memiliki pengaruh sangat besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = ± 9,40 kali lipat.
15. Analisis usaha pancing tonda
Hasil analisis BC ratio usaha pancing tonda dapat dilihat pada Tabel 53 sebagai berikut:
Tabel 53. BC Ratio Pancing Tonda
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 2,0 2
Biaya variabel naik 10
1,9 3
Hasil penjualan turun 10
1,8 BC
ratio usaha pancing tonda yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC ratio usaha tersebut adalah 2,0 ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan
investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 2,0 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan benefit
sebesar 10 maka BC ratio untuk pancing tonda masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,9 dan 1,8.
Fixed cost sebesar Rp 123.400, variabel cost sebesar Rp 1.254.000,- benefit sebesar Rp 2.814.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost sangat besar, artinya
pengaruh variabel cost dibanding fixed cost memiliki pengaruh besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = ± 10,16 kali lipat.
16. Analisis usaha rawai tetap
Hasil analisis BC ratio usaha rawai tetap dapat dilihat pada Tabel 54 sebagai berikut:
Tabel 54. BC Ratio Rawai Tetap
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,4 2
Biaya variabel naik 10
1,3 3
Hasil penjualan turun 10
1,3 BC
ratio usaha rawai tetap yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC ratio usaha tersebut adalah 1,4 ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan
investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 1,4 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan benefit
sebesar 10 maka BC ratio untuk pancing tonda masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,3 dan 1,3.
Fixed cost sebesar Rp 332.778, variabel cost sebesar Rp 3.500.000,- benefit sebesar Rp 5.533.500. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost sangat besar, artinya
pengaruh variabel cost dibanding fixed cost memiliki pengaruh besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = . ± 10,52 kali lipat. Dengan demikian pengaruh
variabel cost terhadap benefit tinggi dibandingkan komponen biaya lainnya.
17. Analisis usaha sero
Hasil analisis BC ratio usaha sero dapat dilihat pada Tabel 55 sebagai berikut: Tabel 55. BC Ratio Rawai sero
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 2,4 2
Biaya variabel naik 10
2,2 3
Hasil penjualan turun 10
2,2
BC ratio usaha sero yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC ratio
usaha tersebut adalah 2,4 ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 2,4 satuan.
Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan benefit sebesar 10 maka BC ratio untuk pancing sero masih layak dengan BC ratio masing-masing
2,2 dan 2,2. Fixed cost sebesar Rp 3.750.000, variabel cost sebesar Rp 14.600.000,- benefit
sebesar Rp 44.520.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost agak besar, artinya pengaruh variabel cost dibanding fixed cost memiliki pengaruh agak besar terhadap
benefit dengan perbandingan VCFC = . ± 3,89 kali lipat. Dengan demikian pengaruh variabel cost terhadap benefit agak besar dibandingkan komponen biaya lainnya.
18. Analisis usaha bubu
Hasil analisis BC ratio usaha bubu dapat dilihat pada Tabel 56 sebagai berikut: Tabel 56. BC Ratio Bubu
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,4 2
Biaya variabel naik 10
1,3 3
Hasil penjualan turun 10
1,2 BC
ratio usaha bubu yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC ratio usaha tersebut adalah 1,4 ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan investasi,
variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 1,4 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan benefit sebesar
10 maka BC ratio untuk usaha masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,3 dan 1,2.
Fixed cost sebesar Rp 166.700, variabel cost sebesar Rp 1.920.000,- benefit sebesar Rp 2.870.000. Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost besar, artinya
pengaruh variabel cost dibanding fixed cost memiliki pengaruh besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = ± 11,52 kali lipat. Dengan demikian pengaruh
variabel cost terhadap benefit besar dibandingkan komponen biaya lainnya.
19. Analisis usaha jermal
Hasil analisis BC ratio usaha jermal dapat dilihat pada Tabel 57 sebagai berikut: Tabel 57. BC Ratio Jermal
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 1,8 2
Biaya variabel naik 10
1,7 3
Hasil penjualan turun 10
1,6 BC
ratio usaha jermal yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC ratio usaha tersebut adalah 1,8 ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan
investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 1,8 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan benefit
sebesar 10 maka BC ratio untuk usaha masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,7 dan 1,6.
Fixed cost sebesar Rp 3.333.400, variabel cost sebesar Rp 9.600.000,- benefit sebesar Rp 23.240.000,- . Pengaruh variabel cost terhadap fixed cost besar, artinya
Pengaruh variabel cost dibanding fixed cost memiliki pengaruh agak besar terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = ± 2,88 kali lipat. Dengan demikian pengaruh
variabel cost terhadap benefit agak besar dibandingkan komponen biaya lainnya.
20. Analisis usaha perangkap lain
Hasil analisis BC Ratio usaha perangkap lain dapat dilihat pada Tabel 58 sebagai berikut:
Tabel 58. BC Ratio perangkap lain
No Uraian Sensitivitas
BC ratio
1 Sesuai kondisi Biaya-biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 3,7 2
Biaya variabel naik 10
3,4 3
Hasil penjualan turun 10
3,3 BC
ratio usaha jermal yang telah ada saat ini menunjukkan bawa nilai BC ratio usaha tersebut adalah 3,7 ini berarti bahwa dengan cost total penyusutan
investasi, variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 3,7 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan benefit
sebesar 10 maka BC ratio untuk usaha masih layak dengan BC ratio masing-masing 3,4 dan 3,3.
Fixed cost sebesar Rp 450.000, variabel cost sebesar Rp 2.040.000,- benefit sebesar Rp 9.100.000,-. Pengaruh variabel cost lebih besar terhadap benefit
dibandingkan pengaruh fixed cost terhadap benefit dengan perbandingan VCFC = ± 4,53 kali lipat. Dengan demikian pengaruh variabel cost terhadap benefit cukup besar
dibandingkan komponen fixed cost.
6.3.2 Analisis Usaha Alat Tangkap Untuk Pengembangan di Teluk Lasongko 1. Analisis
purse seine 10 GT
Hasil Perhitungan diperoleh bahwa BC ratio purse seine diperoleh sebagai berikut:
Tabel 59. BC Ratio Purse Seine 10 GT
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1
Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat ini
0 2,21 2
Biaya variabel naik 10
2,03 3
Hasil penjualan turun 10
1,33
Analisis BC
ratio terhadap purse seine 10 GT yang akan dikembangkan menunjukkan bawa BC ratio sebesar 1,48. Ini berarti bahwa dengan cost investasi,
variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 1,48 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10
maka B-C ratio untuk purse seine 10 GT masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,35 dan 1,33. Dalam analisa ini dipergunakan asumsi perubahan 10 karena secara
empiris perubahan harga atau tingkat inflasi dalam keadaan ekonomi normal tidak sampai melebihi 10 selama periode satu tahun. Asumsi perubahan 10 ini sering
dipergunakan dalam analisa-analisa ekonomi oleh para ahli.
2. Analisis usaha purse seine 15 GT
Hasil Perhitungan BC ratio purse seine 15 GT diperoleh sebagai berikut: Tabel 60. BC Ratio Purse Seine 15 GT
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat
ini 0 1,41
2 Biaya variabel naik
10 1,30
3 Hasil penjualan turun
10 1,27
Analisis BC
ratio terhadap purse seine 15GT yang akan dikembangkan menunjukkan bawa BC ratio sebesar 1,41. Ini berarti bahwa dengan cost investasi,
variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 1,41 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10
maka B-C ratio untuk purse seine 10GT masih layak dengan BC ratio masing-masing 1,3 dan 1,27. namun yang menjadi masalah dengan purse seine alat ini memiliki
produktivitas yang sangat tinggi sehingga berdampak pada over eksploitasi sumberdaya ikan.
3. Analisis usaha gill net 15 GT
Hasil perhitungan analisis usaha gill net 15 GT diperoleh gambaran sebagai berikut:
Tabel 61. BC Ratio Gill Net 15 GT
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat
ini 0 5,2
2 Biaya variabel naik
10 4,3
3 Hasil penjualan turun
10 4,6
Analisis BC
ratio terhadap gill net 15 GT menunjukkan bawa BC ratio sebesar 5,2. Ini berarti bahwa dengan cost investasi, variabel cost dan fixed cost
sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 5,2 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10 maka BC ratio untuk gill
net 15GT masih layak dengan BC ratio masing-masing 4,3 dan 4,6
4 . Analisis usaha rumput laut
Hasil Perhitungan BC ratio rumput laut dapat dilihat pada Tabel 62 berikut. Tabel 62. Perhitungan BC Ratio Rumput Laut
No Uraian Sensitivitas
BC Ratio
1 Sesuai kondisi biaya tetap dan biaya variabel saat
ini 0 1,6
2 Biaya variabel naik
10 1,5
3 Hasil penjualan turun
10 1,4
Analisis BC
ratio terhadap usaha rumput laut yang telah ada saat ini menunjukkan bawa BC ratio sebesar 1,6. Ini berarti bahwa dengan cost investasi,
variabel cost dan fixed cost sebesar 1 satuan akan menghasilkan benefit 1,6 satuan. Jika terjadi peningkatan variabel cost atau penurunan hasil tangkapan sebesar 10
maka B-C ratio untuk usaha rumput laut ini masih layak dengan BC ratio masing- masing 1,5 dan 1,4
6.4 Optimisasi Usaha Penangkapan