Analisis Sensitivitas Nilai Land Rent

8.549,00. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa kegiatan aktual budidaya Ikan Bandeng di Kecamatan Tanara paling mendekati kondisi optimalnya, namun demikian pada umumnya kondisi aktual kegiatan budidaya Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa sudah mendekati kondisi optimal dengan karakteristik usaha di masing-masing unit analisis. Selain dilihat dari selisih nilai land rent hal ini juga dapat dilihat dari perbandingan nilai-nilai input produksi pada Tabel 43 yang merupakan nilai optimal dengan nilai-nilai input produksi pada Tabel 33 dan Tebel 35 yang merupakan nilai aktual, dimana besaran nilai- nilai tersebut tidak jauh berbeda, rata-rata hanya dua angka di belakang koma. Diketahui sebelumnya bahwa kegiatan budidaya Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa masih menggunakan teknologi tradisional. Dengan pola tersebut kondisi aktual kegiatan budidaya Ikan Bandeng hampir mendekati kondisi optimalnya, namun demikian bukan berarti bahwa nilai pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa sudah effisien dan mencapai nilai maksimal. Berdasarkan karakteristik usaha budidaya Ikan Bandeng di masing- masing unit analisis, diindikasikan bahwa kegiatan tersebut masih dapat ditingkatkan untuk menghasilkan nilai pemanfaatan lahan yang lebih maksimal, antara lain dengan mengadopsi teknologi tradisional plus, semi intensif atau bahkan intensif, misalnya dengan menambah padat tebar dan penggunaan pakan tambahan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Renkow 1993 dalam penelitiannya, menyatakan bahwa adopsi teknologi di bidang pertanian mempunyai pengaruh yang positif terhadap nilai land rent, namun demikian tentunya hal ini harus diteliti lebih lanjut, karena setiap teknologi yang diadopsi tentunya harus didukung oleh kondisi sumberdaya alam yang ada di Zona Tirtayasa tersebut.

6.6 Analisis Sensitivitas Nilai Land Rent

Analisis sensitivitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar jarak mempengaruhi perubahan nilai land rent yang diakibatkan adanya perubahan nilai biaya transportasi. Asumsi yang dibangun dalam analisis sensitivitas ini dilatar belakangi kondisi pada saat penelitian berlangsung. Issu pada saat ini adalah terjadinya kenaikan harga BBM. Berdasarkan kenaikan harga BBM tersebut, mengakibatkan adanya kenaikan biaya transportasi sekitar 40 sampai dengan 45 . Harga BBM dianggap sebagai variabel eksogen yang mempengaruhi nilai biaya transportasi sebagai faktor endogen dalam perhitungan nilai land rent, dalam analisis ini variabel endogen lainnya seperti tingkat produktivitas, biaya produksi dan harga dianggap tetap. Ditetapkan bahwa terjadi kenaikan biaya transportasi pengangkutan Ikan Bandeng dari lokasi tambak ke pasar sebesar 40 , sehingga data mengenai biaya transportasi berubah, sebagaimana data dalam Tabel 46. Dengan adanya kenaikan biaya transportasi sebesar 40 , total biaya angkut dari titik Pontang menjadi Rp 350.000,00 atau Rp 17,36 per Kg per Km, sementara dari titik Tirtayasa biaya transportasi naik menjadi Rp 420.000,00 atau Rp 18,67 per Kg per Km dan biaya transportasi dari titik Tanara naik menjadi Rp 490.000,00 atau Rp 21,85 per Kg per Km. Tabel 46. Perubahan Biaya Transportasi Karena adanya Kenaikan Harga BBM No Kecamatan Ongkos Rp Produksi Kg Jarak Km Biaya Transportasi RpKgKm 1 Pontang 350.000,00 960 21 17,36 2 Tirtayasa 420.000,00 750 30 18,67 3 Tanara 490.000,00 575 39 21,85 Sumber: Diolah dari data primer, 2005 Dengan adanya kenaikan biaya transportasi tersebut, maka hal ini berpengaruh terhadap besarnya nilai land rent sebagaimana data yang disajikan dalam Tabel 47. Plot nilai land rent di tiga titik unit analisis berdasarkan jarak rata-rata titik tersebut ke Pasar Rau setelah adanya perubahan harga BBM diilustrasikan dalam Gambar 22. Data Tabel 47 menginformasikan bahwa terjadi penurunan nilai land rent akibat adanya kenaikan harga BBM. Di titik Pontang terjadi penurunan nilai land rent sebesar Rp 40.005,00 per Ha atau sebesar 2,61. Di titik Tirtayasa, nilai land rent turun sebesar Rp 60.000,00 per Ha atau 4,52, sementara di Titik Tanara nilai land rent turun sebesar Rp 70.000,00 per Ha atau sebesar 13,65 . Persentasi perubahan terbesar yaitu di titik Tanara yang jaraknya paling jauh dari pusat pasar, sementara perubahan terkecil adalah di titik Pontang yang jaraknya paling dekat dengan pasar. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga BBM sebagai faktor eksogen yang berpengaruh terhadap kenaikan biaya transportasi yang menjadi faktor endogen dalam analisis land rent berakibat pada penurunan nilai land rent terutama untuk lokasi budidaya yang jaraknya lebih jauh dari pasar. Tabel 47. Perubahan Nilai Land Rent dengan Adanya Kenaikan Harga BBM No Kecamatan Jarak Dari Pasar Km Rent Sebelum BBM Naik RpHa Rent Setelah BBM Naik RpHa Penurunan Nilai Land Rent Persentase Penurunan 1 Pontang 21 1.571.236,77 1.530.231,00 41.005,00 2,61 2 Tirtayasa 30 1.327.500,00 1.267.500,00 60.000,00 4,52 3 Tanara 39 513.000,00 443.000,00 70.000,00 13,65 Sumber: Diolah dari data primer, 2005 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 10 20 30 40 50 Jarak km Rent RpHa Gambar 22. Plot Nilai Land Rent Berdasarkan Jarak Rata-Rata Masing- Masing Titik Unit Analisis ke Pasar Rau Setelah Adanya Kenaikan H arga BBM Dengan adanya perubahan nilai land rent yang disebabkan oleh adanya perubahan biaya transportasi, hubungan dan besarnya pengaruh faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar juga mengalami perubahan. Dengan menggunakan teknik dan perangkat lunak yang sama seperti yang dilakukan pada analisis regresi berganda nilai land rent dengan faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar sebelum adanya kenaikan harga BBM, dihasilkan output regresi berganda seperti yang tersaji dalam Lampiran 9. Berdasarkan hasil analisis tersebut ,fungsi hubungan antara nilai land rent dengan faktor kesuburan dan jarak dengan adanya kenaikan harga BBM berubah menjadi : 2 1 89712 , 224 . 4 296296 , 988 . 8 198 , 364 . 976 . 1 x x Y − + − = Fungsi tersebut menjelaskan bahwa dengan terjadinya kenaikan harga BBM, nilai parameter berubah menjadi Rp -1.976.364,20, sedangkan koefisien produktivitas berubah menjadi Rp. 8.988,30 dan koefisien jarak berubah menjadi Rp 4.224,90. Gambar 23 dan 24 masing-masing merupakan ilustrasi hubungan antara nilai land rent dengan variabel produktivitas dan jarak, setelah adanya kenaikan harga BBM. Gambar 23. Hubungan Nilai Land Rent dengan Variabel Produktivitas Setelah Adanya Kenaikan Harga BBM Gambar 23 menampilkan hubungan antara nilai land rent dengan produktivitas setelah adanya kenaikan harga BBM. Dalam menggambarkan hubungan tersebut, variabel jarak dianggap tetap dan menjadi parameter, sehingga Rent RpHa Produktivitas KgHa Gambar 23 dibangun berdasarkan persamaan: rent = -2.103.111,114 + 8.988,296296x 1 Lampiran 10, yang mengartikan jika produktivitas Ikan Bandeng sama dengan 0 Kg, maka nilai rent yang akan diperoleh adalah sebesar Rp -2.103.111,11, dan setiap terjadi perubahan satu Kg produktivitas Ikan Bandeng, akan merubah nilai land rent sebesar Rp 8.988,30. Melalui analisis gambar tersebut dapat diketahui bahwa nilai pemanfaatan lahan atau land rent di Zona Tirtayasa akan bernilai positif atau lebih besar dari nol jika nilai produktivitas Ikan Bandeng mencapai lebih dari 234 Kg per Ha. Gambar 24. Bid Rent Schedulle Lahan Tambak Ikan Bande ng di Zona Tirtayasa Setelah Kenaikan Harga BBM Gambar 24 adalah bid rent schedulle kegiatan tambak Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa setelah adanya kenaikan harga BBM. Dalam menggambarkan hubungan antara nilai rent dengan jarak, variabel produktivitas dianggap tetap dan menjadi parameter, sehingga Gambar 24 dibangun berdasarkan persamaan rent = 1.206.990,738 – 4.224,89712x 2 Lampiran 10, yang artinya jika lokasi tambak berjarak 0 Km dari pusat pasar, maka nilai rent yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 1.206.990,74, dan setiap terjadi perubahan satu satuan jarak akan Rent R pHa Jarak Km merubah nilai land rent sebesar Rp 4.224,90. Melalui analisis gambar tersebut, diketahui bahwa sampai dengan jarak 285 Km dari pusat pasar, kegiatan usaha tambak Ikan Bandeng ini masih memberikan nilai pemanfaatan lahan yang positif. Kenaikan harga BBM sangat berpengaruh terhadap hubungan antara nilai land rent dengan jarak lokasi tambak ke pusat pasar. Sebelumnya, kegiatan budidaya Ikan Bandeng, masih memberikan nilai positif untuk pemanfaatan lahan tambak sampai dengan jarak 720 Km dari pusat pasar, namun dengan adanya kenaikan harga BBM kegiatan budidaya Ikan Bandeng akan memberikan nilai pemanfaatan yang positif, hanya sampai dengan jarak 285 Km dari pusat pasar, hal ini dapat dilihat pada grafik bid rent schedull Gambar 24. Sementara itu, berdasarkan data dan Gambar 23, kenaikan harga harga BBM tidak terlalu mempengaruhi hubungan antara nilai land rent dengan produktivitas. Sebelumnya kegiatan budidaya Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa akan memberikan nilai pemanfaatan yang positif jika nilai produktivitas lebih dari 230 Kg, namun dengan adanya kenaikan harga BBM kegiatan budidaya Ikan Bandeng akan memberikan nilai positif jika produktivitas lebih dari 234 Kg. Dari hasil analisis sensitivitas ini, dapat disimpulkan bahwa dengan kenaikan harga BBM, terjadi penurunan nilai land rent yang persentasi penurunannya berbanding lurus dengan jarak lokasi tambak ke pusat pasar, namun demikian berdasarkan faktor kesuburan dan jarak, kegiatan budidaya Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa masih memberikan nilai pemanfaatan lahan yang positif, yang berarti kegiatan tesebut masih layak untuk dilakukan. Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, dapat pula disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir di Zona Tirtayasa khususnya para petambak, yang diindikasikan dengan adanya penurunan nilai land rent tersebut.

6.7 Implikasi Kebijakan