mengenai faktor kesuburan dan faktor jarak lahan tambak di masing-masing unit analisis.
6.4.1. Produktivitas Lahan
Produktivitas diartikan sebagai jumlah produksi per satuan luas. Produktivitas digunakan sebagai indikator tingkat kesuburan lahan, dimana jika
tingkat produkivitas suatu lahan lebih tinggi dibandingkan lahan yang lainnya, maka dapat dikatakan bahwa lahan tersebut memiliki tingkat kesuburan yang
lebih tinggi, sehingga surplus produksi antara lahan tersebut dengan lahan yang lainnya itulah yang dinamakan sebagai land rent.
Hasil penelitian memberikan informasi mengenai jumlah total produksi Ikan Bandeng yang dihasilkan di masing-masing unit analisis, seperti tampak
dalam Tabel 31 dan diilustrasikan pada Gambar 15.
Tabel 31. Nilai Produktivitas Rata-Rata Lahan Tambak di Masing-Masing Unit Analisis
No Kecamatan
Luas Lahan Ha
Total Produksi Kg
Produktivitas KgHa
1 Pontang 24
9.600 400,0
2 Tirtayasa 12
4.500 375,0
3 Tanara 12
3.450 287.5
Sumber: Diolah dari data primer, 2005
100 200
300 400
Produktivitas
Pontang Tirtayasa
Tanara
Gambar 15. Produktivitas Lahan Tambak Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis
Dengan padat tebar benih yang sama sebesar 4.000 ekor per Ha, tingkat produktivitas budidaya Ikan Bandeng yang tertinggi adalah di Kecamatan
Pontang. Data responden menunjukkan dari luasan 24 Ha lahan tambak diperoleh produksi sebesar 9.600 Kg, dan berarti tingkat produktivitas rata -rata mencapai
400 Kg per Ha per siklus produksi. Produksi per responden berkisar antara 700 Kg sampai dengan 1.350 Kg per siklus produksi untuk luasan lahan seluas 2
sampai dengan 3 Ha. Di Kecamatan Tirtayasa dari 12 Ha luasan lahan tambak, dihasilkan produksi Ikan Bandeng sebanyak 4.500 Kg, yang berarti produktivitas
lahan tambak mencapai 375 Kg per Ha per siklus produksi. Produksi per responden berkisar antara 700 – 800 Kg per 2 Ha luasan lahan per siklus produksi.
Kecamatan Tanara memiliki tingkat produksi terendah dari 12 Ha luasan lahan tambak hanya dihasilkan 3.450 Kg Ikan Bandeng, dengan produktivitas per Ha
yaitu 287.5 Kg per Ha per siklus produksi. Jumlah produksi per responden berkisar antara 550 – 600 Kg per 2 Ha luasan lahan tambak per siklus produksi.
Banyak hal yang menjadi faktor penentu tingkat produktivitas kegiatan budidaya Ikan Bandeng di masing-masing unit analisis, antara lain adalah kualitas
lahan, kualitas air, benih dan juga pakan. Kegiatan budidaya Ikan Bandeng di Kabupaten Serang pada umumnya hanya mengandalkan pakan alami saja,
sehingga faktor keberhasilan panen benar-benar bergantung kepada kualitas lahan dan air serta benih yang digunakan sebagai sarana dalam kegiatan budidaya Ikan
Bandeng. Tabel 32 menyajikan informasi mengenai kondisi lahan dan sumber air untuk kegiatan produksi tambak Bandeng di masing-masing unit analisis.
Data pada Tabel 32 memberikan gambaran bahwa wilayah pertambakan di Kecamatan Pontang pada umumnya mendapat supply air tawar yang kualitasnya
lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya, namun demikian tidak semua lokasi tambak bedekata n dengan sumber air, sehingga sebagian petambak
memerlukan pompa sebagai alat bantu untuk menjaga kontinuitas volume air dalam tambak. Berbeda dengan kondisi di Pontang, kondisi sumber air di
Kecamatan Tanara diidentifikasikan memiliki kualitas yang lebih rendah, hal ini diakibatkan, karena di hulu sungai yang menjadi sumber air kegiatan tambak
banyak berdiri kegiatan industri yang membuang limbahnya kedalam sungai. Meskipun setiap industri yang berdiri telah dilengkapi dengan alat pengolah
limbah, namun telah terjadi akumulasi limbah di perairan sungai yang mengakibatkan tingkat pencemaran cukup tinggi. Berdasarkan informasi dari
penduduk dan pengamatan lapang memang terlihat banyak lahan –lahan tambak yang saat ini tidak produktif di wilayah Keamatan Tana ra . Pada umunya lahan
tambak di Kecamatan Tanara, sebelumnya berkembang sebagai tambak Udang Windu, namun ketika mulai banyaknya berdiri industri di hulu sungai yang
mengakibatkan adanya akumulasi limbah pabrik mengakibatkan kualitas air turun dan petamba k mengalami kegagalan panen, karena komoditas udang sangat rentan
terhadap perubahan lingkungan. Oleh karena itu banyak petambak yang mengalami kebangkrutan dan akhirnya tidak melakukan usaha budidaya udang
lagi, namun ada sebagian petambak yang masih mengembangkan usaha tambak Ikan Bandeng, karena Ikan Bandeng dinilai memiliki ketahanan yang lebih baik
terhadap perubahan lingkungan.
Tabel 32. Informasi Kondisi Sumber Air di Lokasi Penelitian No
Kecamatan Kondisi Lahan
Kondisi Sumber Air
1. Pontang
Lahan pesisir Kabupaten Pontang
teksturnya berberlumpur.
Petambak melakukan pengeringan lahan
Sumber air pertambakan berasal dari Sungai Cikamanyungan dan anak-
anak Sungai Ciujung lama. Tingkat pencemaran di hulu sungai relative
rendah, hanya dari limbah rumah tangga.
2. Tirtayasa
Sebagian besar lahan pesisir di Kecamatan
Tirtayasa teksturnya berpasir
Sumber air berasal dari Sungai Cijung lama. Bagian hulu sungai yang
melintas di Kecamatan Tirtayasa dipadati penduduk, sehingga adanya
akumulasi limbah rumah tangga
3. Tanara
Lahan pesisir Kecamatan Tanara
tekstrnya berlumpur. Sebelumnya banyak
ditumbuhi pohon bakau namun banyak
yang dikonversi menjadi lahan
tambak. Sumber air dari Sungai Cidurian dan
Ciujung. Tingkat pencemaran di hulu sungai relative tinggi, karena
banyakya industri yang membuang limbah ke perairan sungai sehingga
limbah terakumulasi dan mengakibatkan penurunan kualitas
perairan
Sumber: Data Laporan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang 2004 dan Pengamatan Lapang.
6.4.2 Biaya Produksi