Analisis land rent pemanfaatan lahan tambak di wilayah pesisir kabupaten Serang provinsi Banten

(1)

ANALISIS LAND RENT PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK

DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SERANG

PROVINSI BANTEN

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Analisis Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang Provinsi Banten, adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2006 Yang menyatakan

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG NRP C45102010. 1


(3)

ABSTRAK

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG. Analisis Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang Provinsi Banten. Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO dan MOCH. PRIHATNA SOBARI.

Perikanan tambak merupakan kegiatan pemanfaatan lahan pesisir yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian utama masyarakat pesisir Kabupaten Serang. Zona Tirtayasa yang berada di pesisir utara Kabupaten Serang ditetapkan sebagai sentra pengembangan perikanan tambak budidaya Ikan Bandeng. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik usaha budidaya Ikan Bandeng, menghitung nilai land rent berdasarkan faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar dan menghitung besarnya pengaruh perubahan variabel eksogen terhadap nilai land rent.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara tiga kecamatan yang terletak di Zona Tirtayasa, Kecamatan Pontang memiliki tingkat produktivitas dan biaya produksi tertinggi, sementara Kecamatan Tanara terletak pada jarak yang paling jauh dari pasar. Berdasarkan konsep Ricardian land rent, Kecamatan Pontang memiliki nilai land rent

yang tertinggi, yaitu Rp 1.571.237,00, sementara di Kecamatan Tirtayasa nilai land rent

sebesar Rp 1.327.500,00 dan yang terendah adalah di Kecamatan Tanara yaitu Rp 513.000,00. Melalui analisis regresi berganda, diperoleh persamaan yang menyatakan hubungan antara nilai land rent dengan faktor produktifitas dan jarak. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa produktivitas memiliki pengaruh positif terhadap nilai land rent,

sementara jarak memiliki pengaruh negatif terhadap nilai land rent.

Hasil analisis optimalisasi kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng di masing-masing kecamatan menunjukkan bahwa, kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng yang dilakukan oleh petambak di Zona Tirtayasa sudah mendekati kondisi optimal sementara hasil analisis sensitifitas menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM mengurangi nilai

land rent yang besar perubahannya dipengaruhi oleh jarak lokasi tambak ke pusat pasar.


(4)

ABSTRACT

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG. Land Rent Analiysis of Pond Usage in Serang Region Coastal Area, Banten province. Under the direction of TRIDOYO KUSUMASTANTO, and MOCH. PRIHATNA SOBARI.

Pond fisheries is an activity whereby coastal land is used as the major of income for Serang Coastal Community. Tirtayasa Zona lies north of Serang Region and is established as the centre for pond fisheries. The major activity there, is the culture of milk fish (Bandeng). This research aim to identify the characteristic of milk fish culture, measure the land rent based on factor of fertility and distance, and to measure the effect of exogenous variabel changes to the land rent.

The result shows that Subdistrict Pontang has the highest productivity and either highest production cost, while Subdistrict Tanara has the longest distance from the market. Based on Ricardian land rent concept, Subdistrict Pontang has the highest land rent that is Rp 1.571.237,00 while Subdis trict Tirtayasa assess land rent equal to Rp 1.327.500,00 and Subdistrict Tanara has the lowest land rent, that is Rp 513.000,00. Using multiple regresion analysis, obtained an equation that expressing the correllation between land rent with factor of productivity and distance. The equation shows, that productivity has a positif correllation with land rent, while distance has a negatif corellation with land rent.

Result of optimalization analysis from the activity of Milk Fish culture in each subdistrict, shows that activity of Milk Fish culture practiced by farmers in Zona Tirtayasa almost reaching optimal condition. The result of sensitivity analysis , suggests that the increase of oil prices reduces the value of land rent and the magnitude of change in value of land rent is affected by the distance of the pond location from the market.


(5)

ANALISIS LAND RENT PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK

DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SERANG

PROVINSI BANTEN

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Sains pada

Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(6)

Judul Tesis : Analisis Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang Provinsi Banten Nama : Sandra Dewi Elizabet Kaunang

NRP : C.45102010.1

Program Studi : Ekonomi Sumberdaya Kelauatan Tropika

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto. MS Ir. Moch. Prihatna Sobari, MS Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pasca Sarjana Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika

Prof.Dr.Ir. Tridoyo Kusumastanto. MS Prof. Dr.Ir. Syafrida Manuwoto,MSc


(7)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, pencipta alam semesta yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia -Nya kepada Penulis sehingga karya ilmiah yang berjudul Analisis Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang Provinsi Banten ini berhasil diselesaikan. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Prof.Dr.Ir. Tridoyo Kusumastanto, M.S., dan Ir. Moch. Prihatna. Sobari, M.S., atas bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada Penulis serta waktu yang telah diluangkan untuk membimbing Penulis dalam menyelesaikan studi ; Ir. Gatot Julianto, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan untuk penyempurnaan tesis ini; serta Guru-guru Penulis di Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika dan Departemen Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan IPB.

Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh Staf Dinas Kelautan dan Perikanan dan BAPPEKAB Serang atas keterbukaannya selama pengumpulan data; Lembaga Pengembangan Inovasi yang telah memberikan beberapa informasi dan data tambahan selama pengumpulan data dan juga bapak-bapak petambak dan pedagang pengumpul Ikan Bandeng di Kawasan Zona Tirtayasa yang telah bersedia menjadi responden.

Teriring hormat dan sayang, rasa terima kasih Penulis sampaikan kepada Mama, Papa, Onal, Onya dan sikecil Aura, atas doa yang selalu mengalir serta kasih sayang dan dukungan yang selalu menjadi sumber ins pirasi bagi Penulis; seluruh keluarga besar yang ada di Sukabumi, Menado, Depok, Jakarta, dan Bali terima kasih atas kasih sayang dan doanya; dan teman-teman yang senantiansa memberikan doa, dorongan dan bantuan kepada Penulis baik secara moril dan materil. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Februari 2006


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 14 April 1979. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara pasangan Yanche Kaunang dan Mia Nurmina Heriwati.

Pada tahun 1997 penulis lulus dari SMUN 1 Sukabumi dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis memilih Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama mengikuti perkuliahan baik di jenjang sarjana maupun pascasarjana, penulis diberi kepercayaan untuk menjadi asisten berbagai mata kuliah antara lain Ekologi Perairan, Manajemen Keuangan, Manajemen Agribisnis Perikanan dan Statistika Dasar.

Sejak menjadi mahasiswa sampai dengan sekarang, penulis aktif di beberapa organisasi antara lain Organisasi Mahasiswa TPB-IPB periode 1997/1998, Staf Departemen HIMASEPA periode 1998/1999, Anggota Pleno KNPI Kabupaten Sukabumi periode 1997/2000, Anggota HMI Komisariat Perikanan, Sekretaris 2 pengurus pusat Pitaloka AMS periode 2005/2010.

Setelah lulus dari Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan IPB pada tahun 2001, penulis memiliki beberapa pengalaman kerja antara lain Asisten Peneliti pada PT. CREPS (Center of Resource Economic and Policy Study) Tahun 2001-2003, Tim Market Survey PT Sepatu Bata Tahun 2004, Tenaga Ahli Sosial Ekonomi Perikanan pada PT Harkat Ekawisa Sarana Konsultan Tahun 2004 -2005 dan Technical Advisor Marginal Fishing Community Development Pilot BAPPENAS-WORLD BANK Tahun 2004 – 2005.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Kegunaan... 6

1.4 Hipotesis Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Sumberdaya Lahan ... 8

2.2 Pemanfaatan Sumberdaya Lahan... 11

2.2.1 Efisiensi Pemanfaatan Lahan ... 12

2.2.2 Alokasi dan Distribusi Pemanfaatan Lahan ... 13

2.3 Nilai Ekonomi Pemanfaatan Lahan ... 14

2.4 Produktivitas ... 18

2.5 Biaya ... 19

2.6 Harga ... 20

2.7 Biaya Trasnportasi... 21

2.8 Budidaya Tambak Ikan Bandeng ... 22

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ... 25

IV. METODOLOGI... 27

4.1 Metode Penelitian... 27

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 27

4.3 Metode Pengambilan Sampel ... 28

4.4 Metode Analisis Data ... 29

4.4.1 Analisis Land Rent... 29

4.4.2 Analisis Optimalisasi Nilai Land Rent... 34

4.4.3 Analisis Sensitifitas Nilai Land Rent... 34

4.6 Batasan Penelitian ... 35

V. PROFIL LOKASI PENELITIAN ... 36

5.1 Kabupaten Serang ... 36

5.1.1 Kondisi Geofisik Kabupaten Serang ... 36


(10)

Halaman

5.1.4 Kondisi Sos ial Kabupaten Serang... 39

5.1.5 Kondisi Perekonomian Wilayah... 42

5.1.6 Karakteristik Wilayah Pesisir Kabupaten Serang ... 43

5.1.6.1 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Alam... 43

5.1.6.2 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Manusia ... 45

5.1.6.3 Permasalahan dan Hambatan Masyarakat Pesisir ... 46

5.2 Zona Tirtayasa... 47

5.2.1 Kondisi Geografis Kawasan Zona Tirtayasa ... 47

5.2.2 Kondisi Demografi Kawasan Zona Tirtayasa ... 48

5.2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana Ekonomi Zona Tirtayasa ... 49

5.2.4 Karakteristik Wilayah Pesisir Zona Tirtayasa ... 50

5.2.4.1 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Alam... 50

5.2.4.2 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Manusia ... 54

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN... 55

6.1 Sarana Produksi... 55

6.1. 1 Lahan Tambak ... 55

6.1.2 Peralatan Kegiatan Tambak ... 57

6.1.3 Benih Ikan Bandeng ... 59

6.1.4 Tenaga Kerja ... 60

6.1.5 Sarana Produksi Lainnya... 62

6.1.5 Modal Investasi... 63

6.2 Kegiatan Produksi ... 63

6.2.1 Masa Persiapan... 64

6.2.2 Masa Pemeliharaan... 65

6.2.2 Masa Pemanenan... 65

6.3 Hasil Produksi dan Pemasaran ... 66

6.3.1 Hasil Produksi ... 66

6.3.2 Pemasaran Hasil Produksi... 66

6.4 Analisis Nilai Land Rent... 68

6.4.1 Produktivitas Lahan... 69

6.4.2 Biaya Produksi ... 72

6.4.3 Biaya Transportasi... 77

6.4.4 Land Rent Berdasarkan Kesuburan dan Jarak Lokasi Tambak ke Pusat Pasar ... 80

6.5 Optimalisasi Nilai Land Rent... 85

6.6 Analisis Sensitivitas Nilai Land Rent... 91

6.7 Implikasi Kebijakan... 96

VII. KESIMPULAN DAN SAR AN ... 98

7.1 Kesimpulan... 98


(11)

ANALISIS LAND RENT PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK

DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SERANG

PROVINSI BANTEN

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Analisis Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang Provinsi Banten, adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2006 Yang menyatakan

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG NRP C45102010. 1


(13)

ABSTRAK

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG. Analisis Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang Provinsi Banten. Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO dan MOCH. PRIHATNA SOBARI.

Perikanan tambak merupakan kegiatan pemanfaatan lahan pesisir yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian utama masyarakat pesisir Kabupaten Serang. Zona Tirtayasa yang berada di pesisir utara Kabupaten Serang ditetapkan sebagai sentra pengembangan perikanan tambak budidaya Ikan Bandeng. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik usaha budidaya Ikan Bandeng, menghitung nilai land rent berdasarkan faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar dan menghitung besarnya pengaruh perubahan variabel eksogen terhadap nilai land rent.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara tiga kecamatan yang terletak di Zona Tirtayasa, Kecamatan Pontang memiliki tingkat produktivitas dan biaya produksi tertinggi, sementara Kecamatan Tanara terletak pada jarak yang paling jauh dari pasar. Berdasarkan konsep Ricardian land rent, Kecamatan Pontang memiliki nilai land rent

yang tertinggi, yaitu Rp 1.571.237,00, sementara di Kecamatan Tirtayasa nilai land rent

sebesar Rp 1.327.500,00 dan yang terendah adalah di Kecamatan Tanara yaitu Rp 513.000,00. Melalui analisis regresi berganda, diperoleh persamaan yang menyatakan hubungan antara nilai land rent dengan faktor produktifitas dan jarak. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa produktivitas memiliki pengaruh positif terhadap nilai land rent,

sementara jarak memiliki pengaruh negatif terhadap nilai land rent.

Hasil analisis optimalisasi kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng di masing-masing kecamatan menunjukkan bahwa, kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng yang dilakukan oleh petambak di Zona Tirtayasa sudah mendekati kondisi optimal sementara hasil analisis sensitifitas menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM mengurangi nilai

land rent yang besar perubahannya dipengaruhi oleh jarak lokasi tambak ke pusat pasar.


(14)

ABSTRACT

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG. Land Rent Analiysis of Pond Usage in Serang Region Coastal Area, Banten province. Under the direction of TRIDOYO KUSUMASTANTO, and MOCH. PRIHATNA SOBARI.

Pond fisheries is an activity whereby coastal land is used as the major of income for Serang Coastal Community. Tirtayasa Zona lies north of Serang Region and is established as the centre for pond fisheries. The major activity there, is the culture of milk fish (Bandeng). This research aim to identify the characteristic of milk fish culture, measure the land rent based on factor of fertility and distance, and to measure the effect of exogenous variabel changes to the land rent.

The result shows that Subdistrict Pontang has the highest productivity and either highest production cost, while Subdistrict Tanara has the longest distance from the market. Based on Ricardian land rent concept, Subdistrict Pontang has the highest land rent that is Rp 1.571.237,00 while Subdis trict Tirtayasa assess land rent equal to Rp 1.327.500,00 and Subdistrict Tanara has the lowest land rent, that is Rp 513.000,00. Using multiple regresion analysis, obtained an equation that expressing the correllation between land rent with factor of productivity and distance. The equation shows, that productivity has a positif correllation with land rent, while distance has a negatif corellation with land rent.

Result of optimalization analysis from the activity of Milk Fish culture in each subdistrict, shows that activity of Milk Fish culture practiced by farmers in Zona Tirtayasa almost reaching optimal condition. The result of sensitivity analysis , suggests that the increase of oil prices reduces the value of land rent and the magnitude of change in value of land rent is affected by the distance of the pond location from the market.


(15)

ANALISIS LAND RENT PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK

DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SERANG

PROVINSI BANTEN

SANDRA DEWI ELIZABET KAUNANG

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Sains pada

Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(16)

Judul Tesis : Analisis Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang Provinsi Banten Nama : Sandra Dewi Elizabet Kaunang

NRP : C.45102010.1

Program Studi : Ekonomi Sumberdaya Kelauatan Tropika

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto. MS Ir. Moch. Prihatna Sobari, MS Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pasca Sarjana Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika

Prof.Dr.Ir. Tridoyo Kusumastanto. MS Prof. Dr.Ir. Syafrida Manuwoto,MSc


(17)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, pencipta alam semesta yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia -Nya kepada Penulis sehingga karya ilmiah yang berjudul Analisis Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang Provinsi Banten ini berhasil diselesaikan. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Prof.Dr.Ir. Tridoyo Kusumastanto, M.S., dan Ir. Moch. Prihatna. Sobari, M.S., atas bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada Penulis serta waktu yang telah diluangkan untuk membimbing Penulis dalam menyelesaikan studi ; Ir. Gatot Julianto, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan untuk penyempurnaan tesis ini; serta Guru-guru Penulis di Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika dan Departemen Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan IPB.

Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh Staf Dinas Kelautan dan Perikanan dan BAPPEKAB Serang atas keterbukaannya selama pengumpulan data; Lembaga Pengembangan Inovasi yang telah memberikan beberapa informasi dan data tambahan selama pengumpulan data dan juga bapak-bapak petambak dan pedagang pengumpul Ikan Bandeng di Kawasan Zona Tirtayasa yang telah bersedia menjadi responden.

Teriring hormat dan sayang, rasa terima kasih Penulis sampaikan kepada Mama, Papa, Onal, Onya dan sikecil Aura, atas doa yang selalu mengalir serta kasih sayang dan dukungan yang selalu menjadi sumber ins pirasi bagi Penulis; seluruh keluarga besar yang ada di Sukabumi, Menado, Depok, Jakarta, dan Bali terima kasih atas kasih sayang dan doanya; dan teman-teman yang senantiansa memberikan doa, dorongan dan bantuan kepada Penulis baik secara moril dan materil. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Februari 2006


(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 14 April 1979. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara pasangan Yanche Kaunang dan Mia Nurmina Heriwati.

Pada tahun 1997 penulis lulus dari SMUN 1 Sukabumi dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis memilih Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama mengikuti perkuliahan baik di jenjang sarjana maupun pascasarjana, penulis diberi kepercayaan untuk menjadi asisten berbagai mata kuliah antara lain Ekologi Perairan, Manajemen Keuangan, Manajemen Agribisnis Perikanan dan Statistika Dasar.

Sejak menjadi mahasiswa sampai dengan sekarang, penulis aktif di beberapa organisasi antara lain Organisasi Mahasiswa TPB-IPB periode 1997/1998, Staf Departemen HIMASEPA periode 1998/1999, Anggota Pleno KNPI Kabupaten Sukabumi periode 1997/2000, Anggota HMI Komisariat Perikanan, Sekretaris 2 pengurus pusat Pitaloka AMS periode 2005/2010.

Setelah lulus dari Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan IPB pada tahun 2001, penulis memiliki beberapa pengalaman kerja antara lain Asisten Peneliti pada PT. CREPS (Center of Resource Economic and Policy Study) Tahun 2001-2003, Tim Market Survey PT Sepatu Bata Tahun 2004, Tenaga Ahli Sosial Ekonomi Perikanan pada PT Harkat Ekawisa Sarana Konsultan Tahun 2004 -2005 dan Technical Advisor Marginal Fishing Community Development Pilot BAPPENAS-WORLD BANK Tahun 2004 – 2005.


(19)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Kegunaan... 6

1.4 Hipotesis Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Sumberdaya Lahan ... 8

2.2 Pemanfaatan Sumberdaya Lahan... 11

2.2.1 Efisiensi Pemanfaatan Lahan ... 12

2.2.2 Alokasi dan Distribusi Pemanfaatan Lahan ... 13

2.3 Nilai Ekonomi Pemanfaatan Lahan ... 14

2.4 Produktivitas ... 18

2.5 Biaya ... 19

2.6 Harga ... 20

2.7 Biaya Trasnportasi... 21

2.8 Budidaya Tambak Ikan Bandeng ... 22

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ... 25

IV. METODOLOGI... 27

4.1 Metode Penelitian... 27

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 27

4.3 Metode Pengambilan Sampel ... 28

4.4 Metode Analisis Data ... 29

4.4.1 Analisis Land Rent... 29

4.4.2 Analisis Optimalisasi Nilai Land Rent... 34

4.4.3 Analisis Sensitifitas Nilai Land Rent... 34

4.6 Batasan Penelitian ... 35

V. PROFIL LOKASI PENELITIAN ... 36

5.1 Kabupaten Serang ... 36

5.1.1 Kondisi Geofisik Kabupaten Serang ... 36


(20)

Halaman

5.1.4 Kondisi Sos ial Kabupaten Serang... 39

5.1.5 Kondisi Perekonomian Wilayah... 42

5.1.6 Karakteristik Wilayah Pesisir Kabupaten Serang ... 43

5.1.6.1 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Alam... 43

5.1.6.2 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Manusia ... 45

5.1.6.3 Permasalahan dan Hambatan Masyarakat Pesisir ... 46

5.2 Zona Tirtayasa... 47

5.2.1 Kondisi Geografis Kawasan Zona Tirtayasa ... 47

5.2.2 Kondisi Demografi Kawasan Zona Tirtayasa ... 48

5.2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana Ekonomi Zona Tirtayasa ... 49

5.2.4 Karakteristik Wilayah Pesisir Zona Tirtayasa ... 50

5.2.4.1 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Alam... 50

5.2.4.2 Potensi dan Karakteristik Sumberdaya Manusia ... 54

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN... 55

6.1 Sarana Produksi... 55

6.1. 1 Lahan Tambak ... 55

6.1.2 Peralatan Kegiatan Tambak ... 57

6.1.3 Benih Ikan Bandeng ... 59

6.1.4 Tenaga Kerja ... 60

6.1.5 Sarana Produksi Lainnya... 62

6.1.5 Modal Investasi... 63

6.2 Kegiatan Produksi ... 63

6.2.1 Masa Persiapan... 64

6.2.2 Masa Pemeliharaan... 65

6.2.2 Masa Pemanenan... 65

6.3 Hasil Produksi dan Pemasaran ... 66

6.3.1 Hasil Produksi ... 66

6.3.2 Pemasaran Hasil Produksi... 66

6.4 Analisis Nilai Land Rent... 68

6.4.1 Produktivitas Lahan... 69

6.4.2 Biaya Produksi ... 72

6.4.3 Biaya Transportasi... 77

6.4.4 Land Rent Berdasarkan Kesuburan dan Jarak Lokasi Tambak ke Pusat Pasar ... 80

6.5 Optimalisasi Nilai Land Rent... 85

6.6 Analisis Sensitivitas Nilai Land Rent... 91

6.7 Implikasi Kebijakan... 96

VII. KESIMPULAN DAN SAR AN ... 98

7.1 Kesimpulan... 98


(21)

Halaman

DAFTAR PUSTAKA... 100 LAMPIRAN ... 103


(22)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Panjang Garis Pantai Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten... 2 2. Jenis Data dan Sumber Data ... 28 3. Nama dan Lokasi Pulau-Pulau Kec il yang Terdapat di Kabupaten Serang.. 36 4. Luasan Lahan Menurut Ketinggiannya di Kabupaten Serang ... 37 5. Luas Lahan Menurut Penggunaanya di Kabupaten Serang Tahun

2001 – 2002 (Ha) ... 38 6. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru untuk Berbagai Jenjang Pendidikan

di Kabupaten Serang ... 40 7. Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan yang Terdapat di Kabupaten Serang ... 41 8. Banyaknya Bayi yang Diimunisasi Menurut Jenis Imunisasi di Kabupaten

Serang... 41 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Serang yang Bermata Pencaharian di Bidang

Perikanan... 45 10. Jumlah Keluarga Miskin di Wilayah Pesisir Kabupaten Serang ... 46 11. Luas Wilayah dan Panjang Pantai Masing-Masing Kecamatan yang Berada

dalam Zona Tirtayasa Kabupaten Serang... 48 12. Batas Wilayah Masing-Masing Kecamatan yang Berada Dalam Zona

Tirtayasa ... 48 13. Jumlah Penduduk dan KK di Kawasan Zona Tirtayasa... 49 14. Sarana Ekonomi di Kawasan Zona Tirtayasa ... 49 15. Permasalahan Lingkungan yang Terjadi di Wilayah Pesisir Zona Tirtayasa 53 16. Jumlah Penduduk Kawasan Zona Tirtayasa yang Bermata Pencaharian di

Bidang Perikanan... 54 17. Jumlah Penduduk Miskin di Kawasan Zona Tirtayasa ... 54 18. Rata-Rata Luasan Lahan Tambak Kegiatan Budidaya Ikan Bandeng di

Masing-Masing Unit Analisis ... 57 19. Harga Lahan Tambak di Masing-Masing Unit Analisis ... 57 20. Peralatan dalam Kegiatan Budidaya Tambak Bandeng di Masing-Masing

Unit Analisis... 58 21. Padat Tebar Benih per Ha dan Harga Benih Ikan Bandeng di Masing-


(23)

Halaman

22. Jumlah Tenaga Kerja Pada Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis ... 60 23. Sistem Kerja Tenaga Kerja dalam Kegiatan Budidaya Tambak Ikan

Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis ... 61 24. Dosis Penggunaan Pupuk di Masing-Masing Unit Analisis ... 62 25. Rata-Rata Jumlah Modal Usaha Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng

di Masing-Masing Unit Analisis ... 63 26. Siklus Budidaya di Masing-Masing Unit Analisis ... 64 27. Jumlah Produksi Ikan Bandeng per Ha di Masing-Masing Unit Analisis .... 66 28. Harga Ikan Bandeng per Kg di Masing-Masing Unit Analisis ... 67 29. Jarak Masing-Masing Unit Analisis ke Pasar Rau... 67 30. Jenis Angkutan, Kapasitas Angkut dan Biaya Transportasi untuk

Pemasaran Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis... 68 31. Nilai Produktivitas Rata-Rata Lahan Tambak di Masing-Masing Unit

Analisis ... 69 32. Informasi Kondisi Lahan dan Sumber Air di Lokasi Penelitian ... 71 33. Biaya Tenaga Kerja Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di

Masing-Masing Unit Analisis ... 72 34. Total Biaya Tenaga Kerja per Ha per Siklus Produksi Budidaya Ikan

Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis ... 74 35. Biaya Sarana Produksi Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di

Masing-Masing Unit Analisis ... 75 36. Total Biaya Sarana Produksi per Ha per siklus Budidaya Ikan Bandeng di

Lokasi Masing-MASing Unit Analisis ... 76 37. Total Biaya Produksi Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing

Unit Analisis... 77 38. Biaya Transportasi dari Masing-Masing Titik Unit Analsis ke Pasar Rau... 79 39. Nilai LandRent Berdasarkan Faktor Kesuburan Lahan dan Jarak Lokasi

Tambak ke Pusat Pasar... 80 40. Nilai Output, Input dan Rente Optimal Kegiatan Budidaya Tambak Ikan

Bandeng di Kecamatan Pontang ... 86 41. Nilai Output, Input dan Rente Optimal Kegiatan Budidaya Tambak Ikan

Bandeng di Kecamatan Tirtayasa... 87 42. Nilai Output, Input dan Rente Optimal Kegiatan Budidaya Tambak Ikan

Bandeng di Kecamatan Tanara ... 88 43. Biaya Produksi Optimal Kegiatan Budidaya Ikan Bandeng di Masing-


(24)

Halaman 44. Nilai Land Rent Optimal Kegiatan Budidaya Ikan Bandeng di Masing-

Masing Unit Analisis... 90 45. Perbandingan Nilai Land Rent Aktual dengan Land Rent Optimal... 90 46. Perubahan Biaya Transportasi Karena Adanya Kenaikan Harga BBM ... 92 47. Perubahan Nilai Land Rent dengan Adanya Kenaikan Harga BBM ... 93


(25)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Zona Tirtayasa dalam RTRW Kabupaten Serang... 4 2. Klasifikasi Sumberdaya Alam ... 9 3. Penggunaan dari nilai Produk dan Kurva Biaya untuk Ilustrasi Konsep

Land Rent yang Merupakan Surplus Ekonomi Setelah Pembayaran Biaya Produksi... 15 4. Ilustrasi Perbedaan Kesuburan Tanah pada besarnya Land Rent... 16 5. Perbedaan Land Rent dari Tiga Luas Tanah yang Berbeda Kualitas

Lokasi dan Jarak Dari Pasar. ... 16 6. Pengaruh Biaya Transportasi Produk dari Berbagai Lokasi ke Pasar

Terhadap Land Rent... 18 7. Ikan Bandeng Ukuran Konsumsi ... 23 8. Kerangka Pendekatan Studi ... 26 9. Diagram Kerangka Analisis Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Nilai

Land Rent... 30 10. Ilustrasi Bid Rent Schedulle untuk Kegiatan Perikanan Tambak... 33 11. Citra Satelit Wilayah Pesisir Zona Tirtayasa ... 51 12. Pemetaan Hutan Bakau, Terumbu Karang dan Padang Lamun ... 52 13. Areal Pertambakan di Zona Tirtayasa... 55 14. Sungai-Sungai yang Menjadi Sumber Air Tawar bagi Kegiatan Budidaya

Tambak di Kawasan Zona Tirtayasa ... 56 15. Produktivitas Lahan Tambak Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis... 69 16. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja per Ha Produksi Budidaya Ikan Bande ng di

Lokasi Penelitian... 74 17. Total Biaya Sarana Produksi per Ha per Siklus Produksi Budidaya Ikan

Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis ... 76 18. Jaringan Jalan di Zona Tirtayasa Kabupaten Serang ... 78 19. Nilai Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak untuk Kegiatan Budidaya

Ikan Bandeng... 81 20. Hubungan Antara Nilai Land Rent Dengan Produktivitas Lahan... 83 21. Bid Rent Schedulle Lahan Tambak Ikan Bandeng ... 84 22. Plot Nilai Land Rent Berdasarkan Jarak Rata -Rata Masing-Masing Titik


(26)

Halaman 23. Hubungan Nilai LandRent dengan Variabel Produktivitas Setelah Adanya

Kenaikan Harga BBM ... 94 24. Bid Rent Schedulle Produksi Budidaya Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa


(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Analisis Regresi Nilai Land Rent dengan Faktor Kesuburan dan Jarak Lokasi Tambak Ke Pusat Pasar... 104 2. Output MAPLE untuk Plot Grafik Hubungan Nilai Land Rent dengan

Kesuburan dan Jarak Lokasi Tambak ke Pusat Pasar ... 105 3. Data Karakteristik Output dan Input Kegiatan Budidaya Tambak Ikan

Bandeng di Kecamatan Pontang ... 107 4. Output MAPLE untuk Analisis Optimalisasi Nilai Land Rent di Kecamatan

Pontang... 108 5. Data Karakteristik Output dan Input Kegiatan Budidaya Tambak Ikan

Bandeng di Kecamatan Tirtayasa... 109 6. Output MAPLE untuk Analisis Optimalisasi Nilai Land Rent di Kecamatan

Tirtayasa... 101 7. Data Karakteristik Output dan Input Kegiatan Budidaya Tambak Ikan

Bandeng di Kecamatan Tirtayasa... 111 8. Output MAPLE untuk Analisis Optimalisasi Nilai Land Rent di

Kecamatan Tirtayasa... 112 9. Analisis Regresi Nilai Land Rent dengan Faktor Kesuburan dan Jarak

Lokasi Tambak Ke Pusat Pasar Setelah Kenaikan Harga BBM ... 113 10. Output MAPLE untuk Plot Grafik Hubungan Nilai Land Rent dengan

Kesuburan dan Jarak Lokasi Tambak ke Pusat Pasar Setelah Kenaikan Harga BBM ... 114


(28)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting kegunaannya bagi kelangsungan hidup manusia. Selain sebagai tempat dimana manusia berpijak dan hidup, sumberdaya lahan juga merupakan faktor input

dalam berbagai aktivitas ekonomi seperti untuk kegiatan pertanian, perikanan, sektor kehutanan, tempat tinggal, explorasi mineral, industri dan kegiatan komersial lainnya. Penggunaan lahan dari waktu ke waktu semakin bertambah baik jenis maupun luasan penggunaannya, sementara kuantitas lahan relatih tetap. Hal ini mencerminkan bahwa pemanfaatan sumberdaya lahan pada saat ini dihadapkan pada dimensi pilihan yang nyata, sehingga manusia perlu mempertimbangkan berbagai aspek agar pemanfaatan lahan tersebut dapat memaksimalkan pemenuhan kebutuhan manusia pada saat ini maupun di waktu yang akan datang.

Dilihat dari letak geografisnya, lahan pesisir merupakan sumberdaya yang memiliki arti ekonomi strategis dan memiliki daya tarik utama. Lahan pesisir merupakan lokasi yang berdekatan dengan sumberdaya perikanan sebagai bahan makanan utama, khususnya protein hewani dan merupakan tempat yang digunakan untuk transportasi, budidaya perikanan, rekreasi dan pariwisata serta wilayah pemukiman dan tempat pembuangan li mbah. Hal di atas menggambarkan bahwa peranan sumberdaya tersebut sangat besar dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Melalui pengelolaan yang efektif dan efisien diharapkan pemanfaatan sumberdaya lahan pesisir dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, dengan memberikan nilai pemanfaatan yang maksimal terlebih lagi mengingat 65% penduduk Indonesia menetap di wilayah pesisir.

Kabupaten Serang merupakan salah satu dari 6 kabupaten / kota di Provinsi Banten yang memiliki wilayah pesisir. Panjang garis pantainya mencapai 120 km dan merupakan yang terpanjang kedua setelah Kabupaten Pandeglang, seperti terlihat dalam Tabel 1, yang menyajikan data panjang garis pantai untuk 6 wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Banten.


(29)

2

Tabel 1. Panjang Garis Pantai Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten

Panjang Garis Pantai yang Menghadap (Km) No Kabupaten / Kota Samudera

Indonesia Laut Jawa

Selat

Sumda Jumlah

1 Kabupaten Lebak 75,0 Tidak Ada Tidak Ada 75 2 Kabupaten Pandeglang 47,2 Tidak Ada 182,8 230

3 Kabupaten Serang Tidak Ada 75 45 120

4 Kabupaten Tangerang Tidak Ada 51 Tidak Ada 51

5 Kota Cilegon Tidak Ada Tidak Ada 25 25

6 Kota Tanggerang Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada - Sumber : Dinas Perikanan dan Kelauatan Provinsi Banten , 2003

Kawasan pesisir merupakan salah satu dari 5 kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan khusus dalam rencana pengelolaan wilayah Kabupaten Serang. Pengelolaan kawasan khusus dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan perhatian khusus pada suatu kawasan tertentu karena karakteristik kawasannya atau potensi kawasannya dinilai membutuhkan perlakuan khusus untuk dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan wilayah Kabupaten Serang secara keseluruhan (BAPPEKAB Serang 2004).

Saat ini kawasan pesisir Kabupaten Serang telah berkembang sebagai pengembangan kegiatan perikanan tambak untuk kawasan pesisir di Pantai Utara dan pengembangan kegiatan pariw isata untuk kawasan pesisir di Pantai Barat. Kedua kegiatan tersebut cenderung mengakibatkan munculnya dampak negatif baik untuk masalah tata ruang maupun untuk masalah lingkungan. Untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah yang ada dikawasan pesisir tersebut, maka pengelolaan kawasan pesisir dirasakan perlu dilakukan secara khusus dengan membentuknya sebagai salah satu kawasan khus us dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang. Untuk itu telah dilakukan analisis secara khusus mengenai penataan kawasan Pesisir Kabupaten Serang yang dibagi menjadi empat zona, yaitu Zona Bojonegara yang arahan fungsi utamanya sebagai kawasan/zona industri dan pelabuhan laut; Zona Teluk Banten yang arahan fungsi utamanya sebagai kawasan tempat pariwisata dan perikanan laut;


(30)

3

Zona Pantai Barat yang arahan fungsi utamanya sebagai kawasan pariwisata; serta Zona Tirtayasa yang arahan fungsi utamanya sebagai kawasan perikanan tambak.

Kegiatan perikanan tambak merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang banyak dilakukan oleh masyarakat pesisir Kabupaten Serang, bahkan diakui sebagai kegiatan usaha turun temurun dalam komunitas tersebut. Awalnya kegiatan ini merupakan kegiatan sambilan para nelayan pada saat tidak melaut, namun karena hasilnya cukup menjanjikan dan juga semakin berkurangnya hasil tangkapan di laut, saat ini perikanan tambak menjadi salah satu mata pencaharian utama bagi masyarakat pe sisir Kabupaten Serang. Luas lahan potensial untuk kegiatan perikanan tambak di Kabupaten Serang mencapai 8.412,3 Ha dan jumlah RTP untuk kegiatan perikanan tambak mencapai 1.421 RTP. Pada tahun 2002 produksi perikanan tambak Kabupaten Serang mencapai 1.739,7 Ton atau senilai Rp. 5,99 milyar.

Dalam pengembangannya sebagai salah satu bentuk pemanfaatan lahan pesisir, diharapkan kegiatan perikanan tambak dapat dikelola secara efektif dan efisien, agar memberikan nilai pemanfaatan yang optimal dalam pengguna an sumberdaya lahan sehingga kesejahteraan masyarakat pesisir Kabupaten Serang juga dapat meningkat dengan pengembangan kegiatan tersebut. Oleh karena itu penelitian mengenai analisis land rent pemanfaatan lahan tambak di wilayah pesisir Kabupaten Serang ini dilakukan, karena land rent merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam memahami efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan.

1.2Perumusan Masalah

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, dalam RTRW Kabupaten Serang, telah ditetapkan suatu zona khusus untuk pengembangan kegiatan perikanan tambak, yaitu Zona Tirtayasa. Zona Tirtayasa mencakup 3 kawasan pesisir, yaitu Kecamatan Tanara, Kecamatan Tirtayasa dan Kecamatan Pontang, seperti tampak dalam Gambar 1. Karakter khusus lahan yang ada di kawasan tersebut, mengakibatkan peruntukan kawasan ini sangat terbatas. Peruntukan yang paling memungkinkan adalah pengembangan tambak ikan/udang dan industri yang dikhususkan untuk pengolahan hasil ikan.


(31)

4

Gambar 1. Zona Tirtayasa dalam RTRW Kabupaten Serang

Jenis kegiatan usaha perikanan tambak di wilayah pesisir Kabupaten Serang berkembang sesuai trend yang sangat dipengaruhi oleh banyaknya permintaan pasar atas komoditas perikanan yang dibudidayakan dan tingkat keuntungan yang diperoleh dari mengusahakan kegiatan tersebut. Komoditas unggulan dalam kegiatan perikanan tambak di Kabupaten Serang adalah Ikan Bandeng yang memiliki nama latin Channos channos. Komoditas ini menjadi dominan diusahakan di pertambakan Kabupaten Serang, karena secara teknis pemeliharaan Bandeng relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan Udang. Ikan Bandeng juga lebih tahan terhadap berbagai jenis penyakit hewan air, terutama dalam menghadapi permasalahan pencemaran perairan yang akhir -akhir ini menjadi issu dalam pengelolaan tambak di Kabupaten Serang. Selain kemudahan teknis, aspek pemasaran Ikan Bandeng juga turut mendukung berkembangnya usaha tambak Ikan Bandeng, meski permintaannya tidak setinggi produk sumber protein lain seperti Ayam, namun berdasarkan informasi yang diperoleh dari petambak Bandeng bahwa belum pernah terjadi petambak harus menjual Bandeng dengan harga yang amat rendah, sehingga menyebabkan kebangkrutan. Artinya selama ini belum pernah ada petambak Bandeng yang sampai bangkrut baik

Pontang

Tanara Tirtayasa

Zona Tirtayasa

Serang Cilegon

Laut Jawa Arah Utara


(32)

5

Pada saat ini, kegiatan budidaya Ikan Bandeng di Kabupaten Serang pada umumnya masih dilakukan secara tradisional. Dengan padat tebar berkisar antara 3.000-4.000 ekor per Ha dan hanya menganda lkan pakan alami dengan konstruksi tambak seadanya, produksi rata-rata yang dicapai hanya sekitar 280 sampai dengan 400 Kg per Ha. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa produktivitas kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng di Kabupaten Serang masih sangat rendah. Rendahnya nilai produktivitas kegiatan budidaya Ikan Bandeng tentunya juga, akan berimplikasi terhadap nilai pemanfaatan lahan tambak di Kabupaten Serang, khususnya Zona Tirtayasa yang arah fungsi utamanya ditetapkan sebagai pusat pengembangan kegiatan perikanan tambak. Sementara itu, pemilik lahan dan komunitas sosial di wilayah tersebut tentunya mengharapkan nilai surplus yang maksimal dari setiap jenis kegiatan pemanfaatan lahan yang dilakukan. Begitupun dengan apa yang dilakukan pada saat ini, pemilik lahan berharap mendapatkan surplus yang maksimal dari kepemilikan lahan dengan menjadikannya sarana dalam kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng.

Berdasarkan pemaparan di atas, timbul suatu pertanyaan yang kemudian menjadi permasalahan yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini, dengan karakteristik usaha kegiatan Budidaya Ikan Bandeng yang dilakukan masyarakat pesisir Kawasan Zona Tirtayasa pada saat ini, berapakah nilai surplus

pemanfaatan lahan tambak Ikan Bandeng yang dapat diterima oleh pemilik lahan atau komunitas sosial di kawasan tersebut, dan selain produktivitas, faktor apa lagi yang akan berpengaruh terhadap nilai pemanfaatan lahan tambak Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa? Dengan menggunakan konsep land rent, penelitian ini bermaks ud untuk menganalisis nilai pemanfaatan lahan tambak melalui identifikasi karakteristik kegiatan usaha budidaya Ikan Bandeng yang dilakukan di Zona Tirtayasa Kabupaten Serang. Dengan demikian diharapkan pengembangan kegiatan budidaya perikanan tambak di Zona Tirtayasa dapat diarahkan juga pada pencapaian nilai pemanfaatan sumberdaya lahan tambak yang maksimal, sehingga kebijakan penetapan Zona Tirtayasa sebagai sentra perikanan tambak merupakan langkah pemanfaatan sumberdaya yang effisien,


(33)

6

tidak hanya dari segi karakteristik dan sifat biologis serta kesesuaian lahan, namun juga dari segi economic rent yang diperoleh.

Land Rent sendiri merupakan suatu konsep dalam teori ekonomi sumberdaya lahan yang didefinisikan sebagai surplus atau nilai lebih dari manfaat yang didapat, atas biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan sumberdaya lahan.

Surplus ekonomi dari sumberdaya lahan dapat sangat ditentukan dari bagaimana lahan itu digunakan atau dimanfaatkan, adapun nilai tersebut dilihat dari 2 faktor, yaitu surplus ekonomi karena kesuburan tanahnya dan surplus ekonomi karena lokasi ekonomi (Suparmoko 1997).

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeterminasi nilai lahan atas pemanfaatannya sebagai sarana produksi dalam pengembangan kegiatan perikanan tambak Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa Kabupaten Serang. Untuk itu hal yang dilakukan adalah:

1) Mengidentifikasi karakteristik produksi budidaya Ikan Bandeng di Lokasi Penelitian.

2) Menghitung dan menganalisis nilai land rent kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng berdasarkan faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar.

3) Menghitung besarnya pengaruh perubahan variabel eksogen terhadap perubahan nilai land rent.

Dengan tujuan tersebut, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan masukan bagi pengembangan kegiatan perikanan tambak di Zona Tirtayasa, sehingga kegiatan pemanfaatan lahan tambak di zona tersebut dapat memberikan nilai pemanfaatan yang optimal untuk mencapai kesejahteraan sosial yang maksimal.

1.4 Hipotesis Penelitian


(34)

7

1) Nilai land rent dari kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng sangat dipengaruhi oleh kualitas sumberdaya lahan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar.

2) Besarnya perubahan nilai land rent yang diakibatkan oleh perubahan biaya transportasi, dipengaruhi oleh faktor jarak lokasi tambak ke pusat pasar.


(35)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumberdaya Lahan

Lahan (land) diartikan sebagai komponen keseluruhan dari suatu bentang alam yang mencakup tutupan vegetasi, tanah, kemiringan, permukaan geomorfologis, sistem hidrologis dan kehidupan binatang didalamnya. Tanah (soil) adalah bagian dari lahan yang merupakan kerak atau lapisan teratas bumi yang mampu menunjang kehidupan tanaman secara permanen dan mengatur tata air pada lapisan tersebut. Sumberdaya Lahan/tanah, merupakan sumberdaya yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup manusia, tidak saja untuk memenuhi kebutuhan manusia, namun juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Bagi kelangsungan hidup manusia khususnya, sumberdaya lahan merupakan masukkan yang diperlukan untuk setiap bentuk aktivitas manusia seperti untuk pertanian, daerah Industri, daerah pemukiman, jalan-jalan untuk transportasi, daerah-daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk maksud ilmiah (Suparmoko 1997).

Prabowo dan Reksohadiprojo (1985) mengartikan lahan / tanah sebagai ruangan atau tempat hidup ini berlangsung; atau sebagai alam atau lingkungan hidup; atau sebagai faktor produksi untuk menghasilkan pangan dan bahan mentah dan asalnya sumber energi; atau sebagai barang konsumsi seperti tempat untuk membangun, taman atau tempat rekreasi; sebagai hak milik yang mempunyai konotasi hukum, atau sebagai keadaan yang dalam dunia modern mempunyai pengertian lokasi atau jarak.

Dalam klasifikasi sumberdaya alam menurut skala waktu pertumbuhan, menurut Fauzi (2004), seperti yang terlihat dalam Gambar 2, lahan atau tanah termasuk ke dalam jenis sumberdaya yang dapat diperbaharui, namun memiliki titik kritis, yang berarti jika titik kritis kapasitas maksimum regenerasinya telah terlampaui, sumberdaya ini dapat berubah menjadi sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Jika menurut kegunaan akhirnya, sumberdaya lahan diklasifikasikan kedalam jenis sumberdaya material non-metalik.


(36)

9

Sumber: Fauzi (2004)

Gambar 2. Klasifikasi Sumberdaya Alam

Suparmoko (1997), menggolongkan sumberdaya lahan atau tanah kedalam jenis sumber daya yang memiliki sifat gabungan, yaitu antara sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, dan sumberdaya biologis, sebagai contoh adalah kesuburan tanah. Kesuburan tanah dapat terjadi karena perbuatan akar-akar tanaman, dan adanya organisme-organisme yang mengeluarkan bermacam-macam nutrisi tanah untuk diserap oleh tanaman. Keadaan ini merupakan sifat dari sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, walaupun manusia dapat menggunakan kesuburan tanah tersebut sampai ratusan tahun. Sumberdaya lahan juga dapat mempunyai sifat seperti sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, yaitu bila petani menggunakan pupuk, tanaman-tanaman penolong, dan tanaman-tanaman untuk pupuk hijau lainnya. Sifat lahan yang menyerupai sumberdaya biologis adalah bila sumberdaya lahan tersebut ditingkatkan atau dipertahankan atau dipakai, sehingga bertambah atau berkurang kesuburannya sebagai akibat dari tingkah laku manusia.

Untuk mengejar pemenuhan alat-alat pemuas kebutuhan manusia yang terus berkembang dan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemanfaatan sumberdaya lahan sering kali dilakukan secara kurang bijaksana dan untuk jangka pendek, sehingga kurang mempertimbangkan kelestarian sumberdaya lahan tersebut. Pemanfaatan yang kurang bijaksana ini, dapat mengakibatkan menurunnya persediaan sumberdaya lahan yang berkualitas tinggi

Sumberdaya Alam

Skala Waktu Pertumbuhan

Kegunaan Akhir

Renewabl

Non-Habis Dikonsumsi

Dapat Didaur Ulang

Memiliki Titik Karitis

Tidak Memiliki Titik Kritis

Material Metalik

Material Non -Metalik

SD SD Energi

Energi


(37)

10

dan manusia semakin tergantung pada sumberdaya lahan yang kualitasnya rendah. Odum (1996) mengatakan bahwa jika populasi manusia di suatu daerah memanfaatkan lahan dengan tidak bijaksana, maka dampaknya akan berpengaruh kepada populasi manusia tersebut, tetapi pada saat populasi meningkat secara cepat, maka yang akan menderita akibat pemanfaatan lahan yang tidak rasional adalah orang-orang yang terkena dampak pada lokasi lahan tersebut dimanfaatkan dan pada akhirnya setiap orang harus membayar untuk perbaikannya atau setiap orang sama sekali kehilangan manfaat dari nilai ekonomi lahannya. Agar nilai lahan tetap bisa dipertahankan, maka diperlukan perenca naan pemanfaatan lahan yang baik dan disesuaikan dengan nilai fungsional lahan.

Menurut Bromley (1991) bahwa untuk mengelola sumberdaya khususnya lahan diperlukan sistem kewenangan tingkat lokal, namun sistem tersebut telah dirusak oleh kolonialisme dan pada era kemerdekaan. Bromley (1991) menyarankan perlu adanya revitalisasi sistem kewenangan di tingkat lokal. Menurut Schmid (1996) retribusi lahan akan lebih berdaya guna dan berhasil guna apabila mempunyai hak-hak kepemilikan (property right). Hak

kepemilikan dapat diartikan sebagai himpunan dari kehendak atau keinginan diantara orang-orang yang mendefinisikan kesempatan, keterbukaan terhadap aktivitas tertentu, ha k-hak dan tanggung jawab. Hak kepemilikan juga dapat berarti hak yang berhubungan dengan pe nggunaan sumberdaya (Kula 1995). Ada beberapa jenis kepemilikan (property right) dari sumberdaya, yaitu: 1).

Private property right; 2). Common property right; 3). State property right. Menurut Kula (1995) struktur dari property right yang dapat mengha silkan alokasi sumberdaya secara efisien dalam ekonomi pasar harus memiliki 4 karakteristik, yaitu :

(1).Universalitiy, yang berarti dapat berlaku secara universal

(2).Exclusivity, yang berarti semua benefit dan cost dari kepemilikan dan penggunaan kepemilikan tersebut harus jatuh hanya kepada pemilik baik langsung maupun tidak langsung.

(3).Transferability, yang artinya harus dapat ditransfer pada orang lain melalui pertukaran yang disetujui bersama.


(38)

11

(4).Enforceability, yang artinya kepemilikan harus aman dari perampasan maupun penjarahan oleh pihak lain.

Anwar (1995) menyatakan bahwa sejarah pemanfaatan lahan di Indonesia menunjukkan pemanfaatan lahan yang dimulai dari sebelum Republik Indonesia lahir. Penduduk asli di daerah-daerah secara lokal dengan cara turun temurun mewarisi hak-hak (property right) untuk memanfaatkan sumberdaya alam di sekitar lokasi tempat tinggalnya yang dijamin oleh hak-hak ulayat. Ha k-hak tersebut, meskipun tidak tertulis namun diakui dan dihormati oleh masyarakatnya termasuk sumberdaya lahan. Adanya faktor dari luar yang begitu kuat (contohnya harga) dan lemahnya nilai kebersamaan diantara masyarakat tersebut, membuat pengaturan dengan sistem adat tersebut menjadi tidak berlaku lagi, sehingga hak kepemilikan menjadi tidak jelas. Hal inilah yang kemudian memunculkan hak kepemilikan yang bersifat open acces dalam pengelolaan sumberdaya yang pada dasarnya dapat mengakibatkan dan mengarah pada terjadinya kerusakan sumberdaya. Kepemilikan lahan untuk kegiatan perikanan tambak di Indonesia umumnya dan di Kabupaten Serang khususnya, lebih bersifat private property right dan dapat dikatakan bahwa jenis kepemilikan ini merupakan hal yang paling aman dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, karena dapat mencapai aspek sosial optimal. Hal ini dapat menjadi acuan bahwa penggunaan lahan untuk budidaya tambak relatif aman bagi sumberdaya lahan itu sendiri, karena masing – masing pemilik berusaha agar lahan tersebut tidak rusak agar dapat memberikan nilai rente yang optimal.

2.2 Pemanfaatan Sumberdaya Lahan

Penggunaan lahan/ tanah pada umumnya tergantung pada kemampuan tanah dan pada lokasi tanah. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan tanah tergantung pada kelas kemampuan tanah yang dicirikan oleh adanya perbedaan atas sifat-sifat yang merupakan penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, kemampuan menahan air, lereng permukaan tanah, tingkat erosi yang telah terjadi. Penggunaan-penggunaan tanah juga tergantung pada lokasi khususnya untuk daerah-daerah pemukiman, untuk lokasi-lokasi industri, maupun untuk daerah-daerah rekreasi (Suparmoko 1997).


(39)

12

Secara umum dapat diketahui bahwa para pemilik sumberdaya tanah cenderung menggunakan miliknya itu untuk tujuan-tujuan yang memberikan harapan diperolehnya penghasilan yang tinggi, sehingga para pemilik lahan tersebut akan menggunakan tanahnya sesuai dengan konsep penggunaan yang tertinggi dan terbaik (Barlowe 1972). Penggunaan yang terbaik sesungguhnya tergantung pada penilaian si pemilik, apakah itu dinilai dengan uang atau dengan nilai yang tak dapat diraba ataupun nilai-nilai sosial. Selanjutnya penggunaan yang terbaik dan tertinggi ini tergantung pula pada kapasitas penggunaan dari tanah itu serta tinggi rendahnya permintaan terhadapnya. Kenaikan harga tanah selain menimbulkan nilai lebih yang dinikmati oleh para pemilik tanah-tanah tersebut, juga akan menimbulkan dorongan bagi adanya spekulasi tanah dari pemilik tanah secara berlebihan, terutama pada tanah - tanah yang diharapkan akan menjadi daerah pemekaran kota atau perluasa n dan jaringan fasilitas perkotaan, dan seterusnya memungkinkan adanya penggunaan tanah secara tidak efisien (Prabowo dan Reksohadiprojo 1985).

Dalam sejarah dunia tentang pemanfaatan lahan, menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan secara tidak rasional disebabkan karena kebutuhan

(demand) lahan makin meningkat, sedangkan penyediaan terhadap lahan tetap. Antara kebutuhan dan ketersediaan lahan saling berkaitan, sehingga akan berpengaruh terhadap luasan lahan yang tidak pernah berubah. Perkembangan yang menunjukkan kecenderungan makin meningkat tersebut akan

berpengaruh kepada terjadinya konflik pemanfaatan lahan (Prabowo dan Reksohadiprojo 1985).

2.2.1 Efisiensi Pemanfaatan Lahan

Efisiensi adalah kriteria utama untuk mengevaluasi perubahan. Efisiensi menunjukkan kemampuan menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan suatu nilai. Sumberdaya yang menghasilkan lebih banyak barang dan pelayanan dengan menggunakan tingkat input yang sama, berarti karakteristik ekonomi dari sumberdaya tersebut lebih efisien.


(40)

13

produksinya. Makin sedikit biaya produksi yang dikeluarkan dan makin besar produktivitas yang dihasilkan maka akan terjadi efisiensi pemanfaatan lahan. Efisiensi dapat ditela ah dari berbagai aspek, salah satunya seperti yang disampaikan oleh Ricardo (1817) bahwa salah satu aspek yang perlu dianalisis adalah land rent. Ricardo yakin bahwa manfaat lahan dihitung dari rente yang dihasilkan dari hasil produksi lahan dikurangi dengan pengeluaran kemudian beberapa komponen pengeluaran untuk pemulihan dan pemeliharaan produktivitas lahan. Hal ini mengingat aspek produktivitas, tenaga kerja dan buruh merupakan

supply yang elastis, dimana variabel-variabel tersebut harus dibayar dengan harga yang kompetitif. Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan penduduk meyebabkan harga pertanian meningkat dan hal ini menyebabkan penambahan lahan sehingga produksi dan nilai rente pada lahan tersebut ikut meningkat, hal inilah yang berpengaruh pada efisiensi.

2.2.2 Alokasi dan Distribusi Pemanfaatan Lahan

Bromley (1991) menyebutkan bahwa peran alokasi merupakan suatu issu yang berhubugan dengan berbagai jenis hak-hak kepemilikan lahan. Hak kepemilikan swasta merupakan kepentingan nyata agar setiap individu dapat memanfaatakan lahan seoptimal mungkin sesuai dengan kebutuhan pasar. Hal inilah yang menjadi konflik kepentingan antara pemilik lahan yang sudah jelas batas kepemilikannya dengan pengguna lahan yang tidak jelas batas-batas kepemilikannya. Hal ini menjadi makin jelas dengan penjelasan dari Chistaller diacu dalam Northam (1975) bahwa proses aglomerasi akan mempengaruhi pola pemanfaatan lahan, tingkat lokasi atau penyebaran sumberdaya yang menjadi pusat kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pemanfaatan lahan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada bentuk perbedaan terjadinya sumberdaya lahan sebagai hasil dari distribusi lahan yang berbeda atau konsentrasi keruangan dari lahan yang kemudian dapat menyebabkan distorsi dari pola pemukiman kota yang disebabkan karena lokalisasi sumberdaya.

Distribusi menyangkut pada penyebaran lahan yang dalam implementasinya tidak sesuai dengan peruntukannya. Hal ini berakibat kepada terjadinya kerusakan tanah. Menurut Budianto (1998) bahwa tanah keritis ditandai dengan kerusakan tanah yang terjadi akibat penggunaan tanah (lahan) yang tidak


(41)

14

sesuai dengan peruntukannya. Menurut Soemarwoto (1975) diacu dalam Budianto (1999) bahwa masalah kritis, erosi dan banjir merupakan masalah demografi yang luas. Dilihat dari sudut ekologi, pertambahan penduduk telah melampaui daya dukung lingkungan.

2.3 Nilai Ekonomi Pemanfaatan Lahan

Pemanfaatan sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaan bertujuan untuk menghasilkan barang-barang pemuas kebutuhan manusia, dan dalam penggunaannya pada umumnya tergantung pada kemampuan dan lokasi lahan tersebut. Oleh karena itu lahan memiliki nilai ekonomi da n nilai pasar yang berbeda -beda (Suparmoko 1997).

Nilai ekonomi pemanfaatan lahan digambarkan oleh suatu konsep dalam teori ekonomi sumbe rdaya lahan yang disebut sebagai sewa lahan atau land rent. Menurut Ricardo diacu dalam Barlowe (1972), rente lahan dapat dibedakan menjadi:

a) Sewa lahan sebagai pembayaran dari penyewaan kepada pemilik, dimana pemilik melakukan kontrak sewa dalam jangka waktu tertentu. Menurut Ricardo nilai sewa lahan ini merupakan surplus yang selalu tetap (rent as an unearned increment). Surplus yang selalu tetap dimaksudkan sebagai imbalan bagi pemilik tanah dimana tanahnya dibiarkan tidak berproduksi, artinya rente adalah surplus yang selalu tetap atau mendapat hasil tanpa berusaha yang semata-mata diperoleh, karena monopoli pemlikan lahan. Konsep sewa ini sering juga disebut dengan contract rent.

b) Sewa lahan yang merupakan surplus sebagai hasil dari investasi (rent as return on investment). Surplus didefinisikan sebagai keuntungan usaha yakni kelebihan pendapatan di atas biaya produksi. Dalam pengertian ini, lahan dipandang sebagai faktor produksi. Konsep sewa ini sering disebut sebagai

land rent. Kebanyakan investor, pemilik dan penggarap, menggunakan konsep

land rent ini, sebagai nilai ekonomi pemanfaatan lahan (Barlowe 1972). Sebagaimana telah dijelaskan di atas, Rustiadi (2003) juga menyampaikan bahwa rente lahan (land rent) secara sederhana didefinisikan sebagai surplus


(1)

KECAMATAN PONTANG

Produktivitas (q) Masa Persiapan (l1) Masa Pemeliharaan (l2) Masa Pemanenan (l3) Nener (x1) Vitamin (x2) Urea (x3) TSP (x4) Obat (x5)

Responden Luas Lahan (Ha)

Jumlah Harga Total HOK Upah Biaya

TK HOK Upah Biaya TK HOK Upah Biaya TK Jumlah Harga Total Jlm Harga Total Jlm Harga Total Jlm Har ga Total Jlm Harga Total 2 800 10,000 8,000,000 24 25,000 600,000 120 10,000

1,200,000 10 50,000 500,000 8,000 125 1,000,000 - - - 150 1,400 210,000 150 1,400 210,000 1 800,000 800,000 2 700 10,000 7,000,000 22 25,000 550,000 120 10,000

1,200,000 8 50,000 400,000 8,000 125 1,000,000 - - - 200 1,400 280,000 200 1,400 280,000 1 800,000 800,000 2 800

10,000 8,000,000 24 25,000 600,000

120 10,000 1,200,000 10 50,000 500,000 8,000 125 1,000,000 - - - 200 1,400 280,000 200 1,400 280,000 1 800,000 800,000 3 1,350 10,000 13,500,000 28 25,000 700,000 200 10,000

2,000,000 14 50,000 700,000 12,000 125 1,500,000 50 5,600 280,000 200 1,400 280,000 200 1,400 280,000 1 800,000 800,000 3 1,100 10,000 11,000,000 28 25,000 700,000 200 10,000

2,000,000 14 50,000 700,000 12,000 125 1,500,000 50 5,600 280,000 200 1,400 280,000 200 1,400 280,000 1 800,000 800,000 3 1,200 10,000 12,000,000 28 25,000 700,000 200 10,000

2,000,000 14 50,000 700,000 12,000 125 1,500,000 50 5,600 280,000 200 1,400 280,000 200 1,400 280,000 1 800,000 800,000 3 1,200 10,000 12,000,000 28 25,000 700,000 200 10,000

2,000,000 14 50,000 700,000 12,000 125 1,500,000 50 5,600 280,000 200 1,400 280,000 200 1,400 280,000 1 800,000 800,000 2 800 10,000 8,000,000 24 25,000 600,000 120 10,000

1,200,000 10 50,000 500,000 8,000 125 1,000,000 - - - 200 1,400 280,000 150 1,400 210,000 1 800,000 800,000 2 900 10,000 9,000,000 24 25,000 600,000 120 10,000

1,200,000 12 50,000 600,000 8,000 125 1,000,000 - - - 200 1,400 280,000 150 1,400 210,000 1 800,000 800,000 2 750 10,000 7,500,000 24 25,000 600,000 120 10,000

1,200,000 9 50,000 450,000 8,000 125 1,000,000 - - - 200 1,400 280,000 150 1,400 210,000 1 800,000 800,000 24

9,600 96,000,000

254 6,350,000

1,520 15,200,000

115 5,750,000

96,000 12,000,000

200 1,120,000

1,950 2,730,000

1,800 2,520,000

10 8,000,000 rata

input per ha 400 10.58 63.33 4.79 4,000 8.33 81.25 75.00 0.42 rata output/Input 10,000 25,000 10,000 50,000 125 5,600 1,400 1,400 800,000 Pemakaian tuk 1 kg output

0.0265 0.1583 0.0120 10 0.0208 0.2031 0.1875 0.0010


(2)

Lampiran 4.

Ouput

Mapel Untuk Analisis Optimalisasi Nilai

La nd Rent

di

Kecamatan Pontang

> restart;

> with (Optimization);with(plots);

ImportMPS

,

Interactive

,

LPSolve

,

LSSolve

,

Maximize

,

Minimize

,

NLPSolve

,

QPSolve

[

]

Warning, the name changecoords has been redefined

[

animate

,

animate3d

,

animatecurve

,

arrow

,

changecoords

,

complexplot

,

complexplot3d

,

conformal

,

conformal3d

,

contourplot

,

contourplot3d

,

coordplot

,

coordplot3d

,

cylinderplot

,

densityplot

,

display

,

display3d

,

fieldplot

,

fieldplot3d

,

gradplot

,

gradplot3d

,

graphplot3d

,

implicitplot

,

implicitplot3d

,

inequal

,

interactive

,

interactiveparams

,

listcontplot

,

listcontplot3d

,

listdensityplot

,

listplot

,

listplot3d

,

loglogplot

,

logplot

,

matrixplot

,

multiple

,

odeplot

,

pareto

,

plotcompare

,

pointplot

,

pointplot3d

,

polarplot

,

polygonplot

,

polygonplot3d

,

polyhedra_supported

,

polyhedraplot

,

replot

,

rootlocus

,

semilogplot

,

setoptions

,

setoptions3d

,

spacecurve

,

sparsematrixplot

,

sphereplot

,

surfdata

,

textplot

,

textplot3d

,

tubeplot

]

> obj:=10000*y 125*q15600*q21400*q3 1400*q4

-800000*q5 -25000*l1-10000*l2-50000*l3;

obj

:= 10000

y

- 125

q1

- 5600

q2

- 1400

q3

- 1400

q4

- 800000

q5

- 25000

l1

- 10000

l2

- 50000

l3

>

cons:=[y<=400,q1<=4000,q2<=8.33, q3<=81.25,q4<=75,q5<=0.

42,l1<=10.58,l2<=63.33,l3<=4.79,10*y-q1=0,0.0208*y-q2=0,0.2031*y-q3=0,0.1875*y-q4=0,0.001*y

-q5=0,0.0265*y-

l1=0,0.1583*y-l2=0,0.0120*y-l3=0,125*q1+5600*q2+1400*q3+1400*q4+800000*q5+25000*l1+

10000*l2+50000*l3<=53670000];

cons

:= [

y

£

400,

q1

£

4000 ,

q2

£

8.33,

q3

£

81.25 ,

q4

£

75,

q5

£

0.42 ,

l1

£

10.58 ,

l2

£

63.33 ,

l3

£

4.79 ,

10

y

-

q1

= 0, 0.0208

y

-

q2

= 0, 0.2031

y

-

q3

= 0, 0.1875

y

-

q4

= 0, 0.001

y

-

q5

= 0, 0.0265

y

-

l1

= 0,

0.1583

y

-

l2

= 0, 0.0120

y

-

l3

= 0,

125

q1

+ 5600

q2

+ 1400

q3

+ 1400

q4

+ 800000

q5

+ 25000

l1

+ 10000

l2

+ 50000

l3

£

53670000 ]

> LPSolve (obj,cons,assume=nonnegative,maximize);

[1.7727710166667 10

6

, [

y

= 399.166666666666572 ,

l2

= 63.1880833333333314 ,

q1

= 3991.66666666666470 ,

q2

= 8.30266666666666353 ,

q3

= 81.0707499999999612 ,

q4

= 74.8437499999999716 ,


(3)

KECAMATAN TIRTAYASA

Produktivitas (y) Masa Persiapan (l1) Masa Pemeliharaan (l2) Masa Pemanenan (l3) Nener (q1) Urea (q3) TSP (q4) Obat (q5)

No. Responden

Luas Lahan

(Ha)

Jumlah Harga Total HOK Upah Biaya TK HOK Upah Biaya TK HOK Upah Biaya TK Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total 1 2

800

10,000

8,000,000

24

25,000

600,000

120

10,000

1,200,000

10

50,000

500,000

8,000

125 1,000,000 150

1,400

210,000

150

1,400

210,000

1

800,000

800,000 2 2

750

10,000

7,500,000

21

25,000

525,000

120

10,000

1,200,000

10

50,000

500,000

8,000

125 1,000,000 150

1,400

210,000

150

1,400

210,000

1

800,000

800,000 3 2

700

10,000

7,000,000

21

25,000

525,000

120

10,000

1,200,000

7

50,000

350,000

8,000

125 1,000,000 150

1,400

210,000

150

1,400

210,000

1

800,000

800,000 4 2

750

10,000

7,500,000

24

25,000

600,000

120

10,000

1,200,000

10

50,000

500,000

8,000

125 1,000,000 150

1,400

210,000

150

1,400

210,000

1

800,000

800,000 5 2

800

10,000

8,000,000

24

25,000

600,000

120

10,000

1,200,000

9

50,000

450,000

8,000

125 1,000,000 150

1,400

210,000

150

1,400

210,000

1

800,000

800,000 6 2

700

10,000

7,000,000

24

25,000

600,000

120

10,000

1,200,000

8

50,000

400,000

8,000

125 1,000,000 150

1,400

210,000

150

1,400

210,000

1

800,000

800,000 Jumlah 12 4500 45000000 138 3450000 720 7200000 54 2700000 48000 6000000 900 1260000 900 1260000 6 4800000 Rata -rata

output / input per h a

375

11.50

60.00

4.50

4,000

75.00

75.00

0.50 Rata -rata

harga/ Input

10,000

25,000

10,000

50,000

125

1,400

1,400

800,000 Pemakaian

Input untuk 1 kg output

0.0307

0.1600

0.0120

10.6667

0.2000


(4)

Lampiran 6.

Ouput

Mapel Untuk Analisis Optimalisasi Nilai

Land Rent

di

Kecamatan Tirtayasa

> restart;

> with (Optimization);with(plots);

ImportMPS

,

Interactive

,

LPSolve

,

LSSolve

,

Maximize

,

Minimize

,

NLPSolve

,

QPSolve

[

]

Warning, the name changecoords has been redefined

[

animate

,

animate3d

,

animatecurve

,

arrow

,

changecoords

,

complexplot

,

complexplot3d

,

conformal

,

conformal3d

,

contourplot

,

contourplot3d

,

coordplot

,

coordplot3d

,

cylinderplot

,

densityplot

,

display

,

display3d

,

fieldplot

,

fieldplot3d

,

gradplot

,

gradplot3d

,

graphplot3d

,

implicitplot

,

implicitplot3d

,

inequal

,

interactive

,

interactiveparams

,

listcontplot

,

listcontplot3d

,

listdensityplot

,

listplot

,

listplot3d

,

loglogplot

,

logplot

,

matrixplot

,

multiple

,

odeplot

,

pareto

,

plotcompare

,

pointplot

,

pointplot3d

,

polarplot

,

polygonplot

,

polygonplot3d

,

polyhedra_supported

,

polyhedraplot

,

replot

,

rootlocus

,

semilogplot

,

setoptions

,

setoptions3d

,

spacecurve

,

sparsematrixplot

,

sphereplot

,

surfdata

,

textplot

,

textplot3d

,

tubeplot

]

> obj:=10000*y 125*q11400*q31400*q4 800000*q5

-25000*l1-10000*l2-50000*l3;

obj

:= 10000

y

- 125

q1

- 1400

q3

- 1400

q4

- 800000

q5

- 25000

l1

- 10000

l2

- 50000

l3

>

cons:=[y<=375,q1<=4000,q3<=75,q4<=75,q5<=0.5,l1<=11.5,l

2<=60,l3<=4.5,10.6667*y-q1=0,0.2*y-q3=0,0.2*y-

q4=0,0.0013*y-q5=0,0.0307*y-l1=0,0.16*y-l2=0,0.012*y-l3=0,125*q1+1400*q3+1400*q4+800000*q5+25000*l1+10000*l2

+50000*l3<=26670000];

cons

:= [

y

£

375,

q1

£

4000 ,

q3

£

75,

q4

£

75,

q5

£

0.5,

l1

£

11.5,

l2

£

60,

l3

£

4.5, 10.6667

y

-

q1

= 0,

0.2

y

-

q3

= 0, 0.2

y

-

q4

= 0, 0.0013

y

-

q5

= 0, 0.0307

y

-

l1

= 0, 0.16

y

-

l2

= 0, 0.012

y

-

l3

= 0,

125

q1

+ 1400

q3

+ 1400

q4

+ 800000

q5

+ 25000

l1

+ 10000

l2

+ 50000

l3

£

26670000 ]

> LPSolve(obj,cons,assume=nonnegative,maximize);

[1.5355168973941 10

6

, [

y

= 374.592833876206100 ,

l2

= 59.9348534201929724 ,

q1

= 3995.66938110732780 ,

q3

= 74.9185667752412030 ,

q4

= 74.9185667752412030 ,

q5

= 0.486970684039079172 ,

l1

= 11.5000000000000000 ,

l3

= 4.49511400651447346 ]]


(5)

KECAMATAN TANARA

Produktivitas (y) Masa Persiapan (l1) Masa Pemeliharaan (l2) Masa Pemanenan (l3) Nener (q1) Vitamin (q2) Urea (q3) TSP (q4) Obat (q5)

Responde Luas Lahan (Ha)

Jumlah Harga Total HOK Upah Biaya TK HOK Upah Biaya TK HOK Upah Biaya TK Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total Jumlah Harga Total 2 600 10,000 6,000,000 21 25,000 525,000 120 10,000 1,200,000 6 50,000 300,000 8,000 125 1,000,000 15 5,600 84,000 150 1,400 210,000 150 1,400 210,000 1 600,000 600,000 2 650 10,000 6,500,000 23 25,000 575,000 120 10,000 1,200,000 7 50,000 350,000 8,000 125 1,000,000 16 5,600 89,600 150 1,400 210,000 150 1,400 210,000 1 600,000 600,000 2 500 10,000 5,000,000 23 25,000 575,000 120 10,000 1,200,000 4 50,000 200,000 8,000 125 1,000,000 12 5,600 67,200 150 1,400 210,000 150 1,400 210,000 1 600,000 600,000 2 550 10,000 5,500,000 21 25,000 525,000 120 10,000 1,200,000 4 50,000 200,000 8,000 125 1,000,000 16 5,600 89,600 200 1,400 280,000 200 1,400 280,000 1 600,000 600,000 2 600 10,000 6,000,000 21 25,000 525,000 120 10,000 1,200,000 6 50,000 300,000 8,000 125 1,000,000 16 5,600 89,600 200 1,400 280,000 200 1,400 280,000 1 600,000 600,000 2 550 10,000 5,500,000 21 25,000 525,000 120 10,000 1,200,000 4 50,000 200,000 8,000 125 1,000,000 15 5,600 84,000 200 1,400 280,000 200 1,400 280,000 1 600,000 600,000 12 3450 34500000 130 3250000 720 7200000 31 1550000 48000 6000000 90 504000 1050 1470000 1050 1470000 6 3600000 rata 287.5 10.83 60.00 2.583 4,000 7.5 87.5 87.5 0.5 rata 10,000 25,000 10,000 50,000 125 5,600 1,400 1,400 600,000 Pemakaian Input untuk 1 kg output

0.0377 0.2087 0.0090 13.913 0 0.0261 0.3043 0.3043 0.0017


(6)

Lampiran 8. Ouput Mapel Untuk Analisis Optimalisasi Nilai

Land Rent

di

Kecamatan Tanara

> restart;

> with (Optimization);with(plots);

ImportMPS

,

Interactive

,

LPSolve

,

LSSolve

,

Maximize

,

Minimize

,

NLPSolve

,

QPSolve

[

]

Warning, the name changecoords has been redefined

[

animate

,

animate3d

,

animatecurve

,

arrow

,

changecoords

,

complexplot

,

complexplot3d

,

conformal

,

conformal3d

,

contourplot

,

contourplot3d

,

coordplot

,

coordplot3d

,

cylinderplot

,

densityplot

,

display

,

display3d

,

fieldplot

,

fieldplot3d

,

gradplot

,

gradplot3d

,

graphplot3d

,

implicitplot

,

implicitplot3d

,

inequal

,

interactive

,

interactiveparams

,

listcontplot

,

listcontplot3d

,

listdensityplot

,

listplot

,

listplot3d

,

loglogplot

,

logplot

,

matrixplot

,

multiple

,

odeplot

,

pareto

,

plotcompare

,

pointplot

,

pointplot3d

,

polarplot

,

polygonplot

,

polygonplot3d

,

polyhedra_supported

,

polyhedraplot

,

replot

,

rootlocus

,

semilogplot

,

setoptions

,

setoptions3d

,

spacecurve

,

sparsematrixplot

,

sphereplot

,

surfdata

,

textplot

,

textplot3d

,

tubeplot

]

> obj:=10000*y 125*q15600*q21400*q3 1400*q4

-600000*q5 -2500 0*l1-10000*l2-50000*l3;

obj

:= 10000

y

- 125

q1

- 5600

q2

- 1400

q3

- 1400

q4

- 600000

q5

- 25000

l1

- 10000

l2

- 50000

l3

>

cons:=[y<=287.5,q1<=4000,q2<=7.5,q3<=87.5,q4<=87.5,q5<=

0.5,l1<=10.83,l2<=60,l3<=2.583,13.913*y-q1=0,0.0261*y-

q2=0,0.3043*yq3=0,0.3043*yq4=0,0.0017*yq5=0,0.0377*yl1=0,0.2087*yl2=0,0.009*y

-l3=0,125*q1+5600*q2+1400*q3+1400*q4+600000*q5+25000*l1+

10000*l2+50000*l3<=25044000];

cons

:= [

y

£

287.5 ,

q1

£

4000,

q2

£

7.5,

q3

£

87.5,

q4

£

87.5 ,

q5

£

0.5,

l1

£

10.83 ,

l2

£

60,

l3

£

2.583 ,

13.913

y

-

q1

= 0, 0.0261

y

-

q2

= 0, 0.3043

y

-

q3

= 0, 0.3043

y

-

q4

= 0, 0.0017

y

-

q5

= 0,

0.0377

y

-

l1

= 0, 0.2087

y

-

l2

= 0, 0.009

y

-

l3

= 0,

125

q1

+ 5600

q2

+ 1400

q3

+ 1400

q4

+ 600000

q5

+ 25000

l1

+ 10000

l2

+ 50000

l3

£

25044000 ]

> LPSolve(obj,cons,assume=nonnegative,maximize);

[7.9303122500000 10

5

, [

y

= 287.000000000000114 ,

l2

= 59.8969000000000166 ,

q1

= 3993.03100000000176 ,

q2

= 7.49070000000000568 ,

q3

= 87.3341000000000634 ,

q4

= 87.3341000000000634 ,