18
Pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk meningkat kemampuan dan potensi masyarakat miskin agar dapat memecahkan masalahnya secara mandiri dan
berkelanjutan. Upaya pencapaian tujuan pemberdayaan ini dapat terjadi apabila kesadaran masyarakat tentang implementasi nilai moral dan keswadayaan
masyarakat pesisir, karena pada dasarnya tujuan akhir dari pemberdayaan adalah pembebasan diri dari ketergantungan materi
Lebih jauh, Simon 1990 dalam tulisannya tentang Rethinking Empowerment
menyatakan bahwa pemberdayaan merupakan suatu aktifitas refleksi, suatu proses yang mampu diinisiasi dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek
yang mencari kekuatan atau penentuan diri sendiri. Sementara proses lainnya hanya dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-sumber dan alat-alat prosedural yang
melaluinya masyarakat dapat meningkatkan kehidupannya. Pemberdayaan merupakan suatu sistem yang berinterasi dengan lingkungan sosial dan fisik.
2.2 Masyarakat Pesisir
Menurut Saad dan Basuki 2004, masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan
perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir. Definisi inipun bisa juga dikembangkan lebih jauh karena pada
dasarnya banyak orang yang hidupnya bergantung pada sumberdaya laut. Mereka terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya ikan dan organisme laut
lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, pemasok faktor sarana produksi perikanan. Dalam bidang non-perikanan, masyarakat pesisir bisa terdiri dari penjual jasa
pariwisata, penjual jasa transportasi, serta kelompok masyarakat lainnya yang memanfaatkan sumberdaya non-hayati laut dan pesisir untuk menyokong
kehidupannya. Namun untuk lebih operasional, Nikijuluw 2002 berpendapat, bahwa
definisi masyarakat pesisir yang luas ini tidak seluruhnya diambil, tetapi hanya difokuskan pada kelompok nelayan dan pembudidaya ikan serta pedagang dan
pengolah ikan. Kelompok ini secara langsung mengusahakan dan memanfaatkan sumberdaya ikan melalui kegiatan penangkapan dan budidaya. Kelompok ini pula
19
yang mendominasi pemukiman di wilayah pesisir di seluruh Indonesia, di pantai pulau-pulau besar dan kecil. Sebagian masyarakat nelayan pesisir ini adalah
pengusaha skala kecil dan menengah. Namun lebih banyak dari mereka yang bersifat subsisten, menjalani usaha dan kegiatan ekonominya untuk menghidupi
keluarga sendiri, dengan skala yang begitu kecil sehingga hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu sangat pendek.
Dari sisi skala usaha perikanan, kelompok masyarakat pesisir miskin di antaranya terdiri dari rumah tangga perikanan yang menangkap ikan tanpa
menggunakan perahu, menggunakan perahu tanpa motor, dan perahu bermotor tempel. Dengan skala usaha ini, rumah tangga ini hanya mampu menangkap ikan di
daerah dekat pantai. Dalam kasus tertentu, memang mereka dapat pergi jauh dari pantai dengan cara bekerjasama sebagai mitra perusahaan besar. Namun usaha
dengan hubungan kemitraan seperti tidak begitu banyak dan berarti dibandingkan dengan jumlah rumah tangga yang begitu banyak.
Menurut Mubyarto et. al. 1984 masyarakat pesisir, khususnya nelayan secara umum, dikategorikan lebih miskin daripada keluarga petani atau pengrajin.
Kemiskinan ini dicirikan oleh pendapatan yang berfluktuasi, pengeluaran yang konsumtif, tingkat pendidikan yang rendah, kelembagaan yang ada belum
mendukung terjadinya pemerataan pendapatan, potensi tenaga kerja keluarga istri dan anak belum dapat dimanfaatkan dengan baik, serta akses terhadap permodalan
rendah Kusnadi 2006 mengemukakan berdasarkan aspek geografis, masyarakat
pesisir merupakan masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang dikawasan pesisir . Mereka menggantungkan kelangsungan hidupnya dari upaya mengelola
sumber daya alam yang tersedia dilingkungannya, yakni di kawasan pesisir, perairan laut. Secara umum, sumberdaya perikanan tangkap dan budidaya merupakan
salah satu sumberdaya yang sangat penting untuk menunjang kelangsungan hidup masyarakat pesisir. Karena itu sumberdaya perikanan mengambil peranan yang
besar sebagai pengerak dinamika ekonomi lokal didesa pesisir.
20
Dalam konteks tersebut Kusnadi 2006 menyatakan bahwa, masyarakat nelayan merupakan pelaku utama yang menentukan dinamika ekonomi lokal dan
kondisi ini merupakan merupakan hasil kebijakan pembangunan sektor perikanan sejak awal tahun 1970-an yang bertumpu pada orientasi produktivitas yang
melahirkan berbagai perubahan penting dibidang sosial, ekonomi dan ekologi di masyarakat pesisir.
Sementara itu Dahuri 2002 menyatakan bahwa kebudayaan pesisir yang outward looking
, kosmopolit, egaliter dan demokratis, sebagaimana ciri masyarakat pesisir menjadi resesif dalam kebudayaan nasional. Nilai-nilai tersebut dimasa kini
menjadi penting untuk digali kembali, ketika bangsa Indonesia mulai membangun demokrasi dan tatanan masyarakat madani civil society. Sedangkan dari perspektif
mata pencahariannya, masyarakat pesisir tersusun dari kelompok masyarakat yang beragam seperti nelayan, petambak, pedagang ikan, pemilik toko, pengolah hasil
tangkapan serta pelaku industri kecil dan menengah. Keberagaman jenis pekerjaan penduduk diwilayah pesisir ditentukan oleh sumberdaya ekonomi lokal Kusnadi,
2006. Lebih jauh Kusnadi 2006 mengemukakan sebab-sebab pokok yang
menimbulkan kemiskinan nelayan salah satunya adalah rendahnya tingkat pendapatan rumah tangga nelayan sehingga berdampak terhadap peningkatan skala
usaha dan perbaikan kualitas kehidupan mereka. Untuk mengatasi diperlukan upaya sebagai berikut ;
1 Meningkatkan pemilikan lebih dari satu jenis alat tangkap, agar nelayan
dapat menangkap ikan sepanjang waktu 2
Mengembangkan diversifikasi usaha berbasis sumberdaya lokal 3
Memperluas kesempatan kerja off fishing sehingga pendapatan rumah tangga nelayan tidak sepenuhnya bergantung pada pendapatan melaut.
pengalaman kerja, produksi dan biaya merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan dalam penelitian yang menganalisis faktor-faktor
ekonomi yang mempengaruhi kemiskinan rumah tangga di tujuh desa tertinggal menyebutkan faktor-faktor yang menambah peluang kemiskinan rumah tangga
responden yakni jumlah anggota keluarga, curahan waktu rumah tangga pada
21
sektor pertanian dan faktor jenis mata pencaharian utama. Sedangkan faktor yang mengurangi peluang kemiskinan rumah tangga adalah jumlah anggota rumah
tangga yang termasuk tenaga kerja, luas sawah garapan setahun, luas sawah milik, total pendapatan dari kegiatan pertanian, total pendapatan dari kegiatan non
pertanian dan curahan kerja rumah tangga pada sektor non pertanian.
2.3 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir