7
Selama ini Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan BPKP dalam melaksanakan Analisis terhadap Program PEMP menggunakan indikator 3 T tepat
waktu, tepat sasaran, tepat jumlah. Penelitian BPKP lebih menekankan pada evaluasi pelaksanaan program dibandingkan dengan rencana.
Sementara itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak program PEMP terhadap pembangunan dan kesejahteraan anggota
Kelompok Masyarakat Pemanfaat KMP peserta program PEMP setelah menerima Dana Ekonomi Produktif DEP. Hal ini selanjutnya menjadi dasar pemikiran
untuk melaksanakan penelitian mendalam mengenai analisis dampak program PEMP terhadap kesejahteraan anggota KMP terutama peningkatan pendapatan
anggota KMP program PEMP dengan mengambil kasus di Kabupaten Subang dan Cirebon.
1.2 Proses Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk membuat masyarakat menjadi berdaya. Hal ini diperlukan terutama didasari pada asumsi, bahwa
masyarakat sedang dalam kondisi tidak berdaya. Secara sosiologis keadaan kurang berdaya diidentikkan dengan keterbelakangan baik secara ekonomi, pendidikan,
kesehatan. Karena itu istilah pemberdayaan menjadi identik dengan community development atau empowerment.
Proses pemberdayaan masyarakat pesisir dapat dilakukan jika ada sikap proaktif dari masyarakat pesisir dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Sikap
proaktif ini meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan analisis, serta berperan dalam pengambilan keputusan. Proses pemberdayaan itu bertujuan
untuk melakukan perubahan individu yang diikuti dengan perubahan kelembagaan yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Hal ini diungkapkan Hikmat 2001
dalam Satria, 2002 bahwa proses pemberdayaan bertujuan menolong klien supaya: • Masyarakat mendapatkan kembali eksistensi dan jati-diri mereka dalam
mengatasi masalah yang mereka hadapi; • Ilmu pengetahuan dan skill keahlian dan keterampilan pekerja sosial dapat
digunakan klien secara optimal;
8
• Pekerja sosial dapat berperan sebagai mitra yang baik dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi klien; dan
• Ototritas sesuai dapat diubah menjadi memberi pengaruh pada kehidupan mereka.
Tingkatan upaya untuk melakukan perubahan individu dan lembaga sosial yang berpengaruh berbeda-beda sesuai tingkat kerumitan masalah yang dihadapi
dalam komunitas tersebut. Perubahan dapat saja terjadi hanya dengan sebuah insentif rangsangan yang menggugah kesadaran individu itu. Namun dalam
kondisi lain, perubahan baru dapat terwujud dengan melakukan rekayasa sosial yang melibatkan pihak luar secara aktif. Oleh karena itu dalam melakukan proses
pemberdayaan dituntut kejelian melihat masalah dan menentukan sumber permasalahannya. Seperti dinyatakan Hikmat 2001 dalam Arif Satria, 2002, ada
tiga tingkatan pelaksanaan pemberdayaan yang harus dilakukan, yaitu; • Pengalaman positif dalam keluarga untuk memberikan rasa percaya dan
persaingan dalam interaksi sosial; • Memaksa kemampuan mereka untuk mengatur kehidupan sosial dan
menggunakan institusi sosial sekolah untuk memperoleh kompetensi; dan • Mereka dapat menerima dan menampilkan nilai-nilai sosial .
1.3 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir