Hasil analisis menujukkan bahwa seluruh aspek keterampilan sosial siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dalam pembelajaran sudah mencapai ketuntasan yang
ditetapkan yaitu ≥ 75 dari seluruh siswa mencapai kategori baik.
5. Tanggapan Siswa
Data tanggapan siswa diperoleh dengan menganalisis lembar angket tanggapan siswa yang diberikan pada akhir pembelajaran. Hasil analisis
tanggapan siswa yang terhadap pembelajaran disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran
No Pernyataan
Persentase jawaban siswa kelas XI IPA 1
kelas XI IPA 2 Ya
Tidak Ya
Tidak
1. Mempelajari materi sebelum pembelajaran
79 21
88 12
2. Senang dan tertarik belajar
100 94
6 3.
Membuat aktif di kelas 83
17 84
16 4.
Memahami materi 97
3 88
12 5.
Membantu memperkuat ingatan materi 97
3 97
3 6.
Mengalami kesulitan
melakukan kegiatan
praktikum 93
7 91
9 7.
Mengerjakan soal dengan baik 97
3 94
6 8.
Keinginan belajar lebih lanjut 100
100 9.
Efektif diterapkan dalam pembelajaran 93
7 100
10. Teman membantu kegiatan kelompok 93
7 97
3 Data selengkapnya terdapat pada lampiran 32 hal 139.
Hasil analisis tanggapan siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 menujukkan bahwa siswa memberikan respons positif terhadap pembelajaran biologi dengan
memanfaatkan laboratorium, hal ini dilihat dari keinginan siswa belajar lanjut pada materi yang lain yaitu 100.
B. Pembahasan
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 mengalami peningkatan pretest-posttest baik kriteria tinggi, sedang maupun
rendah. Kelas XI IPA 1 siswa yang peningkatannya masuk kriteria tinggi dengan rata-rata N-gain 0,81 berjumlah 12 siswa. Kriteria sedang dengan rata-rata N-gain
0,57 berjumlah 16 siswa. Kriteria rendah dengan rata-rata N-gain 0,27 berjumlah 1 siswa. Kelas XI IPA 2 siswa yang peningkatannya masuk kriteria tinggi dengan
rata-rata N-gain 0,78 berjumlah 16 siswa. Kriteria sedang dengan rata-rata N-gain 0,57 berjumlah 12 siswa. Kriteria rendah dengan rata-rata N-gain 0,17 berjumlah
4 siswa. Berdasarkan fakta tersebut dapat diartikan bahwa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 mengalami peningkatan pretest-posttest tetapi secara klasikal belum
mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 85 dari seluruh jumlah siswa
masuk kriteria tinggi. Berdasarkan hasil di atas, untuk memperkuat N-gain kelas XI IPA 1 dan XI
IPA 2 perlu dilakukan uji t. Hasil analisis uji t kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 pada Tabel 8 diperoleh t
hitung
t
tabel.
Hal ini dapat diartikan bahwa pretest dan posttest kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 terdapat perbedaan yang signifikan. Pemanfaatan
laboratorium praktikum untuk pembelajaran biologi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Simalango 2008 yang menyimpulkan bahwa hasil belajar dengan metode praktikum lebih baik dari pada hasil belajar yang tidak memakai metode
praktikum pada pokok bahasan laju reaksi. Hal ini didukung oleh hasil analisis tanggapan siswa pada Tabel 12 diketahui bahwa 97 siswa kelas XI IPA 1 dan
XI IPA 2 menyatakan membantu memperkuat ingatan materi. Sebanyak 97 dan 88 siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 memahami materi serta 100 siswa
berkeinginan pembelajaran biologi dengan memanfaatkan laboratorium dapat berlanjut, tidak hanya untuk materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
melainkan materi selainnya. Respons positif yang diberikan siswa terhadap pembelajaran dengan
memanfaatkan laboratorium didukung dengan nilai karakter dan keterampilan sosial yang dimiliki siswa menunjukkan ketertarikan minat belajar siswa
terhadap proses pembelajaran. Hasil analisis Tabel 10 dan 11 menunjukkan bahwa aspek nilai karakter dan keterampilan sosial siswa yang diamati dari kedua kelas
memenuhi ketunt asan yang ditetapkan yaitu ≥ 75 dari jumlah siswa masuk
kriteria baik. Siswa yang menaruh minat besar pada mata pelajaran tertentu akan memusatkan perhatiannya yang intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih
giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Hal ini berarti dengan minat yang tinggi siswa akan mencapai hasil belajar yang tinggi. Hasil penelitian
Hidayah 2006 menyatakan bahwa minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar. Seseorang yang memiliki minat yang tinggi maka siswa memiliki
kemandirian belajar sendiri. Penelitian yang mendukung adalah penelitian oleh Tahar 2005 menyatakan bahwa semakin besar kemandirian belajar siswa, maka
hasil belajar semakin tinggi. Hasil analisis tanggapan siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 tentang siswa mempelajari materi sebelum belajar masing-masing sebesar
79 dan 88. Hal ini berarti kemandirian siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 mengenai belajar terlebih dahulu masuk kriteria baik yaitu
≥ 75 dari seluruh jumlah siswa.
Hasil analisis tanggapan siswa ditemukan sebanyak 93 dan 91 siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 menyatakan kesulitan melakukan kegiatan
praktikum. Pembelajaran biologi dengan memanfaatkan laboratorium merupakan hal yang baru. Siswa baru pertama kali melihat, memegang dan menggunakan
mikroskop untuk mengamati preparat secara nyata. Siswa kadang masih lupa cara memasang preparat ke mikroskop. Siswa kesulitan mencari cahaya dan
menfokuskan gambar hasil pengamatan di mikroskop. Aspek psikomotorik kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 meme
nuhi ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 75 jumlah siswa masuk kriteria baik, namun aspek menggunakan miroskop kelas XI
IPA 1 dan aspek membawa mikroskop kelas XI IPA 2 tidak mencapai ketuntasan yaitu ≥ 75 dari seluruh jumlah siswa. Hal ini disebabkan karena siswa kelas XI
IPA 1 dan XI IPA 2 tidak pernah melakukan praktikum khususnya menggunakan mikroskop. Dengan demikian, siswa menjadi aktif bertanya pada guru tentang hal-
hal yang belum diketahui, hal ini sesuai dengan analisis tanggapan siswa bahwa sebanyak 83 dan 84 siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dinyatakan aktif
ketika pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini, pembelajaran biologi dengan memanfaatkan
laboratorium praktikum memberi pengalaman langsung mengamati preparat, mendalami dan memahami materi pelajaran, serta mengarahkan siswa belajar
yang aktif. Setiap kelas dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri atas 6 sampai 7 siswa. Masing-masing kelompok menggunakan 1 mikroskop untuk mengamati
preparat. Siswa melakukan pengamatan secara mikroskopis tentang struktur daun, batang serta akar. Selama kegiatan pengamatan dan diskusi kelompok, guru
berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Guru membantu siswa yang
kesulitan mengidentifikasi gambar yang ditemukan dalam pengamatan mikroskop, memberi penjelasan ketika siswa bertanya, mengarahkan dan membantu siswa
memahami konsep-konsep yang kurang dimengerti. Selain itu juga memotivasi siswa untuk berdiskusi dengan anggotanya menyelesaikan LKS.
Berdasarkan pengamatan pada pertemuan pertama, suasana kelas terlihat kurang kondusif. Hal ini terlihat dari alokasi waktu yang belum sesuai dengan
rencana pembelajaran yaitu melebihi waktu yang direncanakan. Setiap kelompok hanya beberapa siswa yang mengamati preparat di mikroskop karena jumlah
mikroskop yang belum efektif digunakan yaitu 1 mikroskop untuk 6 sampai 7 siswa. Siswa mengandalkan anggota teman yang lain untuk menyelesaikan LKS
karena pada awal pembelajaran siswa sudah diberitahu bahwa setiap kelompok hanya mengumpulkan 1 LKS. Siswa belum terbiasa proses pembelajaran yang
dilaksanakan karena baru pertama kali memperoleh pembelajaran dengan memanfaatkan laboratorium praktikum menggunakan mikroskop. Siswa terlihat
main sendiri dan sering ijin keluar ketika mengamati preparat di mikroskop. Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang.
Sebagaimana pendapat Djamarah 2008 dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan karena tanpa motivasi siswa tidak akan melakukan aktivitas belajar.
Hal ini berarti proses pembelajaran tidak mungkin terjadi tanpa adanya aktivitas. Salah satu ciri terpenting terjadinya proses belajar adalah aktivitas siswa
Nasution 2000. Pembelajaran biologi merupakan bagian dari IPA dimana lebih menekankan pada keterampilan proses sehingga dalam pembelajaran, siswa
dituntut untuk terlibat secara aktif. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap kualitas maupun produk belajar. Berdasarkan analisis data aktivitas siswa kelas XI
IPA 1 dan XI IPA 2 pada Tabel 8 memenuhi ketuntasan indikator keberhasilan yang ditetap
kan yaitu ≥ 75 jumlah siswa masuk kriteria baik. Aspek aktivitas siswa kelas XI IPA 1 yang dibawah 75 adalah berdiskusi, mempresentasikan,
mengajukan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan karena siswa masih malu dan takut salah menyampaikan pendapatnya sendiri. Kelas XI IPA 2 hanya aspek
berdiskusi, siswa terlihat menggantungkan anggota teman yang lain. Tabel 7 menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dan XI
IPA 2 adalah 100 dengan nilai rata-rata masing-masing kelas 77,11 dan 79,62. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 lebih baik dari pada kelas XI IPA
1, begitu juga aktivitas belajarnya. Berdasarkan hasil analisis data diatas, aktivitas siswa berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Semakin tinggi aktivitas siswa maka hasil belajar siswa semakin baik. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Hidayah 2006 yang
menyatakan bahwa aktivitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 mengalami peningkatan pretest-posttest
tetapi secara klasikal belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 85
siswa masuk kriteria tinggi dengan nilai N-gain ≥ 0,7.
2. Hasil analisis uji t kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 diperoleh t
hitung
t
tabel,
hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan.
3. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 adalah
100 dengan nilai rata-rata masing-masing kelas 77,11 dan 79,62. Hasil ini didukung dengan aktivitas siswa. Semakin tinggi aktivitas siswa maka hasil
belajar siswa semakin baik.
B. Saran
1. Bagi siswa diharapkan mampu memupuk kerjasama, melaksanakan dan
bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberi oleh guru secara bersama-sama ketika berdiskusi kelompok.
2. Guru sebaiknya memanfaatkan laboratorium yang sudah ada untuk
mendukung kegiatan pembelajaran praktikum 3.
Sekolah perlu menambah kelengkapan alat dan bahan untuk mendukung kelancaran praktikum biologi. Misalnya mikroskop. Mengingat jumlah 1
mikroskop digunakan untuk 6 sampai 7 siswa, sebaiknya sekolah menambah jumlah mikroskop agar kegiatan praktikum lebih efektif
29