Pengolahan Tepung Talas Mentega

34 rata sebesar 25.61 dengan kadar air 3.59. Rendemen dihitung berdasarkan perbandingan berat tepung dengan berat umbi basah. Penelitian yang dilakukan oleh Putri 2005 menghasilkan rendemen tepung talas mentega sebesar 35.81. Relatif kecilnya rendemen umbi talas yang dihasilkan tersebut diakibatkan karena kadar air umbi talas relatif besar yaitu umumnya sekitar 60-70 Onwernue, 1978, perhitungan rendemen tepung talas mentega dapat dilihat pada Lampiran 2, sedangkan perhitungan kadar air tepung talas mentega dapat dilihat pada Lampiran 3. Gambar tepung talas mentega yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

B. Pengolahan Tepung Talas Mentega

Tepung talas mentega yang dihasilkan selanjutnya diberi tiga perlakuan panas berbeda, yaitu pengukusan, pemanggangan dan penyangraian. Pada perlakuan pengukusan, tepung talas dibuat adonan terlebih dahulu dengan penambahan air sebanyak 135. Penambahan air sejumlah tersebut berdasarkan komposisi pembuatan adonan kue cake yang dikukus. Pengukusan berlangsung selama 30 menit pada suhu 93-94.5 o C. Hasil pengukusan tepung talas setelah didinginkan terlebih dahulu selanjutnya diiris tipis dan dikeringkan dalam oven tray pada suhu 55 o C selama 18 jam, kemudian digiling dengan Whilley mill dan diayak dengan ayakan ukuran 60 mesh. Perlakuan pemanggangan dilakukan dengan membuat adonan tepung talas dengan menambahkan air sebanyak 170 berat tepung, adonan diaduk rata, ditempatkan pada loyang dan dipanggang dalam oven pada suhu 180 o C, Gambar 4.2. Tepung talas mentega 35 selama 30 menit. Jumlah air yang ditambahkan ditentukan berdasarkan komposisi pembuatan adonan kue cake yang dipanggang. Seperti halnya pada perlakuan pengukusan, adonan yang dipanggang juga dibuat tepung. Perlakuan penyangraian dilakukan dengan cara menyangrai tepung talas mentega di atas wajan selama 15 menit. Wajan sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu selama 5 menit. Suhu tepung sangrai diukur tepat pada saat penyangraian berakhir. Rata-rata suhu tepung yang terukur adalah 154 o C. Gambar tepung hasil perlakuan pengukusan, pemanggangan dan penyangraian dapat dilihat pada Gambar 4.3. a b c Gambar 4.3. Hasil penepungan kembali olahan tepung talas; a pengukusan, b pemanggangan, c penyangraian Tepung hasil perlakuan pengolahan berwarna lebih gelap dibandingkan warna tepung talas mentega segar. Hal tersebut dapat terjadi karena bahan mengalami pencoklatan selama pengolahan dan pengeringan. Tepung sangrai berwarna sedikit lebih cokelat dibandingkan tepung hasil pengolahan lainnya, hal ini disebabkan karena tepung bersentuhan langsung dengan permukaan pemanas dan dipanaskan dalam suhu tinggi tanpa penambahan air, sehingga tepung mengalami reaksi pencokelatan yang lebih tinggi dari pada tepung yang dipanaskan tanpa penambahan air. Rendemen tepung hasil pengukusan dan pemanggangan dihitung dengan membandingkan berat tepung talas mentega sebelum diolah dengan berat tepung hasil penepungan kembali kue hasil olahan. Perhitungan rendemen dapat dilihat pada Lampiran 3. Rendemen tepung hasil tiga jenis perlakuan pemanasan tepung talas dapat dilihat pada Tabel 4.1 pada halaman berikut ini. 36 Tabel 4.1. Rendemen penepungan kembali hasil olahan tepung talas Perlakuan Penam- bahan air berat tepung Waktu pema- nasan menit Suhu pema- nasan o C Rendemen hasil penepungan kembali Kadar air tepung bb Total tepung Tepung lolos 60 mesh Pengukusan 135 30 93-94.5 79.10 48.88 5.11 Pemanggangan 170 30 180 66.45 37.54 4.39 Penyangraian 15 154 --- 95.48 0.28 Keterangan : tepung hasil penyangraian tidak diayak kembali Rendemen tepung talas hasil pengukusan didapat sebesar 79.10 untuk seluruh tepung yang dihasilkan dari penggilingan, sedangkan untuk tepung yang lolos ayakan 60 mesh hanya didapat rendemen 48.88. Kecilnya rendemen tepung hasil pengukusan yang lolos ayakan 60 mesh tersebut diakibatkan banyaknya partikel tepung yang masih berukuran cukup besar kasar setelah digiling dengan Whilley mill hasil pengeringan bertekstur amat keras. Seperti halnya hasil adonan yang dikukus, hasil pengeringan adonan yang dipanggang juga bertekstur amat keras sehingga hanya sedikit tepung hasil penggilingan yang lolos ayakan 60 mesh. Rendemen rata-rata tepung talas hasil pengukusan yang lolos ayakan 60 mesh adalah sebesar 37.54, sedangkan rendemen seluruh tepung hasil penggilingan kue panggang adalah sebesar 66.45. Rendemen tepung hasil penyangraian didapatkan sebesar 95.48. Pengukuran kadar air tepung hasil pengolahan dilakukan terhadap tepung yang sudah lolos ayakan 60 mesh. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan masing-masing kadar air rata-rata tepung hasil pengukusan, pemanggangan dan penyangraian adalah 5.11, 4.39 dan 0.28. Kadar air tepung hasil penyangraian jauh lebih rendah dari kadar air tepung hasil pengukusan dan pemanggangan. Hal ini dapat diakibatkan dengan terjadinya penguapan air yang dikandung tepung talas mentega selama proses penyangraian, selain itu, pada proses penyangraian tepung tidak ditambah air seperti dalam pengukusan dan pemanggangan. Perhitungan kadar air ketiga jenis tepung dapat dilihat pada Lampiran 3. 37

C. Ekstraksi Oligosakarida