30
mikroba, BAL, dan E. coli, sedangkan analisis Salmonella dilakukan secara kualitatif.
Persiapan sampel Sampel feses yang telah diketahui beratnya gram, diambil
sebanyak 0.5 gram dan diencerkan dengan 4.5 ml Lactose Broth LB dan dihancurkan dengan stomaker sehingga didapatkan pengenceran
10
-1
. Pengenceran selanjutnya dilakukan dengan menambahkan larutan fisiologis NaCl. Persiapan sampel ini dilakukan untuk analisa total
mikroba, BAL, E. coli dan Salmonella AOAC, 1990
D. Metode Analisis
a. Pengukuran Total Padatan Terlarut TPT AOAC, 1995 Cawan alumunium yang akan digunakan dikeringkan terlebih
dahulu di dalam oven selama 15 menit. Kemudian, cawan didinginkan di dalam desikator sampai diperoleh berat tetap. Setelah itu cawan
ditimbang a gram. Sebanyak 1 ml ekstrak gula talas ditempatkan dalam cawan
tersebut kemudian diukur berat ekstrak gula talas yang ditambahkan b gram. Cawan yang telah berisi sampel tersebut dikeringkan dalam oven
vakum selama 6 jam 70
o
C atau sampai beratnya tetap. Setelah dioven berat akhir sampel yang telah kering kemudian ditimbang c gram.
TPT sampel didapatkan dari hasil bagi antara selisih berat ekstrak setelah dikeringkan dan awal dengan berat awal ekstrak.
TPT = c - a - b x 100 b
b. Analisis Mikrobiologi
1. Total Mikroba AOAC, 1990 Suspensi sampel pengenceran 10
-1
dipipet sebanyak 1 ml ke dalam 9 ml larutan fisiologis NaCl sehingga diperoleh penegnceran
10
-2
dan dengan cara yang sama dibuat pengenceran 10
-3
, 10
-4
dan sterusnya sampai tingkat pengenceran yang sesuai dimana
31
diharapkan hasilnya didapat 25-250 koloni. Pada tingkat pengenceran yang sesuai, suspensi dipipet 1 ml secara aseptik dan
dipupukkan ke dalam cawan steril duplo kemudian dituangkan PCA, digoyangkan supaya rata dan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 48 jam. Setelah itu, jumlah koloni yang tumbuh dihitung
sebagai total mikroba. 2. Perhitungan jumlah E. coli AOAC, 1990
Suspensi sampel dari tingkat pengenceran yang sesuai dipipet 1 ml dan dipupukkan ke dalam cawan petri steril duplo, dituangi
EMBA dan digoyang agar rata kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 48 jam. Koloni tipikal E. coli adalah koloni berwarna hijau
metalik. 3. Perhitungan jumlah BAL AOAC, 1990
Perhitungan jumlah BAL dilakukan dengan metode tuang sama seperti total mikroba dan E. coli dimana suspensi sampel dari
tingkat pengenceran yang sesuai dipipet 1 ml dan dipupukkan ke dalam cawan petri steril kemudian dituangi media MRSA, digoyang
supaya rata dan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 48 jam. Koloni yang tumbuh dihitung.
4. Uji Salmonella AOAC, 1990 Suspensi sampel di dalam LB, yang telah diinkubasi pada
suhu ruang selama 1 jam, diinkubasikan kembali pada suhu 37
o
C selama 24 + 2 jam. Setelah diinkubasi, suspensi dipipet 1 ml secara
aseptis ke dalam media SCB dan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 + 2 jam. Apabila warna media menjadi keruh maka dilakukan
langkah selanjutnya. Sampel diambil secara aseptis dengan ose kemudian
digoreskan pada media BSA dan HEA gores kuadran dan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 48 + 2 jam. Setelah diinkubasi, koloni-koloni tipikal yang tumbuh pada media diamati. Ciri-ciri
koloni tipikal Salmonella pada HEA adalah warna biru kehijauan, dengan atau tanpa warna hitam di bagian tengah koloni, beberapa
32
tampak sebagai koloni yang besar, berwarna hitam di tengahnya atau tampak sebagai koloni yang hampir semuanya berwarna hitam
Cunnif, 1995. Sedangkan pada BSA koloni tipikal Salmonella berwarna cokelat, abu-abu atau hitam dan terkadang hijau metalik.
Daerah di sekeliling media biasanya berwarna cokelat pada awalnya kemudian berubah hitam seiring dengan meningkatnya waktu
inkubasi Cunnif, 1995. Apabila terdapat koloni tipikal maka dilakukan langkah selanjutnya.
Koloni tipikal Salmonella yang tumbuh pada media HEA diambil dan digoreskan ke agar miring TSIA kemudian diinkubasi
pada suhu 37
o
C selama 24 + 2 jam dengan tutup tabung agak dilonggarkan untuk mencegah produksi H
2
S berlebih. Setelah diinkubasi perubahan-perubahan warna pada media diamati. Hasil
reaksi spesies Salmonella yang positif adalah jika media agar berubah menjadi berwarna merah sebagai tanda diproduksinya
senyawa basa pada goresan miring dan jika bagian dasar media agar berwarna kuning sebagai tanda diproduksinya asam di dasar tabung
dengan atau tanpa produksi H
2
S kehitaman pada agar Cunnif, 1995.
33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.