Waktu dan lokasi penelitian Alat dan bahan Metode kerja

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan selama lima bulan yaitu dari bulan Juli 2007 hingga bulan November 2007. Ikan contoh yang diteliti merupakan ikan hasil tangkapan nelayan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Koordinat lokasi penangkapan ikan layur tidak tersedia, sehingga gambaran lokasi masih bersifat umum. Pengambilan ikan contoh dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan contoh acak. Ikan contoh kemudian dibawa ke Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk penganalisaan lebih lanjut terhadap panjang, berat, dan karakter morfometrik- meristiknya. Berikut ini disajikan peta lokasi penelitian Gambar 4. Gambar 4 . Peta lokasi penelitian Lokasi Penelitian

3.2. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini tertera pada Tabel 1. Tabel 1 . Alat dan bahan No Alat dan Bahan Kegunaan 1 Neraca Ohaus berketelitian 0,01 gram Mengukur berat ikan 2 Tisu Membersihkan sampel ikan 3 Penggaris dengan ketelitian 1 mm Mengukur ukuran tubuh sampel ikan 4 Meteran kain dengan ketelitian 1 cm Mengukur panjang total sampel ikan 5 Alat bedah Alat bantu membedah ikan serta menghitung karakter meristik ikan 6 Kertas label dan alat tulis Menandaimenomori ikan 7 Baki Sebagai alas sampel ikan 8 Botol sampel berukuran 30, 100, dan 300 ml. Sebagai wadah mengawetkan kepala ikan serta organ dalam 9 Formalin 4 Mengawetkan kepala ikan dan organ dalam 10 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan layur famili Trichiuridae dan Gempylidae

3.3. Metode kerja

Penentuan stasiun pengambilan contoh ikan didasarkan pada lokasi penangkapan ikan oleh nelayan Palabuhanratu yang meliputi empat daerah penangkapan yaitu Teluk Palabuhanratu, Cisolok, Cimaja, dan Ujung Genteng. Pengambilan contoh ikan dilakukan secara acak dari hasil tangkapan nelayan. Ikan kemudian disimpan dalam kotak pendingin ice box dan dibawa ke laboratorium Fisiologi Hewan Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk penganalisaan lebih lanjut terhadap panjang, berat, serta karakter morfometrik-meristiknya. Sebelum dianalisa panjang, berat, serta karakter morfometrik-meristiknya, sampel ikan diidentifikasi terlebih dahulu. Proses identifikasi didasarkan pada buku identifikasi yang ditulis oleh Nakamura dan Parin 1993. Beberapa karakter yang menjadi pembeda utama antara ketiga spesies ikan layur adalah warna tubuh, warna sirip dorsal, dan ukuran diameter mata. Penentuan karakter morfometrik-meristik dilakukan berdasarkan morfologi ikan. Galman 1987 dalam Brojo 1999 menentukan 12 karakter morfometrik pada ikan nila Oreochromis niloticus sedangkan Priyanie 2006 menentukan 34 karakter morfometrik dan 13 karakter meristik pada ikan kurisi Pristipomoides filamentosus . Hal ini menandakan tidak adanya standar tetap dalam penentuan jumlah karakter morfometrik-meristik yang akan diukur maupun dihitung pada tiap spesies ikan melainkan disesuaikan dengan morfologi ikan. Pada penelitian ini ditentukan 18 karakter morfometrik dan 5 karakter meristik yang didasarkan pada morfologi ikan. Karakter meristik yang dihitung dan morfometrik yang diukur tertera pada tabel berikut ini Tabel 2 dan Tabel 3. Sedangkan skema penghitungan karakter meristik dan pengukuran karakter morfometrik dapat dilihat pada gambar 5. Tabel 2 . Karakter meristik yang dihitung No Karakter Meristik 1 Jumlah jari-jari sirip dorsal Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, maupun lemah pada sirip dorsal 2 Jumlah jari-jari sirip anal Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, maupun lemah pada sirip anal 3 Jumlah piloric caeca Jumlah juntaian-juntaian pada lambung 4 Jumlah gigi canine Jumlah seluruh gigi canine pada kedua rahang 5 Finlet Jumlah sirip tambahan di belakang sirip dorsal dan sirip anal Tabel 3 . Karakter morfometrik yang diukur No Karakter Morfometrik 1 Panjang total Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan ujung sirip caudal yang paling belakang 2 Panjang kepala Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan ujung terbelakang dari keping tutup insang operculum 3 Tinggi kepala Panjang garis tegak antara pangkal kepala bagian atas dengan pangkal kepala bagian bawah 4 Lebar kepala Jarak lurus terbesar antara kedua keping tutup insang pada kedua sisi kepala 5 Panjang predorsal Jarak antara ujung terdepan mulut bagian atas dengan ujung terdepan dari sirip dorsal 6 Panjang prepectoral Jarak antara ujung terdepan mulut bagian bawah dengan ujung terdepan dari sirip pectoral 7 Panjang hidung Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan lubang hidung 8 Jarak interorbital Jarak lurus antara kedua mata 9 Panjang operculum Jarak antara tulang operculum terdepan dengan ujung terbelakang dari keping tutup insang operculum 10 Panjang rahang atas Jarak dari ujung terdepan mulut bagian atas dengan ujung terbelakang tulang rahang atas 11 Panjang rahang bawah Jarak dari ujung terdepan mulut bagian bawah dengan ujung terbelakang tulang rahang bawah 12 Tinggi badan Jarak tertinggi antara dorsal dengan ventral 13 Tinggi canine Jarak tertinggi antara ujung canine dengan pangkal canine 14 Tinggi dorsal Jarak tertinggi antara ujung sirip dorsal dengan dasar sirip dorsal 15 Lebar bukaan mulut Jarak antara kedua sudut mulut jika mulut dibuka selebar-lebarnya 16 Diameter mata Panjang garis tengah rongga mata 17 Panjang usus Jarak antara ujung usus terdepan dengan ujung usus paling belakang 18 Sudut rahang Sudut yang terbentuk ketika mulut ikan dibuka Gambar 5. Skema karakter morfometrik-meristik yang diukur dan dihitung pada ikan layur Keterangan Karakter morfometrik yang diukur : A Panjang total; B Panjang kepala; C Panjang prepectoral; D Panjang predorsal; E Panjang rahang atas; F Panjang hidung; G Panjang rahang bawah; H Panjang operculum; I Lebar diameter mata; JLebar bukaan mulut; K Lebar kepala; L Tinggi dorsal; M Tinggi badan. Karakter meristik yang dihitung : N Jumlah jari-jari sirip dorsal pertama; O Jumlah jari-jari sirip dorsal kedua; P Jumlah jari-jari sirip anal; Q Jumlah finlet

3.4. Analisis data