Sejarah Berdirinya KELOMPOK WINARSIH

BAB V KELOMPOK WINARSIH

5.1 Sejarah Berdirinya

Kondisi lingkungan RT 05 RW 08 Kelurahan Ciracas dulunya sangat kumuh dengan jumlah penduduk yang sangat padat dan tidak seimbang dengan luas wilayah. Apabila hujan turun sebagian rumah warga kebanjiran terutama rumah yang berada di sekitar saluran air. Melihat kondisi tersebut, Bapak Sk sebagai Ketua RT mencanangkan program pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan di tingkat RT. Bapak Sk 44 tahun, mengungkapkan awal ide program: “Pada awal saya menjabat sebagai ketua RT, hal pertama yang saya ajukan sebagai program kerja adalah membangun masjid di wilayah RT 05 RW 08, meng-aspal jalan di wilayah RT 05RW 08 dan melakukan program pengelolaan sampah dan penghijauan . “ Pada waktu itu sampah belum dikelola. Tanah kosong milik warga masih menjadi alternatif pembuangan. Polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran sampah sangat menganggu warga. Tahun 2003 lahan tersebut diubah menjadi saung dan taman untuk balai pertemuan warga. Baru pada tahun 2006 Kelompok Winarsih dibentuk oleh warga RT 05 RW 08 Kelurahan Ciracas. Awalnya warga melakukan pengomposan sederhana, beserta pengelolaan sampah non-organik, yakni plastik kemasan. Program penghijauan dilakukan dengan mewajibkan setiap rumah untuk mempunyai tiga pot tanaman di pekarangan masing-masing. Sejak itu warga RT 05 RW 08 Kelurahan Ciracas mulai melakukan gerakan Lingkungan Bersih, Sehat dan Hijau LBSH. Pembentukan kelompok penghijauan ini merupakan inisiatif dari sebagian warga dan diberi nama Kelompok Winarsih Waspada, Inisiatif, Nyaman, Aman, Rapih, Sejuk, Indah, Hijau yang diambil dari nama ibu RT 05 RW 08 Kelurahan Ciracas ini. Kelompok dibagi menjadi 10 kelompok kerja yang setiap kelompok membawahi kurang lebih 10 rumah. Selanjutnya, warga membuat bank sampah sebagai pusat pengelolaan skala komunal. Warga diharuskan memilah sampah di rumah kemudian menyetorkannya ke bank sampah. Proses selanjutnya di bank sampah akan ada pemilahan lebih lanjut terhadap sampah sesuai dengan jenisnya. Tahun 2007, warga mulai lebih memfokuskan kegiatan daur ulang sampah kering untuk dijadikan barang kerajinan setelah mendapat pelatihan dari PT. Unilever.

5.2 Profil Anggota dan Pengurus