BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kepercayaan trust, norma sosial social norms, dan jaringan sosial social network warga RT 05 RW 08 mendorong terciptanya modal sosial dalam
kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan warga setempat. Ketiganya juga menguatkan serta menjaga keberlangsungan kekuatan modal sosial yang dimiliki
warga. Kepercayaan didukung oleh komunikasi dan koordinasi yang baik antar
warga. Prinsip untuk selalu jujur dan transparan dipegang warga untuk menjaga kepercayaan antar sesama warga. Keyakinan antar warga dalam melakukan
pengelolaan sampah membuat warga percaya kepada anggota kelompok yang lain dan menjaga keberlangsungan program pengelolaan sampah.
Norma-norma sosial yang ada di warga mengatur dan menjaga agar kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dilakukan sesuai dengan
apa yang ditujukan. Norma dan nilai juga mendukung dan membantu dalam mencapai tujuan program. Warga juga melakukan kontrol sosial dalam
pengelolaan sampah yang mereka lakukan. Jaring sosial juga ikut menentukan kekuatan modal sosial dalam warga
untuk melakukan pengelolaan sampah. Basis hubungan antar warga yang berlandaskan hubungan kekeluargaan, tetangga dan pertemanan membuat warga
segan untuk melanggar kesepakatan serta norma dan nilai yang telah dijaga. Basis hubungan kerjasama dengan pemulung dan basis hubungan fasilitasi dengan P.T.
Unilever, menjaga keberlangsungan program pengelolaan sampah berbasis komunitas yang warga lakukan. Bentuk jaringan yang merupakan jaring
komunitas membuat warga RT 05 RW 08 memiliki perasaan semasyarakat Community sentiment. Perasaan seperasaan, sepenanggungan dan saling
memerlukan ini membuat modal sosial yang dibutuhkan dalam melakukan pengelolaan sampah semakin kuat. Partisipasi dan keterlibatan langsung warga
timbul akibat adanya perasaan semasyarakat ini. Luas jaringan yang tergolong kecil yakni tingkat RT, membuat mudahnya koordinasi dan komunikasi antar
warga berjalan dengan baik. Modal sosial yang terbentuk dan dimiliki warga tersebut akhirnya mampu
mendorong terbentuk modal ekonomi swadaya warga RT 05 RW 08 Kelurahan Ciracas itu sendiri. Warga menyumbangkan materi, ide dan tenaga dengan suka
rela tanpa mengharapkan balas jasa. Hal ini dikarenakan warga memiliki kepercayaan yang kuat terhadap anggota lainnya, terutama kepada pengurus
kelompok. Nilai kejujuran dan transparansi yang telah mereka pegang membuat mereka percaya akan modal yang mereka berikan. Nilai dan norma sosial yang
memandang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan juga turut mendorong terbentuknya modal ekonomi oleh warga. Mereka memandang bahwa uang dan
tenaga yang mereka sumbangkan sepadan dengan hasil yang mereka dapatkan, yakni hidup bersih dan sehat. Jaring sosial baik antar warga maupun dengan pihak
luar turut mendukung dalam pembentukan modal swadaya warga. Hubungan dengan pihak P.T. Unilever memberikan warga akses terhadap lomba-lomba
bertemakan lingkungan yang telah mereka menangkan.
Secara bersamaan modal sosial ini juga mendorong terbentuknya teknologi pengelolaan sampah yang merupakan hasil keputusan bersama warga. Timbulnya
ide melakukan pengomposan dan daur ulang kerajinan tangan oleh warga merupakan bentuk kepercayaan warga terhadap anggotanya yang memberikan ide
tersebut. Kemudian perbaikan teknologi pengomposan dan daur ulang kerajinan tangan didapat dari bantuan fasilitasi P.T. Unilever, dimana P.T. Unilever ini
merupakan bagian dari jejaring sosial yang dimiliki warga RT 05 RW 08. Teknologi ini juga dipilih berdasarkan keadaan masyarakat, baik kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi. Modal ekonomi juga ikut membantu dalam terbentuknya teknologi
pengelolaan sampah yang dipilih dilakukan oleh warga. Modal ekonomi digunakan untuk membeli peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam teknologi
tersebut. Namun teknologi juga menyesuaikan dengan kemampuan modal ekonomi warga. Mereka tidak mencari teknologi yang memberatkan mereka dari
sisi ekonomi. Merujuk pada hipotesis pengarah, maka dapat disimpulkan bahwa modal
sosial yang terdiri dari kepecrayaan, norma-norma sosial dan jejaring sosial yang dimiliki warga RT 05 RW 08 Kelurahan Ciracas merupakan faktor pendorong
timbulnya modal ekonomi dan teknologi pengelolaan sampah pilihan masyarakat setempat. Kesinergisan modal sosial, modal ekonomi dan teknologi pengelolaan
sampah inilah yang mendukung dan menjamin keberlanjutan pengelolaan sampah berbasis komunitas yang dilakukan warga RT 05 RW 08 Kelurahan Ciracas. Jika
salah satunya hilang maka besar kemungkinan bahwa pengelolaan sampah berbasis komunitas yang warga lakukan tidak berlanjut atau bahkan tidak berjalan
sama sekali. Kesinergisan ketiganya menjadi ciri dari pengelolaan sampah berbasis komunitas yang dilakukan oleh warga RT 05 RW 08.
7.2 Saran