BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Warga Komunitas
Komunitas adalah suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama communities of
common interest, baik yang bersifat fungsional maupun yang mempunyai territorial Nasdian, 2003. Istilah masyarakat setempat community menunjuk
pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah dalam arti geografis dengan batas-batas tertentu, di mana faktor utama yang menjadi
dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota, dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya Soekanto, 1982.
Dasar-dasar dari komunitas adalah lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat tersebut Soemardjan, 1962 dikutip Nasdian, 2003. Unsur-unsur
perasaan semasyarakat tersebut community sentiment menurut Nasdian, 2003, antara lain: 1 Seperasaan; 2 Sepenanggungan; 3 Saling memerlukan. Pada
suatu komunitas aktivitas anggotanya dicirikan dengan partisipasi dan keterlibatan langsung anggota komunitas dalam kegiatan tersebut Nasdian, 2003.
2.2 Modal Sosial
Bourdieu 1983 dikutip Harmita 2006 membagi modal menjadi modal ekonomi, sosial dan kultural. Modal sosial direpresentasikan dalam bentuk
keuntungan yang diperoleh dari proses pertukaran pengetahuan dan “kenalan” dalam jaringan.
Istilah modal sosial menurut pustaka sudah dikenal sebelum 1950, tetapi baru 20 tahun yang lalu menjadi perhatian akademisi dan pekerja lapang yang
memikirkan dan menangani proyek pengentasan kemiskinan Tjondronegoro, 2005. Secara umum modal sosial oleh Grootaert dkk. 2002 dikutip
Tjondronegoro 2005, didefinisikan: “As the institution, relationship, attitudes, and value contribute to economic and social development”. Tetapi definisi
tersebut masih dapat dipecah dua lagi seperti dilakukan oleh N. Uphoff 2000 dikutip Tjondronegoro 2005, yakni:
1. Structural Social Capital: Jaringan, pengelompokan yang strukturnya tampak kasat mata, perkumpulan, lembaga beserta peraturan dan prosedur
dapat dipahami. 2. Cognitive Social Capital, lebih subjektif dan nyata, seperti sikap, norma
berprilaku, nilai-nilai, kepercayaan dan perlakuan timbal balik reciprocity.
Uphoff 1999 dikutip Siregar 1994 juga mengemukakan Unsur Komplemen dalam modal sosial berdasarkan cirinya, seperti dalam tabel. 1.
Tabel 1. Dua Unsur Komplemen Modal Sosial dan Cirinya
Ciri Struktural Kognitif
Sumber-sumber dan Manifestasi
- Peran dan aturan
- Jaringan dan hubungan
interpersonal -
Prosedur dan preseden -
Norma-norma -
Nilai-nilai -
Sikap-sikap -
Keyakinan Ranah
- Organisasi sosial - Budaya sipil
Faktor-faktor dinamik
- Hubungan vertikal
- Hubungan horizontal
- Kepercayaan,
Solidaritas -
Kerja sama, keramahan
Elemen-elemen umum
Harapan-harapan yang mendorong tingkah laku kerja dimana prosedur- prosedur bersifat saling menguntungkan
SUMBER: Uphoff 1999 dikutip Siregar 2004
Putnam 1993 dikutip Siregar 2004 merinci lebih jauh modal sosial sebagai seperangkat nilai-nilai, norma-norma, dan kepercayaan yang
mempermudah masyarakat berkerja sama secara efektif dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Selanjutnya menurut Fedderke et.al. 1999 dikutip
Alfiasari 2004 ada beberapa karakteristik dari modal sosial, yaitu: 1. Adanya kewajiban dan harapan. Ini dimaksudkan bahwa dalam modal
sosial yang dibangun dari kepercayaan, jaringan dan norma sosial masing- masing individu mempunyai kewajiban dan harapan dalam melakukan
tindakan sosialnya. 2. Adanya informasi potensial yang terjalin melalui hubungan sosial yang
sifatnya informal yang dapat menyimpan dan menyampaikan informasi. 3. Norma-norma dan sanksi yang efektif.
4. Hubungan kekuasaan. 5. Kesamaan organisasi sosial. Organisasi sosial terbentuk dari tujuan yang
spesifik dimana terjadi proses pencapaian tujuan dan di dalamnya terdapat mekanisme organisasi yang cukup luas skalanya dalam usaha pencapaian
tujuannya. 6. Kesengajaan dalam membentuk organisasi. Hal ini terkait khususnya pada
usaha untuk mengurangi biaya-biaya transaksi sosial.
2.2 Dimensi dan Tiga Pilar Utama Modal Sosial