39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus melalui 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus I dan siklus II masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pembelajaran,
pertemuan kedua digunakan untuk pembelajaran dan tes formatif. Arikunto, 2009:18
B. Perencanaan Tahap Penelitian
1. Perencanaan Siklus I
a. Perencanaan
1 Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai
dengan model pembelajaran VCT Percontohan yaitu pada materi Mengenal nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan senang bekerja
dalam kehidupan sehari-hari yang akan dilaksanakan pada siklus I. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas.
39
40
2 Menyusun lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan
performansi guru. 3
Merancang alat peraga atau media berupa gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran VCT Percontohan
4 Menyusun tes formatif I.
b. Pelaksanaan tindakan
1 Menyiapkan rencana pembelajaran RPP
2 Menyiapkan alat peraga atau media
3 Mengadakan presensi siswa
4 Menggunakan tahap-tahap penggunaan model pembelajaran VCT
Percontohan. 5
Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif I c.
Pengamatan Pengamatan difokuskan pada:
1 Hasil Belajar
Dilihat dari rata-rata kelas yang didapat oleh siswa, banyaknya siswa yang berhasil mencapai ketuntasan KKM ≥ 64 dan
persentase ketuntasan secara keseluruhan. 2
Aktivias siswa Dilihat dari presensi siswa, keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan atau menjawab pertanyaaan, keaktifan siswa dalam dialog terpimpin dan keberanian siswa dalam menentukan
41
argumen atau pendirian suatu nilai, keberanian siswa dalam pembuktian argumen atau pendirian suatu nilai.
3 Performansi guru
Dilihat dari penguasaan materi dan penguasaan model pembelajaran VCT Percontohan.
d. Refleksi Refleksi merupakan langkah-langkah untuk menganalisis semua
kegiatan yang sudah dilakukan pada siklus I. Analisis dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan unsur-unsur yang diamati pada
siklus I. Kemudian peneliti merefleksikan hasil analisis untuk
merencanakan tindakan berikutnya. 2.
Perencanaan Siklus II
a. Perencanaan
1 Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai
dengan model pembelajaran VCT Percontohan yaitu pada materi Melaksanakan dan Manfaat perilaku jujur, disiplin dan senang
bekerja dalam kehidupan sehari-hari yang akan dilaksanakan pada siklus II RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. 2
Menyusun lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi guru.
3 Merancang alat peraga atau media berupa gambar yang di
gunakan pada pembelajaran VCT Percontohan
42
4 Menyusun tes formatif II
b. Pelaksanaan tindakan
1 Menyiapkan rencana pembelajaran RPP
2 Menyiapkan alat peraga atau media
3 Mengadakan presensi siswa
4 Menggunakan tahap-tahap penggunaan model pembelajaran VCT
Percontohan 5
Pada akhir siklus II, siswa mengerjakan tes formatif II c.
Pengamatan Pengamatan difokuskan pada
1 Hasil Belajar
Dilihat dari rata-rata kelas yang didapat oleh siswa, banyaknya siswa yang berhasil mencapai ketuntasan KKM ≥ 64
dan persentase ketuntasan secara keseluruhan. 2
Aktivitas siswa Dilihat dari presensi siswa, keberanian siswa dalam
mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaaan. Keaktifan siswa dalam dialog terpimpin dan keberanian siswa dalam
menentukan argumen atau pendirian suatu nilai, keberanian siswa dalam pembuktian argumen atau pendirian suatu nilai.
3 Performansi guru
Dilihat dari penguasaan materi dan penguasaan model pembelajaran VCT Percontohan.
43
d. Refleksi
Refleksi adalah tahap menganalisis kegiatan pada siklus II. Hasil pengamatan pada siklus II tentang hasil belajar siswa, aktivitas siswa,
dan performansi guru dikumpulkan sebagai data yang akan di olah peneliti sehingga, diperoleh hasil apakah penelitian tindakan kelas
tentang penggunaan model pembelajaran VCT Percontohan pada mata pelajaran PKn materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas II.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang diteliti adalah siswa kelas II SD Negeri Wanacala 02 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes Tahun Ajaran
20102011 sebanyak 43 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan
.
D. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Wanacala 02 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes. Peneliti mengambil penelitian di SD
tersebut dikarenakan masih banyak guru di SD Wanacala 02 masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional.
44
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Jenis data kuantitatif pada penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil tes formatif mengenai materi Berperilaku Mulia
Sesuai Pancasila mata pelajaran PKn pada siklus I dan siklus II,
aktivitas belajar siswa, Performansi guru.
b. Data Kualitatif
Pada hasil data ini akan memberikan sebuah gambaran tentang perubahan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran dan
performansi guru saat pembelajaran berlangsung. Hasil analisis aktivitas belajar siswa dan performansi guru
2. Sumber Data
a. Siswa
Diambil dari hasil belajar siswa pada tes formatif setelah menggunakan model pembelajaran VCT Percontohan selama
pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Selain itu, diambil dari hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa.
b. Guru
Sumber data berasal dari guru dilihat dari hasil pengamatan performansi guru saat pembelajaran berlangsung.
45
c. Dokumentasi
Dokumentasi diambil
dari foto-foto
saat proses
pembelajaran berlangsung sebagai bukti aktivitas belajar dari siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan performansi
guru. 3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk
memperoleh sebuah data yang sangat dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini. cara pengambilan data diambil melalui:
a. Berupa hasil tes formatif pada siklus I dan II
b. Lembar Pengamatan aktivitas siswa dan Performansi guru.
c. Dokumentasi
F. Teknik Analisis Data
Rumus-rumus yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar: Analisis
1. Data Kuantitatif
a. Menentukan Nilai Akhir Siswa
Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masing- masing siswa adalah
SP NA =
x 100 SM
46
Keterangan: NA = Nilai Akhir
SP = Skor Perolehan
SM = Skor Maksimal b.
Menentukan rata-rata kelas Untuk mengetahui rata-rata kelas menggunakan rumus dibawah ini:
Keterangan: NR = Nilai Rata-rata
NA = Nilai Akhir SN = Jumlah Siswa
c. Tuntas Belajar Klasikal
Untuk menghitung ketuntasan belajar klasikal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
100 X
seluruhnya siswa
Jumlah KKM
memenuhi yang
siswa Jumlah
TBK
d. Aktivitas Siswa
= +
+ +
+ � � � �
100
Keterangan: SAS = Skor Aktivitas Siswa
A = Keaktifan Siswa dalam dialog terpimpin
47
B = Keberanian siswa dalam menentukan argument atau pendirian suatu nilai
C = Keberanian siswa dalam pembuktian argument atau pensuatu nilai
D = Keberanian siswa dalam bertanya E
= Keantusiasan siswa untuk mengikuti pembelajaran
e. Menentukan Performansi Guru
� = � � − � � � �� + + + + + +
� � � �100
Keterangan: SPG = Skor Penilaian Guru
A. = Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran
B. = Melaksanakan kegiatan pembelajaran
C. = Mengelola interaksi kelas
D. = Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembngkan
sikap positif siswa terhadap belajar
E. = Menerapkan model VCT Percontohan di kelas
F. = Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar
G. = Kesan umum proses pembelajaran
48
2. Analisis Data Kualitatifnya
Data Kualitatifnya berupa hasil analisis performansi guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
H. Indikator Keberhasilan
Model Pembelajaran VCT Percontohan dikatakan efektif untuk meningkatkan kualitas hasil belajar PKn, jika:
1. Hasil belajar siswa
a. Mencapai rata-rata kelas sekurang-kurangnya 65
b. Persentase tuntas klasikal sekurang kurang-kurangnya 70 siswa yang
mendapatkan skor ≥ 64 KKM Sekolah.
2. Aktivitas belajar siswa
a. Ketidakhadiran siswa maksimal 10
b. Keberanian siswa dalam mengajukan atau menjawab pertanyaan lebih
dari 50 c.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan model pembelajaran VCT Percontohan lebih dari 75.
3. Performansi guru
Skor performansi guru minimal B dalam menerapkan model pembelajaran VCT Percontohan di dalam proses belajar mengajar.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I
a. Paparan Hasil Belajar
Hasil penelitian pada tanggal 29 April 2011 tindakan kelas pada mata pelajaran PKn materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila melalui
model pembelajaran VCT percontohan di kelas II SD Negeri 2 Wanacala Kabupaten Brebes dilakukan melalui dua siklus yang setiap siklusnya terdiri
dari 2 pertemuan. Adapun hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1Hasil belajar siklus I No
Nilai Jumlah siswa
Jumlah nilai Rata-rata
1. 100
- -
=
2970 43
= 69,06 2.
90 2
180 3.
80 5
400 4.
70 26
1820
5. 60
7 420
6. 50
3 150
Jumlah 43
2970
50
50
60 65
70
Pra Siklus Siklus I
Hasil Belajar Setelah dilakukannya Siklus I
Hasil Belajar Setelah
dilakukannya Siklus I
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk nilai tes formatif yang diperoleh berbeda-beda dari nilai 50 hingga 90, siswa yang
mendapatkan nilai 64 ada 10 siswa dan 33 siswa 64 dengan jumlah rata- rata 69,06. Pada tes ulangan umum mata pelajaran PKn semester ganjil
tahun pelajaran 20102011 rata-rata hasil belajar siswa hanya 65,00. Pada siklus I hasil belajar siswa 69,06, sehingga terjadi kenaikan. Untuk hasil
belajar siswa dapat digambarkan melalui grafik dibawah ini.
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa pada siklus
Pada grafik di atas sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dilakukannya penerapan dengan model
pembelajaran VCT Percontohan yaitu dengan nilai rata-rata 65,00 meningkat menjadi 69,06 setelah guru menerapkan model pembelajaran
VCT Percontohan pada materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila pada kelas II terjadi peningkatan 4,06. Pada siklus I mencapai ketuntasan belajar
sebesar 76,74.
51
23,25
Diagram ketuntasan hasil belajar
Tuntas Tidak tuntas
Pada ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan melalui diagram dibawah ini.
76,74 Gambar 4.2 . Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
b. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
Aktivitas siswa pada siklus I dalam proses pembelajaran PKn materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila melalui model pembelajaran VCT
Percontohan dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
No Aspek Pengamatan
Pertemuan I Pertemuan II
Nilai Ket.
Nilai Ket.
1. Keaktifan Siswa dalam
dialog Terpimpin 1
Skor aktivitas
siswa:
= 11
20 � 100
55 3
Skor aktivitas
siswa:
= 13
20 � 100
65 2.
Keberanian siswa dalam menentukan argumen atau
pendirian suatu nilai 2
2 3.
Keberanian siswa dalam pembuktian argumen atau
pendirian suatu nilai 2
2 4.
Keberanian siswa dalam bertanya
2 3
5. Keantusiasan siswa untuk
4 3
52
mengikuti pembelajaran
Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I Hampir seluruh siswa berantusias dalam mengikuti pembelajaran model
VCT Percontohan baik pada pertemuan I dan pertemuan II. Keantusiasan siswa ini dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti model pembelajaran
VCT Percontohan seperti membawa peralatan sekolah, membawa buku sumber, memperhatikan penjelasan guru, dan menjawab pertanyaan guru
saat apersepsi. Keefektifan siswa dalam dialog terpimpin pada pertemuan I hanya 8 siswa dan meningkat pada pertemuan II yaitu menjadi 16 siswa.
Pertemuan I Keberanian siswa dalam menentukan argumen atau pendirian suatu nilai hanya 10 siswa, siswa lebih banyak berdiam diri, Pada pertemuan
II terdapat 18 siswa yang sudah mulai berani menentukan argumen atau pendirian suatu. Keberanian Siswa dalam Pembuktian argumen atau
pendirian suatu nilai Pertemuan I hanya 12 siswa, sedangkan pada pertemuan II siswa sudah mulai berani dalam pembuktian argument atau
pendirian suatu nilai 15 siswa. Keberanian siswa dalam bertanya pertemuan I hanya 3 siswa Sedangkan dalam Pertemuan II ada 19 siswa.
53
50 52
54 56
58 60
62 64
66
Pertemuan I Pertemua II
Nilai nilai
Untuk aktivitas siswa pada siklus I dapat digambarkan melalui grafik dibawah ini.
Gambar 4.3 Aktivitas Siswa pada Siklus I di tiap Pertemuan Dilihat pada grafik di atas bahwa aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan 1 sebesar 55 dan pertemuan II 65, sehingga terjadi peningkatan sebesar dengan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah
60.
54
Hasil observasi performansi guru pada saat menyampaikan materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Performansi Guru pada Siklus I
No. Aspek Pengamatan
Pertemuan I Pertemuan II
NNila i
Keterangan NNila
i Keterangan
1. Mengengelola ruang
dan fasilitas
pembelajaran. 44
Skor performansi
guru:
= 22,59
28 � 100
= 80,67 33
Skor performansi
guru:
= 22,94
28 � 100
= 81,92 2.
Melaksanakan kegiatan
pembelajaran. 32,84
33,33
3. Mengelola interaksi
kelas. 33,2
33 4.
Bersikap terbuka dan luwes
serta membantu
mengembangkan sikap positif siswa
terhadap belajar. 33
33
5. Menerapkan
model pembelajaran
VCT Percontohan
22,55 33,11
55
6. Melaksanakan
evaluasi proses dan hasil belajar.
33,5 44
7. Kesan umum proses
pembelajaran. 33,5
33,5
Dari pengamatan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan guru dalam melakukan pembelajaran model VCT Percontohan
di kelas sudah baik. Guru sudah mampu mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran yang ada di kelas dengan baik. Selain itu guru dalam
melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
baik pula.
Dalam menyampaikan dan menguasai materi pelajaran sudah dapat dikatakan
cukup baik, namun guru dalam menerapakan model pembelajaran VCT Percontohan kepada siswa masih kurang dilakukan oleh guru sehingga
banyak siswa yang belum mengerti model pembelajaran VCT Percontohan dengan baik. Hal ini terlihat pada Keberanian siswa dalam menentukan
argumen atau pendirian suatu nilai, selain itu siswa kurang memiliki keberanian dalam pembuktian argumen atau pendirian suatu nilai.
c. Refleksi
Berdasarkan hasil tes formatif yang telah diperoleh oleh siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil belajar siswa
yang diperoleh siswa yaitu 69,06. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yamg mencapai rata-rata
56
kelas sekurang- kurangnya 65. Siswa yang mendapat nilai ≥ 64 ada 33 siswa
dengan nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 76,74. Dengan kata lain, sudah melebihi 70 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 64.
Pada aktivitas siswa, hasil observasi pada siklus I belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan. Keberanian siswa dalam
mengajukan pertanyaan belum mencapai 50 hanya mencapai 44,18 atau hanya 19 siswa, Sedangkan hasil keterlibatan siswa dalam melakukan
kegiatan model pembelajaran VCT Percontohan belum sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 75. Tetapi keantusiasan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran model VCT Percontohan sangat tampak ketika mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran ini mampu membuat
suasana belajar menyenangkan. Di sini siswa aktif dalam membuktikan argumen atau pendirian suatu nilai, walaupun belum semua siswa terlibat
dalam pembelajaran VCT Percontohan. Oleh karena itu, guru perlu memberikan motivasi yang lebih kepada siswa agar aktivitasnya pada siklus
II dapat lebih meningkat dibandingkan pada siklus I. Pada performansi guru, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran VCT Percontohan belum baik. Namun dilihat dari hasil yang diperoleh pada pertemuan I dan
pertemuan II terjadi peningkatan performansi sebanyak 1,46 . Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan lagi performansinya pada siklus II.
57
d. Revisi
Berdasarkan refleksi di atas maka perlu adanya perbaikan pada siklus II agar hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan performansi guru dapat
meningkat dan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti. Pada siklus II, guru harus memberikan motivasi yang lebih
kepada siswa agar aktivitas siswa dalam model pembelajaran VCT Percontohan dapat meningkat. Selain itu, guru perlu benar-benar
memantapkan performansinya dalam menerapkan model pembelajaran VCT Percontohan agar hasil belajarnya dapat meningkat.
2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Paparan Hasil Belajar
Hasil belajar siswa tanggal 13 Mei 2011 pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No. Nilai
Jumlah siswa Jumlah nilai
Rata-rata 1.
100 2
200
= 3530
43 =82,09
2. 90
9 810
3. 80
28 2240
4. 70
4 280
5. 60
- -
6. 50
- -
Jumlah 43
3530
58
60 65
70 75
80 85
Siklus I Siklus II
Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai tes formatif terjadi perbedaan antara siklus I dan siklus II. Siswa yang mendapatkan nilai
≥ 64 pada siklus II yaitu 43 siswa Sedangkan yang mendapatkan nilai 64 ada 0 siswa . Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran VCT
Percontohan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa 69,06 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
hasil belajar siswa yaitu 82,09 Kenaikan hasil belajar siswa ini dapat digambarkan pada grafik berikut:
Gambar 4.4 . Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dilihat dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa model
pembelajaran VCT Percontohan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh siswa
adalah 69,06 sedangkan pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 82,09 maka terjadi peningkatan sebesar 13,03 pada hasil belajar
siswa. Pada siklus II pun ketuntasan belajar siswa meningkat.
59
Diagram ketuntasan hasil belajar siklus II
Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan yaitu sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan
sekurang-kurangnya 75 siswa yang menda pat nilai ≥ 64. Adapun
ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat digambarkan pada diagram dibawah ini.
Gambar. 4.5 Presentase hasil belajar siklus II b.
Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran Aktivitas siswa pada siklus II dalam proses pembelajaran PKn materi
Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila melalui model pembelajaran VCT Percontohan dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
No Aspek Pengamatan
Pertemuan I Pertemuan II
Nilai Keterangan
Nilai Keterangan
1. Keaktifan Siswa
dalam dialog Terpimpin
22
Skor aktivitas
siswa:
= 14
20 � 100
44
Skor aktivitas siswa:
= �
�
= 90 2.
Keberanian siswa dalam menentukan
argumen atau pendirian suatu
nilai 22
33
60
= 70
3. Keberanian siswa
dalam pembuktian argument atau
pendirian suatu nilai
33 44
4. Keberanian siswa
dalam bertanya 33
33 5.
Keantusiasan siswa untuk mengikuti
pembelajaran 44
44
Dari tabel hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada siklus II semua siswa dikatakan sangat berantusias dalam mengikuti proses pembelajaran model VCT Percontohan. Keaktifan siswa
dalam melakukan dialog terpimpin pada siklus II sudah meningkat dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II Keberanian siswa dalam
menentukan argumen atau pendirian nilai sudah baik dibandingkan siklus I. Pada siklus II keberanian siswa dalam pembuktian argumen atau pendirian
suatu nilai sudah baik karena hampir dilakukan oleh seluruh siswa dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II keberanian siswa dalam bertanya
61
20 40
60 80
100
Siklus I Siklus II
Perbandingan hasil aktivitas siswa pada siklus I dan II
Perbandingan hasil aktivitas siswa pada
siklus I dan II
juga sudah hampir dilakukan oleh semua siswa dibandingkan pada siklus I. Keantusiasan siswa untuk mengikuti pembelajaran VCT Percontohan disini
seluruh siswa kelas II sangat berantusisa pada siklus I dan II. Dilihat dari hasil aktivitas siswa pada siklus II baik pertemuan I dan
pertemuan II dapat dirata-ratakan hasilnya menjadi 80. Hal ini menunjukan ada kenaikan 20 di siklus II. Perbandingan aktivitas belajar
siswa pada siklus I dan II dapat digambarkan pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.6 Perbandingan Hasil Aktivitas siswa pada siklus I dan II Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa
pada siklus I sebesar 60 dan pada siklus II 80. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran VCT Percontohan dapat meningkatkan aktivitas
siswa di kelas. Hasil observasi performansi guru pada saat mata pelajaran PKn pada
materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila melalui model pembelajaran VCT Percontohan dapat dilihat dari tabel berikut ini.
62
Tabel 4.6 Hasil Observasi Performansi Guru pada Siklus II
No Aspek Pengamatan
Pertemuan I Pertemuan II
Nilai Keterangan
Nilai Keterangan
11. Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran.
4
Skor performansi
guru:
= 22,48
28 � 100
= 87,25 4
Skor performansi
guru:
= 25,88
28 � 100
= 92,42 22. Melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
3,5 3,83
3. Mengelola
interaksi kelas.
3,2 3,4
44. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu
mengembangkan sikap positif siswa terhadap
belajar. 3,2
3,4
55. Menerapkan model
pembelajaran VCT
Percontohan 3,33
4 66. Melaksanakan
evaluasi proses dan hasil belajar.
3,5 3,5
77. Kesan umum proses pembelajaran.
3,75 3,75
Dilihat pada tabel performansi guru diatas dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan guru dalam melakukan proses model pembelajaran VCT
Percontohan dikelas sudah meningkat. Dibandingkan dengan performansi guru pada siklus I. Guru juga sudah mematuhi peraturan-peraturan dalam
model pembelajaran VCT Percontohan seperti pada kegiatan pembukaan,
63
kegiatan inti, dan kegiatan penutup secara rinci dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam penerapannya, guru lebih berperan sebagai fasilitator
dan motivator untuk memberi pengarahan kepada siswa dan membimbing siswa dalam menentukan argumen atau pendirian suatu nilai dan keberanian
siswa dalam pembuktian argumen suatu nilai. c.
Refleksi Siswa telah dapat mengikuti dengan baik kegiatan pembelajaran pada
mata pelajaran PKn dengan materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila. Pada perbaikan tindakan yang telah dilakukan guru pada siklus II ternyata dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar siswa 69,06 meningkat pada siklus II menjadi 82,09. Adapun ketuntasan
belajar pada siklus I 76,74 dan pada siklus II meningkat. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran VCT Percontohan berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa. Aktivitas siswa pada siklus II juga sudah meningkat. Pada siklus I
hasil aktivitas siswa 60 belum sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 75. Pada siklus II hasil aktivitas siswa sudah melebihi indikator
keberhasilan yaitu 80. Selain itu keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan pada siklus II meningkat menjadi 81,39 atau sudah 35 siswa
dari 44,18 pada siklus I. Keaktifan siswa ini menunjukkan bahwa pembelajaran model VCT Percontohan yang diterapkan oleh guru sudah
berhasil. Performansi guru juga sudah meningkat dengan perbandingan pada siklus I 81,30 dan siklus II 89,83.
64
d. Revisi
Masalah-masalah yang selama ini terjadi dalam penerapan model pembelajaran VCT Percontohan sudah dapat ditangani oleh guru. Guru
sudah bisa mengkondisikan siswa agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan baik. Siswa juga harus mendengarkan dan mematuhi instruksi
yang diberikan oleh guru agar dalam membuktikan argumen atau pendirian suatu nilai dan dalam menentukan argumen atau pendirian suatu nilai disini
siswa tidak bingung dan mengetahui apa yang harus dilakukan.
B. Pembahasan
1. Pemaknaan Temuan Penelitian
Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pendidikan suatu nilai dengan model Pembelajaran VCT Percontohan. Seperti
yang sudah dijelaskan didepan bahwa hal yang terpenting dalam model Pembelajaran VCT Percontohan ialah untuk melatih dan membina siswa
tentang bagaimana cara menilai, mengambil keputusan terhadap suatu nilai dan kemudian dapat dilaksanakan dilingkungan masyarakat.
Setelah dilakukan model pembelajaran pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan pada keberhasilan hasil belajar siswa mencapai nilai di atas KKM
pada siklus I adalah 76,74 dengan rata-rata nilai 69,06 dan pada siklus II keberhasilan siswa mencapai nilai di atas KKM meningkat dengan rata-rata
nilai 82,09. Hasil yang telah didapat sudah sesuai dengan indikator keberhasilan hasil belajar siswa, yaitu telah mencapai rata-rata kelas sekurang-
kurangnya 65 dan persentase tuntas klasikal sekurang-kurangnya 70 siswa
65
yang mendapatkan skor ≥ 64 KKM Sekolah. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada
kenyataannya model
pembelajaran VCT
Percontohan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes
formatif. Pada aktivitas siswa, selama pembelajaran model VCT Percontohan
seluruh siswa kelas II SD Negeri 2 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes mengikutinya dengan baik. Kehadiran siswa 100 dalam mengikuti
pembelajaran model VCT Percontohan ini menunjukkan ketertarikan siswa pada pembelajaran ini telah sesuai dengan indikator keberhasilan aktivitas
siswa yaitu ketidakhadiran siswa maksimal 10. Penerapan pembelajaran model VCT Percontohan juga dapat meningkatkan keberanian siswa dalam
bertanya atau menjawab pertanyaan. Dalam indikator keberhasilan, keberanian siswa dalam mengajukan atau
menjawab pertanyaan ditentukan lebih dari 50 dan hasil yang didapat pada siklus I adalah 44,18 sedangkan pada siklus II adalah 81,39. Hasil ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran model VCT Percontohan dapat meningkatkan aktivitas keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan.
Peningkatan hasil aktivitas siswa terjadi juga pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran model VCT Percontohan. Keterlibatan siswa dalam
pembelajaran model VCT Percontohan meningkat dari siklus I yaitu 60 menjadi 80 pada siklus II. Maka dapat dikatakan bahwa keterlibatan siswa
66
dalam pembelajaran model VCT Percontohan sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu lebih dari 75.
Pembelajaran model VCT Percontohan yang diterapkan guru di kelas ternyata sangat bermanfaat bagi siswa. Pembelajaran ini selain mampu
memberikan pengetahuan kepada siswa juga mampu mengaktifkan siswa di kelasnya baik dalam kegiatan bertanya, mengeluarkan pendapat, maupun
dalam berinteraksi dengan guru dan siswa lain. Hal ini tidak lepas dari peran serta guru dalam pembelajaran model VCT Percontohan. Hasil yang diperoleh
guru dalam menerapkan pembelajaran VCT Percontohan pada siklus I yaitu 81,30 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 89,84. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran model VCT Percontohan sudah baik.
Berdasarkan hasil
analisis data,
Peneliti dapat
menerapkan pembelajaran dari awal sampai awal sampai akhir untuk menerapkan model
pembelajaran VCT Percontohan pada mata pelajaran PKn kelas II materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila pengajaran yang diberikan oleh guru
adalah memberi kesempatan pada siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini memberikan kesempatan untuk berdiskusi dan
bertanya dan menjadikan siswa lebih aktif dalam kelas.
2. Implikasi Hasil Temuan
Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu model pembelajaran VCT Percontohan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II pada mata
pelajaran Pkn materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila. Selain
67
meningkatkan hasil belajar siswa, model pembelajaran VCT Percontohan dapat melatih dan membina siswa tentang bagaimana menilai dan mengambil
keputusan terhadap suatu nilai untuk kemudian diterapkan dilingkungan masyarakat contohnya siswa dapat berbuat jujur, melaksanakan kedisiplinan.
Bagi guru, guru sudah dapat melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran VCT Percontohan dengan baik sesuai dengan prosedur yang
ada. Bagi sekolah model pembelajaran VCT Percontohan dapat diterapkan
pada mata pelajaran PKn maupun mata pelajaran lainnya. Hal ini dikarenakan model pembelajaran VCT Percontohan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, aktivitas belajar siswa, dan meningkatkan performansi guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas.
68
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka Peneliti mengambil kesimpulan bahwa model pembelajaran
VCT Percontohan dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas siswa dan performansi guru kelas II SD Negeri Wanacala 02 Kecamatan Songgom
Kabupaten Brebes pada materi Berperilaku Mulia Sesuai Pancasila. Berikut adalah hasil yang diperoleh setelah penelitian tindakan kelas dilakukan.
1. Hasil Belajar
Pembelajaran model VCT Percontohan yang diterapkan pada mata pelajaran PKn materi Berperilaku Mulia Sesuai pancasila dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Selain itu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IISD Negeri 02 Wanacala
Kabupaten Brebes. Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I adalah 69,06 dengan tuntas belajar klasikal sebesar 76,74. Pada siklus II,
diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 82,09. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I
dan siklus II sebesar 13,03 dan peningkatan tuntas belajar klasikal sebesar 22.54
71
69
2. Aktivitas Siswa
Pembelajaran model VCT Percontohan yang diterapkan guru dapat membuat siswa aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Selain itu, pembelajaran model VCT Percontohan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, melatih keberanian siswa baik dalam mengajukan dan
menjawab pertanyaan, serta mampu melatih siswa berdisiplinan dalam belajar. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa
pada siklus I yaitu 60 dan meningkat menjadi 80 pada siklus II. Mengalami peningkatan sebesar 20
3. Performansi guru
Pembelajaran model VCT Percontohan dapat melatih guru menyajikan pembelajaran di kelas. Selain itu, pembelajaran VCT Percontohan juga dapat
meningkatkan performansi guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan performansi guru pada saat penelitian tindakan kelas dilakukan. Hasil
performansi guru pada siklus I yaitu 81,30 sedangkan pada siklus II 89,83.
B. Saran