yang signifikan terhadap perubahan volume perdagangan saham pada perusahaan yang melakukan pengumuman pemecahan saham stock split.
4.3.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak semua hipotesis yang diajukan didukung oleh data.
4.3.1. Pembahasan Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama H1 didukung oleh data karena nilai signifikansi untuk abnormal return sebesar 0,001 dan lebih kecil dari
α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peristiwa stock split membuat abnormal return berbeda antara
tujuh hari sebelum dan tujuh hari sesudah stock split. Perbedaan yang dihasilkan dari olah data tidak menunjukkan perbedaan ke arah yang positif tetapi
menunjukkan ke arah yang negatif. Suatu abnormal return yang bernilai negatif berarti suatu peristiwa membawa berita buruk karena return yang terjadi lebih
kecil dari return yang diharapkan. Abnormal return pada hari pertama setelah stock split T+1 hingga hari ketujuh setelah stock split T+7 dalam penelitian ini
menunjukkan nilai negatif. Nilai negatif pada abnormal return ini menunjukkan adanya reaksi investor karena pada awalnya T-7 hingga T-1 abnormal return
bernilai positif. Perubahan tersebut bisa terjadi dikarenakan informasi tentang adanya peristiwa stock split belum bisa diterima secara merata oleh investor.
Hari kelima setelah stock split T+5 hingga T+7 abnormal return cenderung menurun dari hari-hari sebelumnya. Hal itu menunjukkan para investor
masih berhati-hati dengan nilai abnormal return yang negatif. Mereka lebih
memilih menunggu abnormal return beranjak ke nilai positif terlebih dahulu supaya invetasinya mendapatkan return yang seoptimal mungkin. Sebagian besar
investor yang tidak naïf mengetahui bahwa perusahaan yang melakukan stock split akan membutuhkan biaya yang banyak untuk melakukan kegiatan stock split
sehingga mereka beranggapan bahwa stock split tidak menaikkan return yang akan diperolehnya bahkan bisa menurunkan return yang akan diperolehnya. Hal
ini sejalan dengan pendapat Mc Gough 1993 yang menyatakan satu kerugian dilakukannya pemecahan saham bagi perusahaan adalah adanya biaya pemecahan
yang termasuk didalamnya biaya transfer agen untuk proses sertifikat dan biaya lainnya.
Peristiwa stock split mengandung signalling theory yang dikemukakan oleh Mason, Helen B and Roger M. Shelor dalam Rohana dkk 2003 yang
menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari
perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Akan tetapi hasil penelitian ini berlawanan dengan signalling theory karena investor dapat
memprediksi informasi yang dibawa oleh adanya peristiwa stock split dan lebih mempercayai perusahaan-perusahaan yang benar-benar memberikan return atau
keuntungan daripada perusahaan yang hanya menjanjikan keuntungan di masa yang akan datang.
Hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian Sutrisno 2000, dan Rohana dkk 2003 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan abnormal
return sebelum dan sesudah stock split.
4.3.2. Pembahasan Hipotesis Kedua