26
senandung, pantun yang paling populer di kota sibolga. Kesenian ini sering dipertunjukkan pada upacara pernikahan, upacara adat dan hari-hari besar.
3. Makan Bersama. Upacara Tradisi Mangure Lawik dengan penyampaian kata-kata nasehat yang
bersifat pengarahan dan bimbingan dari Camat Sibolga Selatan. Kata-kata nasehat tersebut dinyatakan bahwa pemerintahan mendukung dan mengukuhkan Tradisi
Mangure Lawik sebagai kegiatan masyarakat. Setelah kata-kata nasehat para panitia mempersilahkan seluruh peserta makan bersama yang telah disediakan, karena
masyarakat mempercayai bahwa penyelenggaraan Tradisi Mangure Lawik tidak sempurna jika sampai tujuan apabila ada salah satu seorang peserta yang belum
makan. Sesudah makan bersama, pembacaan doa dipimpin ustadz, kemudian seluruh peserta upacara bubar kembali ke rumah masing-masing.
4.1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tradisi Ritual Mangure Lawik
Adat istiadat ritual disebut sebagai upacara tradisi karena diselenggarakan secara turun temurun dari masa ke masa dan relatif tetap baik tempat maupun
waktunya dan pelaksanaannya terjadwal dalam aktifitas masyatakat. Upacara Tradisi Mangure Lawik itu merupakan kegiatan sosial budaya, maka melibatakan anggota
masyarakat karena tujuannya untuk keselamatan bersama. Tempat Upacara Tradisi Mangure Lawik khusus dan dianggap tempat keramat, seperti suatu kawasan ditengah
Universitas Sumatera Utara
27
kampung. Saat Upacara Tradisi Mangure Lawik dilaksanakan, keadaan dirasakan seram dan banyak bahaya yang mencekam.
Pelaksanaan Upacara Tradisi Jamuan Laut masyatakat Melayu Pesisir Sibolga dapat dibagi beberapa tahap, pertama, tempat untuk persiapan penyelenggaraan dan
musyawarah yaitu balai desa, kedua, tempat untuk keseluruhan peserta upacara, di pinggir laut atau pantai, sedangkan bagian ketiga, tempat para pawang untuk
keperluan penyampaian persembahan, di pantai laut Sibolga. Pantai laut Sibolga dipercayai masyarakat tempat mula-mula nelayan
nenurunkan jala penangkap ikan, maka tempat tersebut dibangun balai upacara. Tempat pawang mengibarkan bendera dipercayai dapat memanggil makluk halus
penunggu laut dan daerah ini ditabur bunga-bunga oleh pawang. Dan tempat upacara di hamparan laut, kawasan tersebut digunakan oleh para pawang untuk meletakan
perlengkapan persembahan kepada makhuk halus dan penguasa laut. Tempat Upacara Tradisi Mangure Lawik telah ditentukan dalam musyawarah
ketua adat, pemuda masyarakat, pihak pegawai pemerintah daerah dan pawang. Adapun fungsi pawang di sini sebagai penunjuk. Kemudian, tempat Upacara Tradisi
Mangure Lawik tersebut muat bagi orang banyak, lapangan luas dan diketahui bersih dari kemaksiatan, dipastikan terhindar atau tidak memotong pohon-pohon yang
batangnya akan dipergunakan sebagai balai untuk upacara, misalnya batang pohon bakau.
Universitas Sumatera Utara
28
Tradisi Mangure Lawik dalam masyarakat pesisir Sibolga dilakukan setiap tahun pada tanggal 2 april bertepatan dengan hari jadi kota Sibolga, kecuali isyarat
ada mimpi pawang, fenomena alam misalnya ikan mulai berkurang. Pelaksanaan tradisi tersebut dilaksanakan di kawasan Sibustak-bustak Jalan Mojopahit Aek Habil
Kota Sibolga. waktu yang diperlukan dalam tradisi tersebut sebaiknya tiga hari, tujuh hari dan Sembilan hari sesuai kesepakatan pawang, pegawai pemerintah setempat,
tokoh masyarakat dan para ustadz serta anggota masyarakat.
4.1.6 Masyarakat Tradisi Mangure Lawik