Selesai Upacara Tradisi Mangure Lawik Kesenian Sikambang

34 anggota masyarakat. Diawali pawang dengan mengelilingi balai kemudian menabur bunga-bunga, dan berdiri sejenak menghadap kiblat sambil membaca mantera. Kemudian pawang melanjutkan menaburkan jamuan atau sesajen keaarah delapan penjuru angin diiringi melepaskan tutup kepala, berupa sehelai kain putih dan melambai-lambaikan kea rah tengah laut diiringi dengan membaca mantera. Upacara Tradisi Mangure Lawik dilakukan pada jarak sekitar satu mil dari pantai, yaitu disuatu tempat yang dipercayai masyarakat sebagai tempat pangkalan pusaran angin. Ketika upacara perahu berhenti dan semua peserta upacra berdiri menghadap kiblat. Bilal atau ustadz membaca shalawat diiringi suara azan dalam situasi hening. setelah membaca shalawat kemudian ustadz atau bilal membaca doa disertai seluruh peserta upacara meninggalkan tempat upacara dengan pantangan tidak boleh melihat ke belakang, tempat Upacara Tradisi Mangure Lawik.

4.1.11 Selesai Upacara Tradisi Mangure Lawik

Ketika rombongan pengantar tradisi ritual mangure lawik menuju ke tengah laut di balai-balai berlangsung acara penyambutan masyarakat dari luar daerah dengan berbagai atraksi, seperti silat, tarian, pertunjukan sikambang dan nyanyian. Kemudian dilanjutkan dengan membaca syair berzanzi diakhiri dengan doa. Kemudian panitia yang bertugas menghidangkan makanan untuk bersama. Universitas Sumatera Utara 35 Pemberitahuan tentang larangan-larangan terhadap seluruh peserta sesudah pembacaan doa serta para pengantar jamuan atau sesajen upacara sampai ketepi pantai atau laut, larangan-larangan harus dipatuhi setiap anggota masyarakat sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan. Larangan tersebut dibacakan oleh pawang didampingi para ustadz dan seluruh anggota masyarakat yang hadir, sedangkan pengawasan dilakukan camat dan kepala kampung. Larangan-larangan adalah seperti berikut: 1. Dilarang mengkap ikan hari jum’at dan hari-hari besar Islam. 2. Dilarang menelusuri muara pada hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 3. Dilarang berkelahi di laut dan di sekitar muara 4. Dilarang membanting-bantingkan ikan disengaja maupun tidak. 5. Dilarang mengambil ikan orang lain. 6. Dilarang berjudi dan berjinah di sekitar muara. 7. Ketika penyelenggaraan Tradisi Ritual Mangure Lawik dan sehari sesudahnya tidak boleh menangkap ikan. Menurut pernyataan dari anggota masyarakat, masa larangan ke laut yang ditetapkan sekarang lebih cepat dibandingkan masa lalu. Larangan kelaut pada waktu dulu 7 hari bahkan 9 hari. Universitas Sumatera Utara 36

4.1.12 Kesenian Sikambang

Sikambang merupakan kesenian masyarakat etnis Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga, namun sebutan diartikan sebagai ensambel musik. Sikambang juga bisa menyebutkan tari yakni tari sikambang. Namun tidak itu saja, sikambang juga bisa menyebutkan untuk alat musik yaitu gandang sikambang. Kesenian sikambang ini, merupakan kesenian yang memadukan musik, tarian, senandung, pantun yang paling populer di kota sibolga. Kesenian ini sering dipertunjukkan pada acara adat-istiadat dan hiburan seperti upacara pernikahan, khitanan, penobatan, penyambutan, peresmian pesta, dan pertunjukan pergelaran. Dalam pertunjukan sikambang, gandang sikambang yang dipakai berjumlah antara 2-10 gendang, setiap gendang hanya dimainkan oleh satu orang. Tari sikambang memiliki maksud-maksud tertentu misal tari sapu tangan dengan nyanyian kapri, mengambarkan kisah permulaan muda-mudi dalam mengikat persahabatan perlambangkan keterbukaan dan etika sosial. Tari payung dengan nyanyian kapolo pinang, meanggambarkan kisah suami istri yang baru saja melangsungkan pernikahan pengantin baru. Suatu hari hendak meninggalkan istrinya pergi berlayar mencari nafkah di negeri orang, dengan mempergunakan sebuah kapal pembawa dagangan dari pulau poncan ke pinang- sang suami sempat menyampaikan kata-kata berisi ungkapan hati berupa syair-pantun: Universitas Sumatera Utara 37 Kok berlayar ka pulau penang Ambil alunan si timur laut Kok berlayar hati indak senang Ai mato sepanjang laut Dengan sangat penat dan sedih suami meninggalkan istrinya tercinta, sampai-sampai air mata jatuh berlinang sepanjang lautan. Maka si istri membalas pantun suaminya: Pulau penang airnya dare Banyaklah batang lintang bulintang Pulau Penang dunianyo kareh Banyaklah dagang pulau berutang Apabila nanti suami telah tiba dinegeri orang, hati-hati lah membaawa diri, karena dunia perdagangan pulau Pinang sangat sibuk dan banyak sekali godaan yang dapat melupakan kampung halaman. Nyanyian Sikambang Sikambang Botan berbentuk pantun: 1. Sayak pecah ketimba mandi Universitas Sumatera Utara 38 Talang rumah ketimban rahim Gabak pecah hujan tak jadi Serak sumerai bunga angin 2. Sudah berderai bunyi ketilang Bunyi berderai lalu ke tapian Malam bagai rasa kehilangan Siang bagai rasa kematian

4.1.13 Makan Bersama