Kegiatan-kegiatan dalam Tradisi Mangure Lawik Waktu Upacara Tradisi Mangure Lawik

30 Adapun benda tersebut, yaitu: 1. Setalam kue, 2. Beras putih, 3. Beras kuning, 4. Bartih, 5. Pohon bakau, 6. Limau purut, pagaran, 7. Bunga rampai, 8. Kemenyan, 9. Sitawa, sitawar, sidingin, 10. Kain lima warna untuk bendera,yaitu warna kuning, putih, hitam, biru dan hijau, 11. Seekor kerbau jantan dan ayam putuh.

4.1.8 Kegiatan-kegiatan dalam Tradisi Mangure Lawik

Masyarakat pesisir Sibolga, terutama para nelayan mempercayai seluruh lautan dikuasai makhluk halus, yaitu jin dan roh jahat. Roh di laut disebut Mambang Laut. Masyarakat pada umumnya sebagai nelayan maka mengharapkan mendapat ikan yang banyak. Jadi, Tradisi Mangure Lawik perlu diadakan. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Tradisi Mangure Lawik antara lain persiapan membersihkan lingkungan pemancangan panji, pembuatan balai, penyembelihan hewan, dan Universitas Sumatera Utara 31 mengantar ramuan atau sesajen laut. Di samping itu diumumkan hal-hal yang dilarang, penyampai kata sambutan dan kepada lingkungan, pengetua adat. Akhirnya membaca doa dan ikrar janji dan makan bersama.

4.1.9 Waktu Upacara Tradisi Mangure Lawik

Anggota masyarakat membentuk balai, yaitu sebuah bangunan sederhana uyang didirikan pada tempat upacara. Balai-balai tersebut terbuat dari batang pohon, tidak berdindin, beratap anyaman daun kelapa. Letaknya memanjang dan sejajar dengn sisi pantai. Balai-balai ini digunakan untuk meletakkan perlengkapan yang dipersembahkan dan dipercayai masyarakat agar proses upacara diterima makhlik halus. Selanjutnya disediakan seekor kerbau dan ayam untuk disembelih sebagai kurban. Dahulu, kepala kerbau dan ayam tersebut dipersembahkan kepada penguasa laut, sekarang kepala kerbau dan ayam tidak lagi dibuat persembahan tetapi dipotong dan dibagikan kepada tetua-tetua, tokoh adat sesuai dengan bagiannya masing- masingseperti pembagian jambar. Sedangkan dagingnya dimasak untuk dimakan bersama-sama. Kerbau dan ayam sebelum dipotong dimandikan dengan air bunga oleh pawang. Kemudian, seluruh anggota masyarakat menyediakan beras seadanya untuk makan bersama dan sebagian untuk upacara. Di samping itu disediakan sebatang bambu enam meter untuk memancang panji-panji yang dilengkapi dengan kain berwarna putih dua meter. Pakaian para pawang berwarna putih, celana hitam dan Universitas Sumatera Utara 32 tutup kepala berwarna putih. Sedangkan kaum lelaki mendirikan balai-balai dan kaum wanita memasak untuk dimakan bersama. Selanjutnya anggota panitia upacara menyediakan perlengkapan yang lain.

4.1.10 Syarat-syarat yang dilakukan Pawang