Upacara Mangure Lawik Pawang Mangure Lawik

16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tata Cara Pelaksanaan Upacara Tradisi Mangure Lawik

Tahap pelaksanaan Tradisi Mangure Lawik di Sibolga merupakan tahapan- tahapan yang dilaksanakan pada upacara tradisi mangure lawik masyarakat Melayu pesisir Sibolga. Pelaksanan Mangure Lawik ini dilakukan oleh pawang dan dibantu oleh masyarakat yang terlibat pada lokasi pelaksanaan upacara tradisi Mangure Lawik.

4.1.1 Upacara Mangure Lawik

Pada umumnya upacara merupakan rangkaian perangkat lambang-lambang yang berupa benda atau materi, kegiatan fisik, hubungan tertentu, kejadian-kejadian, isyarat-isyarat, dan penggunaan secara simbolislambang ini dapat ditangkap maknanya melalui intrerpretasi orang-orang yang terlibat di dalamnya maupun para pengamat. Pemberitahuan akan pentingnya tindakan yang diperagakan secara simbolis akan tetapi juga mengandung perintah kepada mereka yang bertindak sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu upacara sangat penting sebagai sumber informasi kebudayaan karena ia juga sangat etat kaitannya dengan kepercayaan adanya Universitas Sumatera Utara 17 kekuatan gaib yang dianut masyarakat penduduknya. Jadi upacara dapat dikatakan sebagai upaya menghindari dari adanyaa hukum atas kelalian manusia itu sendiri. Kelalaian manusia itu dapat disebabkan ketidak selarasan di dalam hidup manusia baik keselarasan yang ada di dalam diri manusia dengan sesamanya maupun keselarasan antara manusia dengan alam. Hilang atau susutnya keselarasan akan dilihat sebagai tanda mulai terjadinya seatu malapetaka, untuk itu manusia berusaha untuk menyelarasakan keadaan tersebut. Sehingga upacara merupakan salah satu sarana untuk menjaga keseimbangan antara manusia dengan sesamanya, tanah, laut, hasil bumi dan kekuatan adi-kodrati.

4.1.2 Pawang Mangure Lawik

Pawang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang mempunyai keahlian istimewa yang berkaitan dengan: ilmu gaib, seperti: mualim perahu, pemburu buaya dan penjinak ular. Pawang bagi masyarakat Melayu pesisir Sibolga seorang yang mampu menggunakan kekuatan magis untuk memindahakan hujan, memindahkan makhluk halus atau jin kawasan hutan sewaktu penebasan hutan dan mampu mengusir jin jahat dari laut sebagai kawasan penangkapan ikan. Disamping itu, dalam masyarakat Melayu pesisir Sibolga, tukang cerita, orang pintar atau tuan guru mempunyai arti sama dengan dukun, di dalam Upacara Tradisi Mangure Lawik di Sibolga. Universitas Sumatera Utara 18 Kepercayaan para nelayan terhadap kekuatan magis dukun ternyata sama dengan kepercayaan mereka kepada pawang Upacara Tradisi Mangure Lawik, yaitu seorang yang mempunyai kekuatan magis, menguasai jin dan roh jahat yang tinggal di laut. Orang yang disebut pawang laut ini berperan penting dalam kehidupan para nelayan. Pawang laut menjadi tumpuan para nelayan bahwa laut adalah kawasan yang dihuni dan dikuasai makhluk halus tersebut akan marah dan mengganggu para nelayan jika dilanggar pantang dan larangan penguasa laut tersebut. Para nelayan dan masyarakat Melayu Pesisir Sibolga masih percaya bahwa gangguan makluk halus laut hanya dapat diatasi seorang pawang, beberapa masalah atau kejadian nyata yang dialami para nelayan masyarakat Melayu pesisir Sibolga dianggap gangguan atau kemarahan makhluk halus dilaut. Seseorang menjadi pawang dalam istiadat atau Upacara Tradisi Mangure Lawik merupakan warisan dari keluarganya. Pada umumnya pawang adalah seorang yang berusia lanjut, mengetahui silsilah kampung dan tempat Upacara Tradisi Mangure Lawik dilaksanakan, kemudian mengetahui dengan jelas para Nabi dan Rasul Allah. Pawang juga dianggap masyarakat mendapat ridho Allah untuk melindungi para nelayan ketika mengangkap ikan di laut dan menjaga daerah dari serangan wabah penyakit serta secara moral bertanggung jawab terhadap kelangsungan adat istiadat masyarakatnya. Universitas Sumatera Utara 19 Dalam kehidupan sehari-hari kedudukannya sederajat dengan masyarakat awam, baik sebagai nelayan maupun pengawas. Kedudukan pawang tidak mendapatkan keistimewaan, sama dengan anggota masyarakat lain.

4.1.3 Persiapan Sebelum Upacara Tradisi Mangure Lawik