2.5. Kerangka konsep
Jumlah Nyamuk Aedes spp
Jumlah Nyamuk Aedes spp yang mati
Konsentrasi ekstrak kulit Durian yaitu : 0 , 25, 50 dan 75
diamati selama 30 menit dengan interval waktu selama 5 menit.
Suhu
Kelembaban
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian
Penelitian ini berbentuk eksperimen semu Quasi ekspperiment yaitu meneliti efektifitas ekstrak kulit durian Durio zibethinus Murr dalam pengendalian nyamuk
Aedes spp, dan tidak mengabaikan faktor yang mempengaruhi kehidupan nyamuk Aedes spp, yaitu suhu dan kelembaban udara. Metode yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Kelompok RAK dimana percobaan dilakukan dengan 3 macam perlakuan dan satu control, perlakuan penyemprotan
dengan konsentrasi ekstrak kulit durian 0 , 25 , 50 dan 75 serta 3 kali pengulangan.
3.2. Lokasi dan Waktu penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di LKD Laboratorium Kesehatan Daerah UNIMED Medan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2011
3.3. Objek penelitian
Objek penelitian adalah ekstrak kulit durian sebagai pengendali nyamuk
Aedes spp stadium dewasa yang diambil dari kotak pemeliharaan, dan dimasukkan kedalam kotak perlakuan berukuran 50cm x 50cm x 50cm p x l x t sebanyak 4
Universitas Sumatera Utara
kotak. Jumlah nyamuk Aedes spp pada masing-masing perlakuan dan kontrol sebanyak 15 ekor. Jumlah sampel diambil berdasarkan kebutuhan penelitian yaitu 180
ekor nyamuk Aedes spp dewasa.
3.4. Subjek Penelitian
Untuk menunjang proses penelitian ini diperlukan adanya subjek penelitian yaitu dengan menggunakan air gula.
3.5. MetodePengumpulan Data 3.5.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di LKD Laboratorium Kesehatan Daerah UNIMED Medan
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku dan jurnal serta literatur-literatur yang mendukung sebagai bahan kepustakaan.
3.6. Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1. Alat Penelitian
1. Pisau
2. Timbangan
3. Blender
4. Saringan
5. Beaker glass
Universitas Sumatera Utara
6. Jam untuk mengukur
7. Alat penyemprot
8. Aspirator
9. Pipet
10. Alat destilasi
11. Erlenmeyer
12. Thermometer
13. Hygrometer
14. Wadah tempat kulit durian
15. Wadah tempat larva
16. Kotak pemeliharaan
17. Kotak pengamatan
3.6.2. Bahan penelitian
1. Air gula
2. Aquadest
3. jentik nyamukn Aedes spp
4. nyamuk Aedes spp dewasa
Universitas Sumatera Utara
5. Kulit durian Durio zibethinus Murr
6. Kloroform
3.7. Prosedur penelitian 3.7.1. Cara mendapatkan Nyamuk Aedes spp Dewasa
Untuk mendapatkan nyamuk Aedes spp dewasa dilakukan dengan memelihara
larva nyamuk Aedes spp dengan cara sebagai berikut :
1. Siapkan kotak pemeliharaan nyamuk dengan ukuran 50 cm x 50cm x 50cm.
2. Sediakan wadah kecil yang berisi air bersih.
3. Kemudian masukkan larva nyamuk Aedes spp kedalam wadah kecil yang berisi
air bersih dan letakkan didalam kotak pemeliharaan. 4.
Atur suhu dan kelembaban yang cocok untuk pertumbuhan nyamuk di dalam kotak pemeliharaan.
5. Amati kotak pemeliharaan dan apabila jentik telah berubah menjadi kepompong
lalu masukkan air gulamadu kedalam kotak pemeliharaan untuk makanan nyamuk setelah keluar dari kepompong.
6. Setelah nyamuk tersebut keluar dari kepompong nyamuk tersebut ditangkap
dengan aspirator dan dipindahkan ke kotak perlakuan masing-masing sebanyak 15 ekor sebagai sampel penelitian.
7. Pada akhir penelitian nyamuk yang masih hidup dibunuh dengan menggunakan
kloroform.
3.7.2. Cara mendapatkan ekstrak kulit durian
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan ekstrak kulit durian dilakukan dengan cara sebagai berikut Oktavianingrum, 2007 :
1. Siapkan kulit durian segar yang sudah di cincang dan diambil bagian kulit
dalam nya yang berwarna putih menjadi potongan-potongan kecil sebanyak 1500 gram
2. Potongan-potongan kulit durian dihaluskan dengan blender ditambah dengan
aquades sebagai pelarut sebanyak 300 ml 3.
Larutan yang telah di blender diperas menggunakan saringan 4.
Larutan yang telah diperas menjadi berwarna abu - abu kekeruhan 5.
Kemudian dilakukan penyulingan sehingga menghasilkan warna putih bening seperti air
6. Hasil ekstrak kulit durian yang sudah di suling siap di gunakan pada objek
penelitian terhadap Nyamuk Aedes spp dengan konsentrasi 0 sebagai kontrol, 25, 50 , 75 sebagai perlakuan
3.7.3. Definisi Operasional
1. Jumlah nyamuk Aedes spp adalah sebanyak 180 ekor yang belum disemprot
dengan beberapa konsentrasi ekstrak kulit durian. 2.
Ekstrak kulit durian adalah banyaknya hasil penyulingan dengan metode ekstrak yang akan disemprotkan terhadap nyamuk Aedes spp yaitu: 0 , 25
, 50 , dan 75 . 3.
Suhu adalah temperatur yang diukur selama penelitian dilakukan dengan menggunakan alat thermometer, dinyatakan dalam derajat celcius.
Universitas Sumatera Utara
4. Kelembaban adalah : kelembaban udara di tempat penelitian yang diukur
dengan menggunakan alat hygrometer, dinyatakan dalam persen. 5.
Jumlah nyamuk Aedes spp yang mati adalah : banyaknya nyamuk Aedes spp yang mati setelah dilakukan perlakuan penyemprotan hasil beberapa ekstrak
kulit durian yang diamati selama 30 menit dengan interval waktu setiap 5 menit yang ditandai dengan nyamuk tidak bergerak , dan tidak dapat terbang.
6. Keefektifan ekstrak kulit durian adalah : kosentrasi ekstrak kulit durian yang
paling rendah yang dapat membunuh nyamuk Aedes spp, sebanyak 50 hewan percobaan LD50.
3.7.4. Cara Melakukan Pengenceran Kosentrasi larutan durian
Cara untuk mendapatkan masing-masing kosentrasi kulit durian adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mendapatkan kosentrasi 0 maka yang digunakan aquadest sebanyak
100 ml tanpa penambahan larutan kulit durian. 2.
Untuk mendapatkan kosentrasi 25 maka ditambahkan 100 ml aquadest dan larutan kulit durian sebanyak 25 ml
3. Untuk mendapatkan kosentrasi 50 maka ditambahkan 100 ml aquadest dan
larutan kulit durian 50 ml 4.
Untuk mendapatkan kosentrasi 75 maka ditambahkan 100 ml aquadest dan larutan kulit durian 75 ml
3.7.5. Cara melakukan percobaan
Universitas Sumatera Utara
1. Masing-masing 15 ekor nyamuk Aedes spp dewasa diambil dari kotak
pemeliharaan dengan menggunakan alat aspirator dan dimasukkan ke dalam kotak perlakuan yang telah di beri lebel A untuk perlakuan penyemprotan
dengan konsentrasi 0 sebagai kontrol : kotak B untuk konsentrasi 25, kotak C untuk konsentrasi 50, kotak D untuk konsentrasi 75 .
2. Lakukan penggunaan penyemprotan sesuai dengan konsentrasi ekstrak kulit
durian dengan Jarak 30 cm dari masing-masing kotak perlakuan .
3. Amati dan catat nyamuk Aedes spp yang mati setelah 30 menit dengan
interval waktu setiap 5 menit . 4.
Untuk kotak perlakuan dan kotak kontrol dilakukan pencucian dan di jemur setiap akan dilakukan pengulangan.
3.8. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil percobaan dianalisa menggunakan metode distribusi frekwensi Deskriptif data diperoleh dari hasil 3 kali perlakuan dan satu
kontrol dengan konsentrasi ekstrak kulit durian 0, 25, 50, 75, serta 3 kali pengulangan pada konsentrasi yang paling efektif Hanafiah, 2005.
Universitas Sumatera Utara
37
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Pengaruh Perlakuan Ekstrak Kulit Durian Durio zibethinus Murr terhadap kematian nyamuk Aedes spp.
Hasil penelitian dengan menggunakan berbagai konsentrasi adalah 0, 25, 50 dan 75 dengan ekstrak kulit durian yang di semprot dalam membunuh nyamuk
Aedes spp yaitu dari 4 kosentrasi 3 perlakuan dan 1 kontrol dengan 3 kali pengulangan selama 30 menit pengamatan menunjukan hasil seperti pada tabel-tabel
berikut. Dalam penelitian ini menggunakan nyamuk Aedes spp sebanyak 180 nyamuk dewasa dengan masing-masing perlakuan 15 ekor nyamuk yang berada dalam kotak
pengamatan. Tiap perlakuan dilakukan pengamatan setiap lima menit sebanyak 4 kali. Jadi pengamatan dilakukan setiap 5 menit selama 30 menit.
Hasil penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
4.1.1. Kematian Nyamuk Aedes spp Pada Konsentrasi 0 Kontrol
Tabel 4.1 Hasil pengamatan Kematian nyamuk Aedes spp setiap 5 menit
Pengamatan Selama 30 Menit Pada Kosentrasi 0 Kontrol
Waktu Pengamatan
Jumlah Nyamuk Aedes spp yang mati setelah Perlakuan pada Konsentrasi 0
Rata - rata Ulangan
I II III
5 menit 0 0
10 menit 0 0
15 menit 0 0
20 menit 0 0
25 menit 0 0
30 menit 0 0
Universitas Sumatera Utara
Pada Kosentrasi 0 Kontrol dengan waktu pengamatan setiap 5 menit selama 30 menit serta 3 kali pengulangan tidak ada nyamuk yang mati 0 .
4.1.2. Kematian nyamuk Aedes spp pada kosentrasi 25
Hasil pengamatan Kematian nyamuk setelah penyemprotan Ekstrak Kulit Durian Durio zibethinus Murr pada Kosentrasi 25 setiap lima menit selama 30
menit adalah sebagai berikut: Tabel 4.1.2.
Hasil Pengamatan Kematian Nyamuk Aedes spp Setiap 5 Menit Pengamatan Selama 30 Menit Pada kosentrasi 25 Ekstrak Kulit Durian Durio zibethinus Murr .
Waktu Pengamatan
Jumlah Nyamuk Aedes spp yang mati setelah Perlakuan pada Konsentrasi 25
Rata - rata Ulangan
I II III 5 menit
4 4
5 5
10 menit 5
5 6
5 15 menit
7 6
8 7
20 menit 8
7 11
9 25 menit
10 12
11 11
30 menit 11
12 13
12
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa kematian nyamuk Aedes spp untuk kosentrasi 25 sudah mencapai LD50 dimana rata-rata kematian nyamuk
Aedes spp 7 ekor setelah 15 menit. Kematian nyamuk Aedes spp tertinggi terjadi pada 30 menit pengamatan dengan kematian rata-rata sebanyak 12 ekor.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Kematian Nyamuk Aedes spp Pada Kosentrasi 50
Tabel 4.1.3. Hasil Pengamatan Kematian Nyamuk Aedes spp Setiap 5 menit Pengamatan selama
30 Menit Pada Kosentrasi 50 Ekstrak Kulit Durian Durio zibethinus Murr Waktu
Pengamatan Jumlah Nyamuk Aedes spp yang mati setelah
Perlakuan pada Konsentrasi 50 Rata - rata
Ulangan I II III
5 menit 8
7 7
7 10 menit
8 9
10 9
15 menit 9
11 12
11 20 menit
12 14
13 13
25 menit 13
14 14
14 30 menit
14 15
15 15
Berdasarkan tabel 4.1.3. diatas menunjukan bahwa kematian nyamuk Aedes spp untuk kosentrasi 50 sudah mencapai LD50 yaitu rata-rata kematian 7 ekor terjadi
pada pengamatan 5 menit pertama. Kematian seluruh nyamuk Aedes spp yaitu pada ulangan kedua setelah 30 menit pengamatan.
4.1.4. Kematian Nyamuk Aedes spp Pada Kosentrasi 75
Tabel 4.1.4. Hasil Pengamatan Kematian Nyamuk Aedes spp Setiap 5 menit Pengamatan selama
30 Menit Pada Kosentrasi 75 Ekstrak Kulit Durian Durio zibethinus Murr Waktu
Pengamatan Jumlah Nyamuk Aedes spp yang mati setelah
Perlakuan pada Konsentrasi 75 Rata - rata
Ulangan I II
III 5 menit
10 11
11 11
10 menit 11
13 13
12 15 menit
14 13
14 14
20 menit 14
15 14
14 25 menit
15 15
15 15
30 menit 15
15 15
15
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.1.4. di atas menunjukan bahwa kematian nyamuk Aedes spp untuk kosentrasi 75 selama 5 menit pengamatan sudah mencapai LD50 dengan
rata-rata 11 ekor nyamuk. Kematian seluruh nyamuk Aedes spp setelah 20 menit pengamatan dengan rata-rata 14.
4.1.5. Kematian Nyamuk Aedes spp Pada Empat Kosentrasi Setiap 5 Menit Pengamatan Selama 30 Menit
Tabel 4.1.5. Hasil Pengamatan Kematian Nyamuk Aedes spp pada Empat
Konsentrasi Setiap 5 menit Pengamatan selama 30 menit Konsentrasi
Kematian nyamuk Aedes spp 5 menit
10 menit 15 menit
20 menit 25 menit
30 menit A.
0 0 0 0 0 0 B.
25 13 16 21 26 33 36 C.
50 22 27 32 39 41 44
D. 75 32 37 41 43 45 45
Berdasarkan tabel 4.1.5. di atas dapat dilihat bahwa kematian nyamuk Aedes spp menunjukan kosentrasi tertinggi dalam membunuh nyamuk Aedes spp adalah
kosentrasi 75 dimana seluruh nyamuk telah mengalami kematian setelah 25 menit pengamatan. Sedangkan pemaparan yang paling lama dari seluruh kosentrasi adalah
kosentrasi 25 dengan kematian hampir seluruhnya setelah 30 menit pengamatan. Pada kontrol yaitu kosentrasi 0 tidak terjadi kematian nyamuk Aedes spp.
Universitas Sumatera Utara
4.1.6. Rata-rata dan Persentase Kematian Nyamuk Aedes spp pada Empat Konsentrasi setiap 5 menit Pengamatan selama 30 menit.
Dari seluruh perlakuan dan pengamatan pada semua kosentrasi dapat diketahui rata-rata dan persentase kematian nyamuk Aedes spp,seperti yang tercantum
pada tabel di bawah : Tabel 4.1.6.
Rata-rata dan Persentase Kematian Nyamuk Aedes spp Pada Empat Konsentrasi Setiap 5 Menit Pengamatan Selama 30 Menit
Konsentrasi Kematian Nyamuk Aedes spp
5 menit 10 menit
15 menit 20 menit
25 menit 30 menit
Rerata Rerata Rerata Rerata Rerata Rerata A.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 B.
25 5
33,33 5 33,33 7 46,67 9 60,00 11
73,33 12
80.00
C. 50
7 46,667 9 60,00 11 73,33 13 86,67 14 93,33 15 100 D.
75 11 73,33 12 80,00 14 93,33 14 93,33 15 100 15 100
Berdasarkan tabel 4.1.6. menunjukan kematian tertinggi nyamuk Aedes spp dalam presentasi setiap kosentrasi berturut-turut adalah untuk kosentrasi 25
mencapai kematian 80 selama 30 menit pengamatan, kosentrasi 50 mencapai kematian 100 selama 30 menit pengamatan dan konsentrasi 75 mencapai
kematian 100 selama 30 menit pengamatan, pada kontrol dengan kosentrasi 0 tidak terdapat kematian nyamuk Aedes spp selama 30 menit pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.7. Jumlah dan rata-rata Kematian nyamuk Aedes spp Pada saat Lethal Dose 50 Tercapai setelah 15 Menit Pengamatan
Lethal Dose 50 LD 50 dicapai setelah 15 menit pengamatan untuk semua perlakuan, sehingga untuk melakukan perbandingan uji Deskriptip dapat
menggunakan data kematian nyamuk Aedes spp seperti pada tabel berikut : Tabel 4.1.7.
Jumlah dan Rata-rata Kematian nyamuk Aedes spp Pada Empat Kosentrasi Dengan Tiga kali ulangan pada saat Lethal Dose 50 LD 50 Tercapai Setelah 15 Menit
Pengamatan
Hasil penelitian tersebut dianalisa secara Deskriptip setelah terlebih dahulu jumlah kematian nyamuk Aedes spp pada setiap ulangan kosentrasi ditransformasi
untuk menghilangkan angka nol dalam perhitungan. Transformasi data dilakukan dengan tujuan supaya data yang diolah telah memenuhi asumsi yang mendasari
pemakaian suatu analisa data, sehingga hasil analisa data ini akan mampu mencerminkan kejadian yang sebenarnya terjadi dalam suatu percobaan. Karena
terdapat jumlah kematian nyamuk Aedes spp dibawah 10 ekor maka digunakan transformasi data Hanafiah, 2005
4.2. Suhu Ruangan Penelitian
Kosentrasi Kematian Nyamuk Aedes spp
Jumlah Rata-rata Ulangan
I II III A.
0 0 0 0 0 B.
25 7 6 8 21 7
C. 50
9 11
12 32
11 D.
75 14
13 14
41 14
Universitas Sumatera Utara
Pada saat penelitian dilakukan, temperatur udara di ruangan penelitian diukur dengan menggunakan Thermometer dengan hasil pengukuran sekitar 28,6
C – 30,2 C
4.3. Kelembaban Udara Ruangan Penelitian
Pada saat penelitian dilakukan, kelembaban udara di ruangan penelitian diukur dengan menggunakan alat Hygrometer dengan hasil pengukuran sekitar 69,46 -
70.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Ekstrak kulit Durian Durio Zibthinus Murr Terhadap kematian nyamuk Aedes spp