2.1.4.5. Secara Biologi
Pengendalian biologis antara lain adalah dengan memperbanyak pemangsa dan
parasit sebagai musuh alami bagi serangga, dapat dilakukan pengendalian serangga
yang menjadi vektor atau hospes perantara. Beberapa jenis ikan sebagai pemangsa yang dapat mengendalikan nyamuk vektor stadium larva adalah ikan kepala timah,
ikan gabus. Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk
Toxorhyncites spp. Predator larva Aedes spp ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue. Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak
dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis Gandahusada, 2000.
2.1.5. Suhu temperatur
Nyamuk Aedes spp dewasa hidup pada suhu 6 C-36
C. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi kelangsungan hidup serta populasi nyamuk
di lingkungan. Suhu minimum adalah 15 C, suhu optimum 25
C, suhu maksimum 45
C Depkes RI, 2004.
2.1.6. Kelembaban
Kelembaban udara sangat mendukung dalam kelangsungan hidup nyamuk mulai dari telur, larva, pupa hingga dewasa. Kelembaban yang dibutuhkan oleh
nyamuk untuk kelangsungan hidupnya adalah 60 - 80 Depkes RI, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Tinjauan Umum Tentang Insektisida Nabati 2.2.1. Pengertian Insektisida Nabati
Secara umum insektisida nabati di artikan sebagai suatu insektisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan.Insektisida nabati relatif mudah di buat dengan
kemampuan dan pengetahuan terbatas, oleh karena terbuat dari bahan alami nabati.
Penggunaan insektisida nabati dimaksutkan bukan untuk meninggalkan dan
menganggap tabu penggunaan insektisida sintetis, hanya merupakan suatu cara alternatif dengan tujuan agar pengguna tidak hanya tergantung kepada insektisida
sintetis. Tujuan lainnya adalah agar penggunaan insektisida sintetis dapat di minimalkan sehingga lingkungan yang di akibatkannya pun diharapkan dapat di
kurangi pula Kardinan, 2004. Insektisida nabati mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung
beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, fenolik, dan zat kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif yang terdapat pada tanaman dapat di mamfaatkan seperti layaknya
insektisida sintetik. Perbedaannya adalah bahan aktif pada insektisida nabati disintesa dari tumbuhan dan jenisnya bisa lebih dari satu macam campuran .
Bagian tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji, kulit dan batang dan sebagainya dapat digunakan dalam bentuk utuh, bubuk ataupun ekstraksi dengan air
ataupun pelarut organik. Insektisida nabati merupakan bahan alami, bersifat mudah terurai di alam biodegradable sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif
aman bagi manusia maupun ternak karena residunya mudah hilang Naria, 2005.
Universitas Sumatera Utara