4.1.3. Kematian Nyamuk Aedes spp Pada Kosentrasi 50
Tabel 4.1.3. Hasil Pengamatan Kematian Nyamuk Aedes spp Setiap 5 menit Pengamatan selama
30 Menit Pada Kosentrasi 50 Ekstrak Kulit Durian Durio zibethinus Murr Waktu
Pengamatan Jumlah Nyamuk Aedes spp yang mati setelah
Perlakuan pada Konsentrasi 50 Rata - rata
Ulangan I II III
5 menit 8
7 7
7 10 menit
8 9
10 9
15 menit 9
11 12
11 20 menit
12 14
13 13
25 menit 13
14 14
14 30 menit
14 15
15 15
Berdasarkan tabel 4.1.3. diatas menunjukan bahwa kematian nyamuk Aedes spp untuk kosentrasi 50 sudah mencapai LD50 yaitu rata-rata kematian 7 ekor terjadi
pada pengamatan 5 menit pertama. Kematian seluruh nyamuk Aedes spp yaitu pada ulangan kedua setelah 30 menit pengamatan.
4.1.4. Kematian Nyamuk Aedes spp Pada Kosentrasi 75
Tabel 4.1.4. Hasil Pengamatan Kematian Nyamuk Aedes spp Setiap 5 menit Pengamatan selama
30 Menit Pada Kosentrasi 75 Ekstrak Kulit Durian Durio zibethinus Murr Waktu
Pengamatan Jumlah Nyamuk Aedes spp yang mati setelah
Perlakuan pada Konsentrasi 75 Rata - rata
Ulangan I II
III 5 menit
10 11
11 11
10 menit 11
13 13
12 15 menit
14 13
14 14
20 menit 14
15 14
14 25 menit
15 15
15 15
30 menit 15
15 15
15
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.1.4. di atas menunjukan bahwa kematian nyamuk Aedes spp untuk kosentrasi 75 selama 5 menit pengamatan sudah mencapai LD50 dengan
rata-rata 11 ekor nyamuk. Kematian seluruh nyamuk Aedes spp setelah 20 menit pengamatan dengan rata-rata 14.
4.1.5. Kematian Nyamuk Aedes spp Pada Empat Kosentrasi Setiap 5 Menit Pengamatan Selama 30 Menit
Tabel 4.1.5. Hasil Pengamatan Kematian Nyamuk Aedes spp pada Empat
Konsentrasi Setiap 5 menit Pengamatan selama 30 menit Konsentrasi
Kematian nyamuk Aedes spp 5 menit
10 menit 15 menit
20 menit 25 menit
30 menit A.
0 0 0 0 0 0 B.
25 13 16 21 26 33 36 C.
50 22 27 32 39 41 44
D. 75 32 37 41 43 45 45
Berdasarkan tabel 4.1.5. di atas dapat dilihat bahwa kematian nyamuk Aedes spp menunjukan kosentrasi tertinggi dalam membunuh nyamuk Aedes spp adalah
kosentrasi 75 dimana seluruh nyamuk telah mengalami kematian setelah 25 menit pengamatan. Sedangkan pemaparan yang paling lama dari seluruh kosentrasi adalah
kosentrasi 25 dengan kematian hampir seluruhnya setelah 30 menit pengamatan. Pada kontrol yaitu kosentrasi 0 tidak terjadi kematian nyamuk Aedes spp.
Universitas Sumatera Utara
4.1.6. Rata-rata dan Persentase Kematian Nyamuk Aedes spp pada Empat Konsentrasi setiap 5 menit Pengamatan selama 30 menit.
Dari seluruh perlakuan dan pengamatan pada semua kosentrasi dapat diketahui rata-rata dan persentase kematian nyamuk Aedes spp,seperti yang tercantum
pada tabel di bawah : Tabel 4.1.6.
Rata-rata dan Persentase Kematian Nyamuk Aedes spp Pada Empat Konsentrasi Setiap 5 Menit Pengamatan Selama 30 Menit
Konsentrasi Kematian Nyamuk Aedes spp
5 menit 10 menit
15 menit 20 menit
25 menit 30 menit
Rerata Rerata Rerata Rerata Rerata Rerata A.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 B.
25 5
33,33 5 33,33 7 46,67 9 60,00 11
73,33 12
80.00
C. 50
7 46,667 9 60,00 11 73,33 13 86,67 14 93,33 15 100 D.
75 11 73,33 12 80,00 14 93,33 14 93,33 15 100 15 100
Berdasarkan tabel 4.1.6. menunjukan kematian tertinggi nyamuk Aedes spp dalam presentasi setiap kosentrasi berturut-turut adalah untuk kosentrasi 25
mencapai kematian 80 selama 30 menit pengamatan, kosentrasi 50 mencapai kematian 100 selama 30 menit pengamatan dan konsentrasi 75 mencapai
kematian 100 selama 30 menit pengamatan, pada kontrol dengan kosentrasi 0 tidak terdapat kematian nyamuk Aedes spp selama 30 menit pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.7. Jumlah dan rata-rata Kematian nyamuk Aedes spp Pada saat Lethal Dose 50 Tercapai setelah 15 Menit Pengamatan
Lethal Dose 50 LD 50 dicapai setelah 15 menit pengamatan untuk semua perlakuan, sehingga untuk melakukan perbandingan uji Deskriptip dapat
menggunakan data kematian nyamuk Aedes spp seperti pada tabel berikut : Tabel 4.1.7.
Jumlah dan Rata-rata Kematian nyamuk Aedes spp Pada Empat Kosentrasi Dengan Tiga kali ulangan pada saat Lethal Dose 50 LD 50 Tercapai Setelah 15 Menit
Pengamatan
Hasil penelitian tersebut dianalisa secara Deskriptip setelah terlebih dahulu jumlah kematian nyamuk Aedes spp pada setiap ulangan kosentrasi ditransformasi
untuk menghilangkan angka nol dalam perhitungan. Transformasi data dilakukan dengan tujuan supaya data yang diolah telah memenuhi asumsi yang mendasari
pemakaian suatu analisa data, sehingga hasil analisa data ini akan mampu mencerminkan kejadian yang sebenarnya terjadi dalam suatu percobaan. Karena
terdapat jumlah kematian nyamuk Aedes spp dibawah 10 ekor maka digunakan transformasi data Hanafiah, 2005
4.2. Suhu Ruangan Penelitian