PENDEKATAN KUALITATIF ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN KUALITATIF

Banyaknya perilaku manusia yang sulit dikuantifikasikan, yang penghayatannya terhadap berbagai pengalaman pribadi, menyebabkan mustahil diukur dan dibakukan, apalagi dituangkan dalam satuan numerik, oleh karena itu penelitian mengenai perilaku manusia biasanya menggunakan penelitian kualitatif. Seperti yang dinyatakan oleh Poerwandari 2007 bahwa salah satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti, sebagian besar aspek psikologi manusia juga sangat sulit direduksi dalam bentuk elemen dan angka sehingga akan lebih “etis” dan kontekstual bila diteliti dalam setting alamiah. Artinya tidak cukup mencari “what” dan “how much”, tetapi perlu juga memahaminya “why” dan “how” dalalm konteksnya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri “bapak” Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki. Peneliti menggunakan studi kasus intrinsik karena ketertarikan peneliti pada suatu kasus khusus dan dilakukan untuk memahami secara utuh kasus harga diri “bapak” Batak Toba yang napunu, tanpa bermaksud untuk menghasilkan konsep-konsepteori ataupun tanpa ada upaya untuk menggeneralisasi Poerwandari, 2007. Universitas Sumatera Utara

B. SUBYEK PENELITIAN

1. Karakteristik Subyek Penelitian

Pemilihan subyek dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa karakteristik tertentu, antara lain: a. ”Bapak” Batak Toba Artinya: seorang lelaki yang dilahirkan dari keluarga Batak Toba atau memiliki marga sejak lahir, yang telah berumah tangga. b. Tidak memiliki anak laki-laki Tidak memiliki anak laki-laki tetapi memiliki satu atau lebih anak perempuan. c. Beragama Kristen d. Tinggal di daerah asal suku bangsa Batak Toba yaitu daerah Samosir.

2. Jumlah Subyek Penelitian

Menurut Patton dalam Poerwandari, 2007 desain kualitatif memiliki sifat yang luwes, oleh sebab itu tidak ada aturan yang pasti dalam jumlah subyek yang harus diambil untuk penelitian kualitatif. Hal senada juga dinyatakan oleh Strauss dalam Irmawati, 2002, tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah subyek minimal yang harus dipenuhi pada penelitian kualitatif. Apalagi data yang dikumpulkan telah cukup mendalam maka dapat diambil jumlah subyek yang kecil, misalnya pada penelitian yang menggunakan wawancara mendalam Irmawati, 2002. Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah dua orang. Alasan utama pengambilan jumlah subyek dalam penelitian ini karena pertimbangan keterbatasan dari peneliti sendiri, baik waktu, biaya maupun kemampuan peneliti. Universitas Sumatera Utara

3. Prosedur Pengambilan Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan prosedur pengambilan subyek penelitian dengan teknik bola salju berantai snowballchain sampling. Menurut Patton dalam Poerwandari 2007 snowball sampling adalah pengambilan subyek penelitian yang dilakukan secara berantai dengan meminta informasi pada orang yang telah diwawancarai atau dihubungi sebelumnya, demikian seterusnya.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Samosir yang merupakan salah satu kabupaten daerah Batak Toba Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak, dalam Irmawati, 2007. Lokasi penelitian tersebut dipilih dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan dan menemui subyek penelitian.

C. METODE PENGAMBILAN DATA

Dalam penelitian ini metode utama yang digunakan adalah wawancara.

1. Wawancara

Menurut Banister dalam Poerwandari, 2007, wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan wawancara mendalam in- depth interview dengan pedoman umum. Patton dalam Poerwandari 2007 Universitas Sumatera Utara menjelaskan bahwa wawancara mendalam dengan pedoman umum adalah wawancara dimana peneliti mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subjek, secara utuh dan mendalam. Pedoman wawancara berisi “open- ended question” yang bertujuan menjaga agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian. Selama wawancara, peneliti juga akan melakukan observasi dan mencatat hal-hal yang terjadi atau hal-hal yang dilakukan oleh responden selama proses wawancara.

D. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA

Alat bantu pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan pada saat melakukan wawancara dengan responden penelitian yaitu menggunakan alat bantu sebagai berikut: 1. Alat perekam Tape recorder, kaset dan baterai, serta MP4 Poerwandari 2007 menyatakan, sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara verbatim kata demi kata, sehingga tidak bijaksana jika peneliti hanya mengandalkan ingatan. Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulang kembali rekaman wawancara dan dapat menghubungi subjek kembali apabila ada hal yang masih belum lengkap atau belum jelas. Dengan adanya alat perekam ini, hasil wawancara juga merupakan data yang utuh karena sesuai dengan yang disampingkan subjek dalam wawancara. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan seizin subjek. Selain itu, penggunaan tape recorder dan MP4 dapat Universitas Sumatera Utara merekam nuansa suara dan bunyi serta aspek-aspek dari wawancara seperti tertawa, desahan, sarkasme tajam Padgett dalam Nofratilova, 2007. 2. Pedoman Umum Wawancara Pedoman umum wawancara memuat isu-isu berkaitan dengan tema penelitian tanpa menentukan urutan pertanyaan karena akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan. Hal ini dimaksudkan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Selain itu pedoman wawancara berfungsi sebagai alat bantu untuk mengkategorikan jawaban sehingga memudahkan peneliti pada tahap analisis data Poerwandari, 2007. Pedoman umum wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aspek- aspek yang ingin diungkap melalui wawancara yaitu aspek perasaan berharga, aspek perasaan mampu, dan aspek perasaan diterima dari harga diri.

E. KREDIBILITAS DAN VALIDITAS PENELITIAN