dirinya dengan alasan bahwa agama merupakan hal yang lebih penting, meskipun dia tidak memiliki anak laki-laki sehingga harga dirinya tetap tinggi.
Beranjak dari fenomena di atas yaitu bahwa sumber-sumber harga diri significance, power, competence, virtue yang terkait dengan nilai-nilai 3H
hagabeon, hamoraon, hasangapon dapat berbeda pada “bapak” Batak Toba yang napunu sehingga berbeda pula pengaruhnya terhadap harga diri, maka
peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran harga diri “bapak” Batak Toba yang napunu.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti mengidentifikasi pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini yaitu bagaimana gambaran
harga diri “bapak” Batak Toba yang napunu?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan, menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana gambaran harga diri “bapak” Batak Toba yang
napunu.
D. MANFAAT PENELITAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktis.
Universitas Sumatera Utara
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah kajian psikologi khususnya di bidang psikologi sosial mengenai gambaran harga diri
“bapak” Batak Toba yang napunu. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan bagi para
peneliti lain yang berminat untuk meneliti lebih jauh mengenai harga diri “bapak” Batak Toba yang napunu.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran harga diri “bapak” Batak Toba yang napunu sehingga “bapak” Batak Toba dapat
mengenal diri mereka dengan lebih baik. Selain itu, melalui hasil penelitian ini diharapkan bagi lingkungan terkhusus keluarga agar dapat memberikan interaksi
yang positif pada “bapak” Batak Toba yang napunu karena lingkungan juga turut mempengaruhi harga dirinya.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I:
Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian tentang gambaran harga
diri “bapak” Batak Toba yang napunu, identifikasi masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II: Landasan Teori
Bab ini berisi teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini, yaitu teori tentang harga diri, suku bangsa Batak Toba, dan
paradigma penelitian. BAB III: Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian kualitatif yang digunakan termasuk responden penelitian, metode pengambilan data,
alat bantu pengumpulan data, kredibilitas dan validitas penelitian, prosedur penelitian, serta teknik dan prosedur analisa data.
BAB IV: Analisa Data dan Interpretasi Data Bab ini menguraikan data pribadi subyek, data observasi, data
wawancara yang berupa analisa dan interpretasi data persubyek yang meliputi sumber harga diri, aspek harga diri.
BAB V: Kesimpulan, Diskusi dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan, diskusi dan saran mengenai gambaran harga diri “bapak” Batak Toba yang napunu.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI
A. HARGA DIRI
1. Definisi Harga Diri
Coopersmith 1967, h.4 menyatakan bahwa “self esteem refer to the evaluation which the individual makes and
customarily maintains with regard to himself: it express an attitude of approval or disapproval, and indicates the extent to which the individual
believes himself to capable, significant, successful, and worthy.”
Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya yang diekspresikan melalui suatu bentuk penilaian setuju
atau tidak setuju, dan menunjukkan tingkat dimana individu meyakini dirinya sebagai individu yang mampu, penting, dan berharga. Harga diri seseorang
menentukan bagaimana cara seseorang berperilaku di dalam lingkungannya. Peran harga diri dalam menentukan perilaku ini dapat dilihat melalui proses berpikirnya,
emosi, nilai, cita-cita, serta tujuan yang hendak dicapai seseorang. Bila seseorang mempunyai harga diri yang tinggi, maka perilakunya akan positif, sedangkan bila
harga dirinya rendah, akan tercermin pada perilakunya yang negatif pula. Selanjutnya Frey Carlock 1984 menyatakan bahwa harga diri adalah
penilaian tinggi atau rendah terhadap diri sendiri yang menunjukkan sejauh mana individu itu meyakini dirinya sebagai individu yang mampu, penting, dan
berharga yang berpengaruh dalam perilaku seseorang.
Universitas Sumatera Utara