variabel bebasnya. Apabila nilai VIF adalah 10 dan nilai tolerance 0.1 maka hal ini berarti variabel bebas tidak memiliki masalah multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan koefisien korelasi Spearman yang akan diaplikasikan dengan menggunakan software SPSS.
Koefisien korelasi Spearman merupakan statistik nonparametric. Statistik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang dapat digunakan pada kondisi satu atau
kedua variabel yang diukur adalah skala ordinal. Data yang terbebas dari gejala heteroskedastisitas adalah data yang memiliki nilai signifikasi lebih besar dari Alpha 5
Ghozali, 2005.
4.6.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui jawaban dari dugaan awal penulis terhadap pengaruh masing-masing variabel dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan
setelah data memenuhi seluruh ketentuan hasil uji asumsi klasik. Uji hipotesis ini menggunakan model regresi. Persamaan model regresi yang akan digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah:
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+ β
6
X
6
+ e
Keterangan : Y
: Kualitas Hasil Pemeriksaan α
: Intercept β
1
- β
6
: Koefisien regresi X
1
: Pengalaman Kerja X
2
: Independensi X
3
: Objektivitas X
4
: Integritas X
5
: Kompetensi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
X
6
: Etika Auditor e
: eror
Untuk mengetahui tingkat determinasi antar variabel maka dilakukan analisis Koefisien Determinasi R
2
yaitu untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Nilai R menunjukan besarnya pengaruh,
sedangkan nilai R Square menunjukan seberapa besar kontribusi variabel X dalam mempengaruhi variabel Y. Untuk melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara
simultan maka akan digunakan uji F. Selanjutnya, untuk melihat pengaruh variabel X secara parsial terhadap variabel Y dengan menggunakan uji t.
a. Analisis Koefisien Determinasi Analisis Koefisien Determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Hal ini dilakukan dengan menggunakan software SPPS melalui analisis regresi linier dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel Model Summary. Nilai R dan R Square pada tabel Model Summary menunjukan besarnya pengaruh X terhadap Y, dan seberapa besar kontribusi variabel X dalam
mempengaruhi variabel Y Ghozali, 2005. b. Uji-F
Uji-F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya secara simultan. Proses perhitungan menggunakan SPSS melalui analisis
regresi linier dan hasilnya dapat dilihat pada tabel Anova. Dari hasil uji F, maka pada tabel Anova dapat diketahui nilai dari level of significant. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari
Alpha 5 maka secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikatnya, dan begitu pula sebaliknya. Ghozali, 2005.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c. Uji-t Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependennya secara parsial. Proses perhitungan menggunakan SPSS melalui analisis regresi linier dan hasilnya dapat dilihat pada tabel Coefficiennts. Dari hasil uji t, maka akan diketahui
level of significant dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari Alpha 5 maka secara partial variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikatnya, dan begitu pula sebaliknya. Ghozali, 2005.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian