Terbentuknya Negara Sumatera Timur 29 Januari 1948

53

3.4 Terbentuknya Negara Sumatera Timur 29 Januari 1948

Pada tanggal 25 Desember, van Mook mengeluarkan dekrit yang secara resmi menyatakan, bahwa DIST diakui menjadi sebuah negara, dengan nama Negara Sumatera Timur NST. Pada tanggal 20-21 Januari 1948, Dewan mendengarkan laporan dari anggota-anggota delegasi ke Jakarta tentang: a. Persiapan pemerintah federal sementara; b. Pembicaraan-pembicaraan tentang kedudukan Sumatera Timur. Dalam sidang tesebut diambil beberapa keputusan, yaitu: 1. Jajaran NST segera diambil sumpahnya, setelah susunan tata negara diumumkan. 2. Mengeluarkan majalah Warta Resmi Negara Sumatera Timur, sebuah majalah untuk memusatkan peraturan-peraturan dan berita-berita resmi dari NST. Selanjutnya, Dewan Sementara mengesahkan Peraturan Tentang Organisasi Ketatanegaraan Negara Sumatera Timur pada tanggal 27 Januari 1948. Pada tanggal 29 Januari 1948, NST secara resmi diproklamasikan dalam sebuah upacara di Kota Medan. Dalam upacara tersebut dilakukan pengambilan sumpah terhadap dr. Mansoer sebagai seorang wali negara NST. Dalam upacara itu juga, dikibarkan bendera NST 50 untuk pertama kalinya. Ada beberapa alasan berdirinya NST, diantaranya adalah sebagai berikut: 50 Bendera NST berwarna kuning, putih, dan hijau. Kuning bermakna kemuliaan atau kebesaran, putih bermakna ketenangan, dan hijau berarti kesejahteraan. Universitas Sumatera Utara 54 1. Adanya klausul menentukan hak nasib sendiri bagi masyarakat di Indonesia, seperti tercantum di dalam pelaksanaan Perjanjian Linggajati kemudian diakui juga dalam Perjanjian Renville. 2. Para intelektual penduduk asli Sumatera Timur, meskipun mereka kebanyakan keturuan bangsawan, tetapi didukung Belanda untuk menghadapi RI yang pimpinannya juga kaum intelektual didikan Belanda. ini untuk menghilangkan kesan bahwa NST bukan mau mengembalikan sistem swpraja di Sumatera Timur, yang sebenarnya Belanda sendiri sudah mau menghapuskannya di Indonesia, dan tidak pernah lagi merehabilitirnya diseluruh Indonesia. Oleh sebab itu semua administrasi kekuasaan kerajaan di Sumatera Timur diambil alih NST. 3. Adanya keinginan para intelektual Sumatera Timur untuk memegang kekuasaan politik di Sumatera Timur yang sangat makmur agar jangan jatuh ke tangan orang pendatang, sebagai mana halnya ketika berada di bawah kekuasaan NRI periode 1946-1947. Ada juga bekas raja-raja kecil dan Sultan Asahan keponakan dari dr. Mansoer yang bekerja pada NST meskipun tujuan gembong-gembong NST tidak akan memulihkan kekuasaan pimpinan adat tradisional ataupun mendukung hak ulayat tanah penunggu. 4. Gembong-gembong NST mendukung pemerintah federal Indonesia di Jakarta untuk menjadi bagian dari NRI. Dengan demikian hasil yang kaya dari Sumatera Timur tetap berada di daerah ini. 51 51 Tim Khusus Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Tatengger di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatatera Utara, Perjuangan Menegakkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Sumatera Utara, Medan: Tanpa nama penerbit, 1995, hal. 118-122. Universitas Sumatera Utara 55

3.5 Bersatunya Negara Sumatera Timur Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Agustus 1950