detik, setelah mengetahuinya, fasilitator meminta pesertanya untuk menentukan target waktu, sehingga ada 3 target waktu yang ditentukan dan dapat dicapai oleh peserta,
yaitu 20 detik, 15 detik dan 10 detik. Setelah pencapaian target 10 detik, fasilitator melakukan debrief singkat, dimana ada
beberapa hal yang menarik yang muncul dari peserta, diantaranya :
1. Leo : perlu ada strategi yang baik untuk dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
2. Esthy : perlu ada pengkondisian lingkungan, sehingga dapat mempermudah
menyelesaikan tugas.
3. Amel
: perlu tindakan yang kooperatif supaya strategi yang ada bisa tercapai.
4. Sakti : perlu ada strategi yang disepakati, supaya tugas dapat dilakukan dengan
cara yang tepat dan cepat.
Cooking
Sesi ini memiliki tujuan untuk dapat memberikan insight kepada peserta agar peserta dapat merencanakan aktivitas dengan membuat jadwal yang didasarkan pada tugas,
tanggung jawab, dan prioritas. Peserta juga diharapkan dapat membuat langkah- langkah dalam melaksanakan jadwal yang telah disusun.
Pada sesi ini, Sakti dan Bayu dikirim sebagai perwakilan kelompok untuk mendapatkan briefing dari Lasro Bonaventura mengenai tugas yang diberikan kepada
mereka berdua. Selain hal tersebut, Sakti dan Bayu memiliki tugas untuk mengingat dan mengambil bahan makanan serta alat memasak yang akan dipergunakan
kelompok. Hal yang menarik adalah Sakti dan Bayu berusaha mengingat-ingat peralatan
memasak dan jenis bahan makanan yang diperlukan padahal kelompok sama sekali tidak membuat list. Anggota kelompok yang lain menentukan tempat yang menurut
mereka paling representatif dan memungkinkan untuk memasak, sehingga kelompok memilih tempat memasak di depan Cottage B. Kelompok IV memiliki satu unit
kompor gas, namun tidak memiliki wajan untuk menggoreng, hal ini membuat kelompok ini berada dalam posisi stagnan. Kemudian fasilitator memutuskan untuk
memberikan “sentilan” dengan formulasi “STOP DO” Sit, Stop; Think; Observe; Plan; Do karena kelompok terlihat sudah cukup putus asa dengan keadaan yang
terjadi. Amel menenangkan kelompok dengan memberikan penjelasan bahwa nesting dapat dipergunakan untuk memasak atau pun menggoreng. Pada saat ini, klompok
mulai fokus kembali mengerjakan persiapan memasak. Masalah kembali muncul karena kompor yang tersedia, langsung dipergunakan untuk memasak nasi yang
notabene memilki waktu memasak paling panjang. Hal ini cukup membuat kelompok menjadi stagnan kembali. Akan tetapi Leo mulai mengusulkan untuk memakan sisa
snack yang ada terlebih dahulu, kemudian ditambah dengan usulan Sakti yang
mengusulkan memakan nasinya saja dulu ketika sudah matang. Esthy mengusulkan untuk menggoreng lauk tahu telur untuk makan, Bayu dan Eni mengusulkan untuk
menggoreng tempe dan tahu telur sambil makan. Dalam cara kerja dan pembagian area kerja di kelompok tidak nampak karena
kelompok lebih memilih untuk mengerjakan secara bersama-sama. “Ban berjalan” atau pengaturan area kerja menjadi nampak ketika kelompok memutuskan untuk
makan sambil memasak, dimana ada pembagian area yang jelas, area untuk memasak, area untuk makan, bahkan pada proses memasak menjadi nampak jelas. Esthy
mengelola area untuk memasukan bahan makanan ke dalam penggorengan. Amel mengelola area memasak bahan makanan, lalu area makanan panas dan pengeringan
minyak dikelola oleh Eni. Sementara area untuk mengambil nasi dan lauk serta area makan yang sudah siap yang dikelola oleh Sakti.
Pada saat de brief ada beberapa hal menarik yang terjadi diantaranya : 1. Leo
: Karena kendala bahasa maka kami tidak mendapatkan wajan, karena menurut Leo, di daerah asalnya yaitu medan, panci adalah wajan.
2. Amel : ”Saya tetap senang karena walaupun tidak berhasil mandi, tapi berhasil