5. Nata.
Hope : ingin menjadi wanita karir dan melanjutkan sekolah sampai jenjang
S2.
Fear : Ketika apa yang kita inginkan tidak sejalan dengan keinginan orang
tua.
6. Pras.
Hope : ingin bahagia, hidup tidak memiliki masalah, bisa menyelesaikan
masalah sendiri dan menjadi contoh bagi orang lain.
Fear : Takut down ditengah jalan.
Setelah sharing hope and fear, peserta diajak untuk menggali pembelajaran yang telah didapat selama satu hari, berikut ini adalah pembelajaran yang didapat oleh
kelompok 2 dan menjadi komitmen untuk kegiatan esok harinya :
1. Percaya pada diri Clara. 2. Percaya pada orang lain Pras, Sonia
3. Berani mengambil resiko Mocca. 4. Memahami instruksi dan prosedur Sonia.
5. Bisa mengatur diri sendiri dan bisa mengatur waktu dengan baik Pras. 6. Memiliki rencana yang lebih detail dan membuat tahapan-tahapan dalam
mengerjakan sesuatu Mocca. 7. Memilih koordinator dan membagi-bagi tugas Nata.
Hari 2, Minggu, 3 Maret 2013 Sharing Pagi
Setelah mengalami keterlambatan untuk melakukan morning activity, peserta diajak untuk berdiskusi dan membuat komitmen pribadi, berikut adalah komitmen dari
kelompok 2 :
1. Sonia : Lebih tepat waktu dan tidak mengulangi kesalahan yang merugikan
diri sendiri dan orang lain.
2. Pras : Lebih bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkan dan tepat
waktu.
3. Tika : Lebih tepat waktu. 4. Nata : Komitmen dengan apa yang kita ucapkan.
5. Clara : Mengetahui apa yang harus dikerjakan dan membagi tugas. 6. Mocca : Kalau mempunyai tujuan, kita harus commit dengan tujuan tersebut.
Initiative Problem Solving Games : Zeni Bridge
Tujuan dari aktivitas ini adalah penetapan tujuan, baik tujuan jangka pendek, menengah dan tujuan jangka panjang dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Dinamika yang terjadi pada aktivitas Zeni Bridge adalah pada tahap awal setelah fasilitator memberikan instruksi, peserta langsung membuat strategi dan langsung
mengikat pada papan yang telah disiapkan dan menjalankan tugas tersebut. Beberapa hal unik yang terjadi pada proses berjalan adalah adanya perubahan rencana di
tengah jalan dan Nata mengingatkan teman-temannya untuk tidak mreubah rencana di tengah jalan. Namun dari target waktu yang diberikan, aktivitas ini tidak berhasil
diselesaikan. Dari de brief yang dilakukan, pembelajaran dari aktivitas ini adalah :
1. Perencanaan seharusnya disusun lebih matang Nata. 2. Konsep dan strategi didapatkan pada saat proses berjalan, tetapi seharusnya
harus dipikirkan di awal Sonia. 3. Seharusnya ada time keeper untuk mengingatkan waktu Tika.
Worst Case Scenario: Kick Out The Ball
Keep The Fire On Save The Water
Moving Ball
Pada fase WCS ini, peserta diharapkan mampu mengimplementasikan dari seluruh pembelajaran yang diperoleh. Setelah perwakilan kelompok menerima instruksi, Pras
dan Nata kembali ke dalam kelompok dan berdiskusi mengenai aktivitas ini dan mulai memilih 6 peralatan yang telah disediakan. Peralatan yang dipilih dari
kelompok 2 adalah : penggaris, benang kasur, sedotan, korek api, koran dan sendok bebek. Urutan pengerjaan tugas ini dimulai dengan Save The Water, Keep The Fire
On, Moving Ball dan yang terakhir adalah Kick Out The Ball. Secara umum, tugas ini tidak berhasil diselesaikan dengan baik, kelompok 2 hanya mampu menyalakan 1
lilin pada aktivitas Keep The Fire On dan point total adalah 75.
Dari hasil de brief yang dilakukan, ada beberapa kekurangan yang diungkapkan oleh peserta sehingga aktivitas ini tidak berhasil dilakukan, penyebabnya antara lain :
1. Kurang memahami detail dari tugas yang diberikan dan cenderung reaktif
sehingga pada pemilihan alat tidak terlalu sesuai Nata.
2. Tidak adanya skala prioritas dan perencanaan yang belum matang karena
dari awal sudah berpikir mana yang dikerjakan terlebih dahulu Tika. 3. Pengaturan waktu yang kurang baik Pras
4. Setelah gagal baru sadar kalau ada strategi yang lebih baik Sonia.