68
F. Rangkuman
1. Kaidah-kaidah K3 sesuai standar K3 baru menjadi perhatian utama pada tahun 70-an searah dengan
semakin ramainya investasi modal dan pengadopsian teknologi industri nasional manufaktur. Perkembangan tersebut mendorong pemerintah
melakukan regulasi dalam bidang ketenagakerjaan, termasuk pengaturan masalah K3. Hal ini tertuang dalam UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja,
sedangkan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan sebelumnya seperti UU Nomor 12 Tahun 1948 tentang
Kerja, UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja tidak menyatakan secara eksplisit konsep K3
yang dikelompokkan sebagai norma kerja. Setiap tempat kerja atau perusahaan harus melaksanakan program K3.
Menurut Standar OSHA utama yang berlaku untuk semua laboratorium nonproduction,
Pengusaha harus menyadari sepenuhnya standar dan harus menerapkan semua aspek dari standar yang berlaku untuk kondisi
kerja laboratorium khusus di fasilitas mereka, seperti: The Occupational Exposure to Hazardous Chemicals in Laboratories
standard 29 CFR 1910.1450, The Hazard Communication standard 29 CFR 1910.1200,
The Bloodborne Pathogens standard 29 CFR 1910.1030, The Personal Protective Equipment PPE standard 29 CFR
1910.132, The Eye and Face Protection standard 29 CFR 1910.133,
The Respiratory Protection standard 29 CFR 1910.134, The Hand Protection standard 29 CFR 1910.138,
The Control of Hazardous Energy standard 29 CFR 1910.147.
2. Kaidah-kaidah teknik sambung sesuai standar a. Teknik Kabel.
Ada tiga hal pokok dari kabel yaitu:
69 1 konduktorpenghantar, merupakan media untuk menghantarkan
arus listrik, 2 iIsolator, merupakan bahan dielektrik untuk mengisolasi dari
penghantar yang satu terhadap yang lain dan juga terhadap lingkungan lingkungannya,
3 pelindung luar, yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan mekanis, pengaruh bahan- bahan kimia elektrolysis,
api atau pengaruh pengaruh luar lainnya yang merugikan. Berdasarkan fungsinya kabel dapat digunakan sebagai:
1 penghantar arus listrik tenaga Power Cable, jenis kabel yang sering digunakan pada instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga adalah NYA, NYAF, NYM, NYMHY, NYY, NYFGBY dan lain-lain. Penentuan besar kecil dan jumlah serabutinti yang
digunakan dapat diketahui dari Persyaratan Umum Instalasi Listrik PUIL,
2 penghantar arus listrik data dan informasi, seperti kabel telepon aerial cable kabel atas tanah, indoor cable kabel rumah, burial
cable kabel tanam dll, kabel koaksial, kabel serat optik,
3 standar kabel pada perangkat audio-video seperti: coaxial composit, RCA-komposit, s-video 3RCA,5 RCA.
b. Teknik sambung 1 menyambung kabel cara ekor babi pig tail, sambungan ini
digunakan untuk menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel pada satu titik. Penyambungan cara ini sering
dijumpai pada kotak sambung dan umumnya dipasang lasdop sebagai pengikat dan sekaligus sebagai isolasi,
2 menyambung kabel cara punter, sambungan ini digunakan untuk menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis lurus,
menyambung cara puntir ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu sambungan bell hangers dan sambungan western union,
3 Menyambung kabel cara bolak balik Turn Back, menyambung cara bolak balik ini dimaksudkan untuk mendapatkan sambungan
yang lebih kuat terhadap rentangan maupun tarikan. Umumnya
70 kabel yang digunakan untuk sambungan ini adalah kabel dengan
penampang 4 mm2 karena mudah ditekuk dan dipuntir dengan tangan. Untuk kabel yang ukuran lebih besar dilakukan dengan
cara sambungan bolak balik “Britannia“ atau dengan model sambungan “Scarf“,
4 menyambung kabel bernadi banyak, menyambung kabel bernadi banyak tidak bisa dilakukan dengan cara-cara menyambung kabel
bernadi tunggal seperti yang dipraktekkan diatas, sebab hasilnya tidak akan bagus dan tidak rapi. Untuk itu perlu cara khusus yaitu
dengan menganyam sesuai dengan arah alurnya atau yang lebih dikenal dengan cara “Single Wrapped Cable Spice”,
5 mencabang kabel datar Plain joint, pada hantaran yang panjang, misalnya antara rol-rol sekat dapat dilakukan pencabangan tanpa
harus memutus kabel utamanya, melainkan hanya dikupas kabelnya sepanjang kebutuhan. Bentuk pencabangan datar ini
bisa untuk cabang tunggal Single Plain joint atau bisa juga dalam bentuk cabang ganda Cross Plain Joint,
6 memcabang kabel simpul Knotted tap joint, Pencabangan kabel dengan cara ini akan menghasilkan jenis pencabangan kabel
datar yang lebih kuat. Untuk itu bentuknya hampir menyerupai pencabangan datar. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk
cabang simpul tunggal atau bisa juga dalam bentuk cabang simpul ganda,
b. Papan Rangkaian Tercetak PRT, atau sering juga disebut PCB Printed Circuit Board merupakan papan pemasangan komponen
elektronika yang jalur hubungannya menggunakan papan berlapis tembaga. Pembentukan jalur PCB dilakukan dengan cara etching
pelarutan, dimana sebagian tembaga dilepaskan secara kimia dari suatu papan lapis tembaga kosong blangko. Tembaga yang tersisa
beserta alasnya itulah yang akan membentuk jalur pengawatan PCB. 3. Kaidah-kaidah tata kelola bengkel sesuai standar
Penyimpananpengelolaan alat, peralatan dan bahan laboratorium merupakan
bagian dari
manajemen laboratorium.
Manajemen
71 Laboratorium Laboratory Management adalah usaha untuk mengelola
laboratorium berdasar konsep manajemen baku. Untuk mengelola laboratorium dengan baik kita harus mengenal
perangkat-perangkat manajemen yang harus dikelola meliputi: Tata ruang, Alat dan peralatan yang baik dan terkalibrasi, Infrastruktur,
Administrasi laboratorium, Organisasi laboratorium, Fasilitas pendanaan, Inventarisasi dan keamanan, Pengamanan laboratorium, Disiplin yang
tinggi, Keterampilan SDM, Peraturan Dasar, Penanganan masalah umum dan Jenis-jenis pekerjaan.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
1.
Umpan Balik
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, periksa penguasaan pengetahuan dan keterampilan anda menggunakan daftar periksa di bawah
ini:
No Indikator
Ya Tidak
Bukti
1. Memeriksa kaidah-kaidah K3 sesuai
standar 2.
Memeriksa kaidah-kaidah teknik sambung sesuai standar
3. Memeriksa kaidah-kaidah tata
kelola bengkel sesuai standar
2.
Tindak Lanjut
a. Buat rencana pengembangan dan implementasi di lingkungan bengkel kerja anda.
b. Gambarkan suatu situasi atau isu di dalam bengkel anda yang mungkin dapat anda ubah atau tingkatkan dengan mengimplementasikan sebuah
rencana tindak lanjut. c. Apakah judul rencana tindak lanjut anda?
d. Apakah manfaathasil dari rencana aksi tindak lanjut anda tersebut?
e.
Uraikan bagaimana rencana tindak lanjut anda memenuhi kriteria SMART
spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, rentangketepatan waktu.