Peralatan K3 sesuai jenis dan fungsinya a. Alat Pelindung Diri APD

19 7 Pelindung telinga Untuk menghindari suara yang berlebihan ditempat kerja, sebaiknya menggunakan pelindung telinga. Suara bising bisa berdampak pada kesehatan apabila terjadi secara berulang-ulang dalam kurun waktu yang cukup lama, terutama gangguan pendengaran. Gambar 1.11. Pelindung suara bising Sumber: http:hearingaid.workin-ear-electronic-hearing-protection 8 Keselamatan kerja menggunakan perkakas tangan Beberapa pelaksanaan peraturan yang diijinkan dan perlu diperhatikan, dalam mempergunakan peralatan tangan untuk melindungi dari kecelakaan antara lain: a hanya peralatan dengan mempergunakan bahan perkakas dari kwalitas baik yang dipakai, b memilih peralatan dengan kekerasan yang benar. Untuk peralatan yang bersifat keras akan timbul serpihan pada pangkal, untuk yang bersifat lunak benda itu akan majal pada pangkal, c memilih peralatan yang sesuai dengan genggaman ukuran tangan, d pada bagian yang mengandung teganganarus listrik, pergunakanlah peralatan yang memakai isolasi, e untuk suara kerasledakan yang membahayakan pendengaran, maka pergunakanlah penutup telinga, 20 f bila ada peralataninstrument yang lepas dari mesin, maka segera dihentikan atau diganti, g pegangantangkai harus bersih, h penggunaan peralatan untuk tujuan yang sesuai dengan fungsinya, i peralatan harus mempunyai gagang yang tepat, j peralatan disusun ditempatkan sesuai pada tempatnya dengan rapi, k ujung yang runcing dan tajam harus diberi pelindung, l peralatan tidak boleh disimpan dalam saku, m peralatan tidak boleh diletakkan dibelakang mesin yang sedang berjalanberputar, n pada saat mempergunakan tangga naik, tidak boleh ada tongkat yang melintang atau peralatan lainnya yang ada pada genggaman tangan. 9 Keselamatan kerja menggunakan mesin bor konvensional Mesin dan alat-alat mekanik sebaiknya dilengkapi dengan pengaman mesin bor. Dengan adanya pengaman mesin bor, maka angka kecelakaan yang diakibatkan oleh mesin dapat dihindari. Untuk menjaga keselamatan mesin-mesin perkakas, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah: a putaran mesin bor, b kecepatan penyayatan, c kedalaman penyayatan, d alat potong. Keempat hal di atas adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan mesin sewaktu digunakan untuk menyayat benda kerja. Karena tanpa adanya keselarasan antara putaran mesin, kecepatan penyayatan, kedalaman dan alat potong, maka pada waktu digunakan untuk menyayat mesin akan timbul suatu getaran, hal inilah yang penyebab terjadinya kerusakan komponen mesin. 21 Pemasangan pengaman mesin bor sebaiknya memberikan perlindungan yang optimal dan tidak boleh mengganggu proses pengoperasian mesin bor. Dari segi konstruksi, pengaman direncanakan yang bisa dibuka tutup supaya pada saat pemasangan benda kerja bisa leluasa. Selain itu penglihatan operator juga tidak boleh terganggu, sebaiknya pengaman memakai pembatas akrilik yang bening dan transparan. Pengaman mesin bor ini difungsikan supaya serpihan-serpihan bram hasil sayatan tidak mengenai operator. Selain serpihan sayatan yang terlempar terkadang air pendingin juga ikut tercecer kemana-mana bersamaan putaran spindel. Hal ini jika dibiarkan akan mengakibatkan lantai menjadi basah dan operator bisa jatuh terpeleset. Gambar 1.12. Pelindung mesin bor 10 Keselamatan benda kerja Untuk mendapatkan hasil akhir benda kerja yang maksimal pada keselamatan benda kerja maka keselamatan kerja pada operator, mesin bor, alat-alat pendukung proses permesinan harus terpenuhi terlebih dahulu, karena hal ini akan mempengaruhi hasil akhir dari proses. Penjepitan benda kerja pada pencekam dan letak posisi benda kerja yang tidak kokoh akan mengakibatkan proses penyayatan tidak maksimal bahkan bisa mengakibatkan benda kerja terlepas dari pencekam. 22 Keselamatan kerja dalam menggunakan mesin perkakas konvensional secara umum dapat diringkas sebagai berikut: a gunakanlah pakaian kerja, b jangan memakai cincin pada jari tangan, c pakailah kacamata pengaman dan penutup rambut, d jepitlah benda kerja dengan kokoh, terutama benda kerja yang cenderung bergetar, seperti benda kerja tipis, e khusus pengoperasian mesin bor berilah alat penyangga pada benda kerja yang menonjol panjang dari meja bor, f jika pendinginan pada mesin perkakas tidak bekerja otomatis, maka lebih baik berilah cairan pendingin menggunakan kuas, g usahakan agar lantai selalu bersih dan benda-benda ditumpuk dengan baik untuk menghindari timbulnya kecelakaan. 23

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Selama proses pembelajaran, peserta hendaknya memahami, menerapkan dan kemudian menganalisis aturan K3 sesuai standar Depnaker, OSHA, dll yang digunakan dalam bengkellaboratorium Teknik Elektronika Audio Video dengan benar. 2. Sebagai tugas praktek mandiri, buatlah tabel penerapanpenggunaan aturan K3 berdasarkan standar berupa simbol K3 dan peralatan K3 secara detail yang digunakan dalam bengkellaboratorium Teknik Elektronika Audio Video. 3. Untuk menambah wawasan dan informasi, akses salah satu atau lebih publikasi di website yang berkaitan tentang aturan K3 sesuai standar Depnaker, OSHA, dll yang digunakan dalam bengkellaboratorium Teknik Elektronika Audio Video dan jawablah pertanyaan berikut ini: a. Uraikan simbol K3 berdasarkan standar b. Identifikasi peralatan K3 sesuai jenis dan fungsinya 4. Amati lingkungan bengkellaboratorium anda, apakah aturan K3 sesuai standar sudah diterapkan? Jika belum ada, peluang apa saja yang bisa anda lakukan untuk menerapkan aturan K3 sesuai standar? Untuk itu buatlah analisa data berupa kondisi ideal, kondisi nyata, kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi nyata, serta solusi yang diusulkan tentang penerapanpenggunaan aturan K3 berdasarkan standar berupa simbol K3 dan peralatan K3 di bengkellaboratorium Teknik Elektronika Audio Video tempat anda bekerja

E. LatihanTugas

1. Uraikan simbol K3 berdasarkan standar 2. Identifikasikan p eralatan K3 sesuai jenis dan fungsinya

F. Rangkuman 1. Simbol K3 berdasarkan standar

Tujuan Kesehatan Keselamatan Kerja K3 adalah sebagai berikut: 24  melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional,  menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada di tempat dan sekitar pekerjaan itu,  menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaannya secara aman,efisien dan Efektif,  khusus dari segi kesehatan, mencegah dan membasmi penyakit akibat pekerjaan. Syarat-syarat pelaksanaan K3 diperuntukan untuk:  mencegah dan mengurangi kecelakaan,  membuat jalan penyelamatan emergency exit,  memberi pertolongan pertamafirst aidsPPPK,  memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja,  mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja,  mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis,  memelihara ketertiban dan kebersihan kerja,  mengusahakan keserasian antar pekerja, perkakas, lingkungan dan proses kerja. Rambu-rambu, tanda bahaya dan peringatan disebut juga tanda instruksi yang harus dicantumkan pada setiap mesin, ruangan yang mengandung unsur bahaya, ditempat yang berbahaya, dimana sering terjadi kecelakaan atau ditempat pembuatan panduan pelayanan kesehatan dan dan keselamatan di sekitar lingkungan tempat kerja penyimpanan zat kimia yang mempunyai tanda khusus sesuai dengan sifat kimia tersebut. Tanda-tanda instruksi sangat membantu setiap orang melihatnya untuk memperingatkan atau menyadarkan dari kemungkinan terjadinya bahayakecelakaan yang dapat menimpanya. Prosedur pembuatan tanda instruksi dan cara penempatannya, sebagai berikut:  setiap tangga, lantai berlubang dan terowongan, dimana pekerja akan melaluinya harus diberi tanda dengan simbul untuk mencegah bahaya terjatuh, patah kaki dan lainnya, 25  ruangan atau tempat yang menyimpan bahanzat yang mudah terbakar misalnya bensin, zat kimia, kapas, kain dan lainnya, maka didepan pintu masuk, lemari diberi tanda simbul mudah terbakar,  ruangan atau tempat yang menyimpan bahanzat yang mengandung gas beracun misalnya zat kimia yang mengandung racun, maka didepan pintu masuk, lemari zat diberi tanda simbul gas beracun,  tanda atau simbol bahaya harus kelihatan jelas bila pekerja melakukan pekerjaan dengan menggunakan warna merah sebagai warna utama, papan dibagian atas diberi warna hitam, sebelah bawah diberi cat warna putih.

2. Peralatan K3 sesuai jenis dan fungsinya

Alat Pelindung Diri APD merupakan perlengkapan keselamatan bagi operator atau pekerja dalam setiap mengoperasikan peralatan alat-alat teknik dan sebuah mesin. Setiap orang yang bekerja dengan peralatan baik peralatan manual ataupun otomatis wajib mengetahui perlengkapan perlindungan diri:  pakaian kerja yang dipakai oleh operator harus mempunyai syarat- syarat tidak mengganggu pergerakan tubuh operator dan tidak terasa panas waktu dipakai,  sepatu yang dikenakan oleh operator harus benar-benar dapat memberikan perlindungan terhadap kaki operator,  kaca mata digunakan untuk melindungi mata operator dari bram-bram yang melayang pada saat kerja di mesin perkakas.,  helm digunakan untuk melindungi kepala dari benda-benda yang jatuh dari atas pada saat bekerja. Helm harus terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah pecah jika terkena serpihan benda dari atas,  masker pelindung digunakan apabila benda kerja yang dikerjakan menimbulkan serbuk atau debu, bau seperti bahan kayu, plastik,aluminium atau bau yang menyengat,  sarung tangan digunakan untuk melindungi diri dari benda kerja yang dikerjakan panas atau yang mengandung bahan kimia,  untuk menghindari suara yang berlebihan ditempat kerja, sebaiknya menggunakan pelindung telinga, 26  dalam mempergunakan peralatan tangan untuk melindungi dari kecelakaan antara lain: hanya peralatan dengan mempergunakan bahan perkakas dari kwalitas baik yang dipakai, memilih peralatan dengan kekerasan yang benar,  pada pengaman mesin bor ini difungsikan supaya serpihan-serpihan bram hasil sayatan tidak mengenai operator,  keselamatan kerja dalam menggunakan mesin perkakas konvensional meliputi: gunakanlah pakaian kerja, jangan memakai cincin pada jari tangan, pakailah kacamata pengaman dan penutup rambut, jepitlah benda kerja dengan kokoh, dan usahakan agar lantai selalu bersih dan benda-benda ditumpuk dengan baik untuk menghindari timbulnya kecelakaan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 1. Umpan Balik

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, periksa penguasaan pengetahuan dan keterampilan anda menggunakan daftar periksa di bawah ini: No Indikator Ya Tidak Bukti 1. Menguraikan symbol K3 berdasarkan standar 2. Mengidentifikasi peralatan K3 sesuai jenis dan fungsinya

2. Tindak Lanjut

a. Buat rencana pengembangan dan implementasi di lingkungan bengkel kerja anda. b. Gambarkan suatu situasi atau isu di dalam bengkel anda yang mungkin dapat anda ubah atau tingkatkan dengan mengimplementasikan sebuah rencana tindak lanjut. c. Apakah judul rencana tindak lanjut anda? d. Apakah manfaathasil dari rencana aksi tindak lanjut anda tersebut? e. Uraikan bagaimana rencana tindak lanjut anda memenuhi kriteria SMART spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, rentangketepatan waktu. 27 Kegiatan Pembelajaran 2 Kaidah-Kaidah K3, Kerja Bangku, Teknik Sambung, dan Tata Kelola Bengkel

A. Tujuan

Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat mengevaluasi kaidah-kaidah K3, kerja bangku, teknik sambung, dan tata kelola bengkel sesuai standar dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat: 1. memeriksa kaidah-kaidah K3 sesuai standar, 2. memeriksa kaidah-kaidah teknik sambung sesuai standar, 3. memeriksa kaidah-kaidah tata kelola bengkel sesuai standar.

C. Uraian Materi 1. Kaidah-Kaidah K3

a. Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia Keselamatan dan kesehatan kerja K3 merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja zero accident . Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya cost perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.