Strategi komunikasi kelompok calon legislatif pemula dari partai PPP

17 madani yang adil, makmur, sejahtera lahir batin, dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di bawah rida Allah Subhanahu Wata’ala.”

2.1.2. Visi PPP

Visi PPP adalah “Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia HAM, serta menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman”. 2.1.3. Misi PPP Khidmat Perjuangan PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan ukhuwah Islamiyah persaudaraan sesama muslim. Dengan demikian PPP mencegah berkembangnya faham-faham atheisme, komunismemarxismeleninisme, serta sekularisme, dan pendangkalan agama dalam kehidupan bangsa Indonesia.

2.2. Strategi komunikasi kelompok calon legislatif pemula dari partai PPP

dalam memenangkan pemilihan. Untuk mempengaruhi khalayak, salah satu strategi kampanye yang dilakukan oleh caleg dari Partai Persatuan Pembangunan PPP, adalah menggunakan strategi komunikasi kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut Deddy 18 Mulyana, 2005. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Sebelum melakukan komunikasi kelompok, para caleg PPP ini melakukan penentuan kelompok dengan cara “kedekatan”. Salah satu Caleg, Bapak Zaki menyatakan bahwa dalam menentukan kelompok “Intinya yang terdekat yang dijadikan prioritas, orang-orang terdekat yang dijadikan prioritas” Wawancara dengan Bapak Zaki, 13 April 2014. Jadi kelompok yang menjadi sasaran adalah keluarga, teman dan lingkungan tempat tinggal caleg. Tidak jauh berbeda dengan Bapak Zak, caleg lainnya juga mengatakan bahwa dalam penentuan kelompok sudah dilakukan sejak awal, dimana penentuan dimulai dari lingkungan terdekat terlebih dahulu, diawali dari keluarga, saudara-saudara, teman sekolah, teman kerja dan komunitas, karena dianggap lebih mudah untuk dihubungi baik oleh telepon atau pun melalui media social. Sedangkan caleg lain, sedikit berbeda dalam penentuan kelompoknya, meskipun sama-sama berangkat dari kedekatan. Penentuan kelompok dilakukan dengan cara penelusuran alumni-alumni tempat Caleg meniti ilmu di pesantren, dan juga tokoh-tokoh masyarakat yang paling sering bersentuhan dengan masyarakat umum, namun juga memiliki hubungan dengan pesantren. Pesantren memang dijadikan acuan dalam menentukan kelompok sasaran, karena di wilayah Caleg ini pesantren memiliki peranan penting bagi masyarakat termasuk petani. Oleh karena itu kelompok masyarakat ditentukan dari kedekatan pesantren. 19 Prinsip kedekatan dianggap efektif karena caleg bisa langsung mengarah pada kelompok yang dianggap potensial menjadi pemilih pada saat pemilu. Salah satu caleg mengatakan bahwa dengan memilih kedekatan maka tidak adakan ada suara yang terbuang sia-sia karena kelompok lebih mudah untuk didekati dan diberikan sosialisasi mengenai caleg, baik dari profilnya maupun program-programnya . Tujuan dari penentuan kelompok tentu saja untuk mempermudah para caleg memenuhi tujuan yang diinginkan, di pilih orang-orang yang dianggap dekat tentu saja juga dengan harapan bahwa orang-orang tersebut bisa mempengaruhi anggota kelompok yang lain sehingga bisa mendukung pencalonan Caleg menuju kursi DPR RI. Namun tentu saja ketika kelompok sudah ditentukan, maka para caleg ini harus menentukan bentuk komunikasi kelompok yang sesuai dengan karakteristik kelompok ataupun sesuai dengan budaya di daerah sasaran kelompok pemilih. Beberapa caleg melakukan komunikasi kelompok dengan cara silaturahmi sekaligus sosialisasi, “kebanyakan dilakukan secara langsung tatap muka dengan cara silaturahim dan sosialisasi” Wawancara, 13 April 2014. Sedangkan caleg lain melakukan bentuk komunikasi kelompok yang bersifat kekeluargaan, dengan bekomunikasi melalui tokoh masyarakat atau pun langsung mengimbangi rumah-rumah warga, tidak mengumpulkan massa dalam jumlah yang besar. Tokoh masyarakat sebagai opinion leader dalam masyarakat, dianggap efektif karena tokoh masyarakat bisa mempengaruhi warga secara langsung. peranan tokoh masyarakat baik formal maupun non-formal sangat penting terutama dalam mempengaruhi, memberi contoh, dan menggerakkan keterlibatan seluruh warga masyarakat di lingkungannya guna mendukung keberhasilan program. Apalagi di 20 masyarakat pedesaan, peran tersebut menjadi faktor determinan karena kedudukan para tokoh masyarakat masih sangat kuat pengaruhnya, bahkan sering menjadi tokoh panutan dalam segala kegiatan hidup sehari-hari warga masyarakat. Persepsi warga masyarakat terhadap program tertentu merupakan landasan atau dasar utama bagi timbulnya kesediaan untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam setiap kegiatan program tersebut. Lestari, dkk. 2007 : 2 Sementara caleg lain memanfaatkan kegiatan atau moment yang berkaitan dengan acara-acara reuni sehingga di harapkan dengan bentuk komunikasi kelompok melalui kegiatan alumni ini bisa membantu caleg supaya dikenalkan pada lingkungan teman-teman yang lain, di luar lingkungan dirinya. Diharapkan teman atau kerabat yang dekat dan mengenai dirinya menjadi agen sosialisaisi efektif untuk mengenalkan dan mensosialisasikan dirinya di masyarakat. Selain itu bentuk komunikasi kelompok diselenggarakan dalam bentuk pertemuan arisan atau pun komunitas melalui pelantara orang yang dikenal.“Biasanya kalo ada arisan atau pertemuan komunitas dan ada temen yang kenal ya saya diajak untuk ikut, nanti kan dikenalin jadi bisa menjadi ajang untuk memperkenalkan diri juga” Wawancara, 3 April 2014 Bentuk-bentuk komunikasi lain sebetulnya sudah dirancang oleh tim sukses dari partai, dimana para caleg diharuskan memberikan ceramah, pencerahan dalam bentuk diskusi di berbagai wilayah sesuai dengan daerah pemilihannya masing- masing, Para caleg ini ada kalanya di tandem-kan dengan caleg-caleg yang lain namun dalam naungan partai yang sama. Ini dikarenakan batas waktu kampanye yang sangat terbatas, sehingga diharapkan dengan system tandem seperti ini akan lebih mempersingkat waktu dan efektif. Selain itu tim sebetulnya sudah membuat kelompok-kelompok sendiri dari tiap-tiap daerah, muali dari pembentukan kelompok 21 setingkat desa, RW bahkan sampai RT, namun tingkat koordinasi dan ke-solid-an tim minim sehingga pembentukan kelompok ini dianggap kuarng efektif dalam mengenalkan para caleg. Sehingga akhirnya caleg membentuk sendiri kelompoknya dengan pendekatan yang berbeda-beda. Wawancara dengan Tim Sukses, 23 April 2014.

2.3. Strategi komunikasi antar pribadi calon legislatif pemula dari partai PPP

Dokumen yang terkait

Strategi Kampanye Humas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dalam Meningkatkan Citra Partai Menjelang Pemilu 2014

2 29 122

Marketing politik calon anggota DPR RI Ledia Hanifa Amaliah dalam pemilihan anggota DPR RI periode 2014-2019

1 15 154

Sikap Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Suksesi Kepemimpinan Negara Pada Pemilu 2014

0 5 0

Pragmatisme partai islam : studi tentang perekrutan calon legislatif artis oleh Partai Persatuan Pembangunan

2 7 99

Strategi Kampanye Pemilihan Komunitas 81 Dalam Memenangkan Calon Legislatif DPR (Studi Kasus Mengenai Strategi Komunitas 81 Dalam Memenangkan Calon Legislatif DPR Dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Rian Firmansyah di Daerah Pemilihan Jawa Barat II

0 3 1

STRATEGI CALON LEGISLATIF PEREMPUAN UNTUK DPRD PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMENANGAN PEMILU 2014 STUDI PADA PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDI-P) DAN PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP)

0 19 84

Pandangan dan Strategi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mengenai Calon Legislatif Perempuan Kabupaten Bekasi Periode 2009-2014

0 8 73

PETA POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 1999 DI JAWA BARAT.

0 3 46

HUBUNGAN STRATEGI POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) DENGAN HASIL PEROLEHAN SUARA PPP DALAM PEMILU LEGISLATIF 2009 DI KOTA PARIAMAN.

0 0 6

ANALISIS KOMPARATIF MARKETING POLITIK ANTARA PARTAI GERINDRA DAN PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) (STUDI PADA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009)

0 0 151